"Eh Ara sayang, udah sembuh lo?" seru Raisha.
Laura hanya tersenyum.
"Hay Ra," sapa Rama juga.
Lagi-lagi Laura hanya tersenyum.
"Maaf ya, kemarin gue gak bisa jenguk lo. Karena ada urusan keluarga," ucap Raisha lesu.
"Iya santai aja,"
"Hay Ra," sapa Verrel yang baru datang.
"Hay Ver." seru Laura semangat.
"Hay Ara," ucap Sherly yang berada di belakang Verrel.
Seketika Laura terdiam.
"Ver ayok ke kantin, aku laper." rengek Sherly.
Laura memutar bola matanya malas karena melihat tingkah manja Sherly.
"Ya udah yuk, lo juga ikut yuk Ra." ajak Verrel.
"Ngapain gue ikut, nanti yang ada gue jadi nyamuk. Gak usah deh, gue disini aja." ucap Laura fake smile.
"Udah gak usah ngebantah, gue tau lo pasti belum sarapan kan?"
"Tapi--"
"Udah ayuk."
'Awas aja lo, gue gak bakal biarin lo ngehancurin rencana gue!' batin Sherly.
🌹🌹🌹
"Lo mau makan apa Ra? Gue yang bayarin deh,"
"Oh, jadi Laura aja nih yang ditawarin?" sindir Sherly.
"Eh? Kamu juga kok, kamu mau makan apa?" tanya Verrel sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Aku mau burger,"
"Kalo lo?" tanya Verrel menoleh ke arah Laura.
"Nasi goreng aja," ucap Laura singkat.
"Oke, btw muka lo pucet Ra. Jangan bilang lo maksain sekolah? Kan udah gue bilang, kalo lo belum sembuh, jangan dipaksain." ucap Verrel khawatir.
"Gue gak papa kok Ver, cuma pusing dikit aja." ucap Laura lemas.
"Ya udah, kita ke UKS aja yuk." ajak Verrel.
"Gak usah, gue beneran gak papa kok." ucap Laura fake smile.
"Ya udah sih Ver, kalo dia gak mau jangan dipaksa. Dasar gak tau diri banget," cibir Sherly memutar bola matanya malas.
'Sabar Ra, sabar.' batin Laura menahan emosinya.
"Kamu gak boleh bicara seperti itu, bagaimana juga dia sahabat aku." ucap Verrel meninggikan nada suaranya.
"Jadi kamu lebih belain dia dari pada aku? Iya?" tanya Sherly menyipitkan matanya seraya menyelidik.
"Bukan gitu maksud aku," ucap Verrel mencoba tuk sabar.
Sherly pun berdiri dan ingin pergi namun tanganya dicekal oleh Verrel.
"Bukan gitu Sher, Ara kan lagi sakit. Kamu harusnya ngertiin dong," ucap Verrel lembut.
"Terserah kamu," ucap Sherly menepis tangan Verrel dengan melangkahkan kakinya keluar dari kantin.
Verrel bingung. Di satu sisi ia ingin mengejar Sherly, namun di sisi lain ia juga khawatir sama Laura.
"Udah sana susulin, gue gak papa kok." ucap Laura tersenyum lesu.
"Tapi Ra, gue gak bisa ninggalin lo dalam keadaan seperti ini. Urusan Sherly nanti aja, biar nanti gue yang jelasin semuanya ke Sherly. Ya udah yuk, gue anter ke UKS." ajak Verrel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Bintang Jatuh
Teen Fiction[ TAMAT ] Aku berharap suatu saat nanti kamu akan membalas perasaanku. Menunggumu sama halnya dengan menunggu bintang jatuh. Bisa terjadi ataupun tidak sama sekali.