"Tuhan tau, mana yang terbaik untuk kita."
.
.
.
."Hay Ra,"
"Astagfirullah, kalian ngagetin aja." kesal Laura.
"Assalamualaikum tante," ucap Mereka kompak dengan mencium punggung tangan Sinta.
"Waalaikumsalam,"
"Kalian udah pulang sekolah?"
"Udah lah. Kalo belum, ngapain kita ada di sini Ara ku sayang." ucap Raisha memutar bola matanya malas.
Laura hanya memamerkan deretan giginya.
"Tan, aku boleh ngajak Ara jalan- jalan?"
"Kemana?"
"Paling cuma keliling taman," ucap Verrel.
"Kok nanya tante? Bilang ke orangnya langsung dong," goda Sinta menoleh ke arah Laura.
"Pasti mau dong, iya kan?" tanya Verrel dengan nada sombong.
Laura mengangguk pelan.
"Oh iya, kalian mau ikut?"
"Ogah, nanti yang ada kita jadi nyamuknya kalian."
"Ya udah, kalo gak mau ikut mah." ucap Verrel mengedikkan bahunya tidak peduli. "Tan, aku sama Ara pergi dulu ya."
"Hati- hati, jangan lupa jagain Ara."
"Pasti tan,"
Verrel membantu Laura untuk menaiki kursi rodanya.
🌹🌹🌹
Setelah berjalan keliling taman, mereka pun istirahat sebentar di sebuah kursi dekat pohon besar.
'Gimana perasaannya Verrel ya, kalo tau gue punya penyakit Leukimia?' batin Laura.
"Hey," panggil Verrel lembut membuyarkan lamunannya.
"Eh? Iya?" ucap Laura menoleh.
"Kamu baik- baik aja kan?"
"I-iya, aku baik- baik aja kok." gugup Laura dengan fake smile.
"Kalau kamu ada masalah, cerita aja sama aku." ucap Verrel mengusap lembut rambutnya.
Laura hanya tersenyum.
Verrel memetik bunga yang ada di sampingnya, lalu berjongkok di hadapannya dengan meletakan bunganya di sela telinga Laura.
"Cantik," ucap Verrel lembut.
Blush.
Pipi Laura bersemu merah.
"Pacarnya siapa sih?" goda Verrel.
"Tebak siapa hayo," goda Laura balik.
"Pasti pacar kamu ganteng, iya kan?" goda Verrel dengan nada sombongnya.
"Jelek tau," canda Laura.
"Kalau jelek, kenapa kamu mau sama dia?"
"Karena aku mencintai dia apa adanya, bukan ada apanya." ucap Laura tulus.
"Jadi makin sayang," ucap Verrel memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Bintang Jatuh
Teen Fiction[ TAMAT ] Aku berharap suatu saat nanti kamu akan membalas perasaanku. Menunggumu sama halnya dengan menunggu bintang jatuh. Bisa terjadi ataupun tidak sama sekali.