"Bangun sayang,"
"Iya bentar mah, Ara masih ngantuk." ucap Laura masih memejamkan matanya.
"Mamah? Ini aku Verrel, bukan mamah kamu." ucap Verrel terkekeh dengan menggelengkan kepalanya.
Laura pun membuka matanya dan terkejut melihat Verrel yg sudah ada di hadapannya.
"Verrel?" ucap Laura terkejut.
'Kenapa harus nemuin nya sekarang sih? Udah tau gue baru bangun, pasti keadaan gue lagi jelek banget!' batin Laura.
"Iya ini aku, dari tadi aku nunggu kamu di bawah, tapi kamunya gak turun juga. Ya udah aku samperin aja ke sini," ucap Verrel mengedikkan bahunya.
"Kenapa gak dibangunin sih?" gerutu Laura mengerucutkan bibirnya.
"Aku gak tega, habisnya kamu pules banget tidurnya. Lagi mimpiin aku ya? Jadi gak mau bangun?" goda Verrel menoel pipinya.
"Percaya diri banget ya kamu," ucap Laura mencubit perut Verrel pelan.
"Aw, sakit tau." ringis Verrel.
"Habisnya sih kamu nyebelin." gerutu Laura.
"Iya deh aku minta maaf. Udah sana mandi, aku tunggu di bawah." ucap Verrel mencubit kedua pipinya gemas dan langsung berlari keluar.
"Verrel..." teriak Laura sebal.
Verrel hanya terkekeh dari luar.
🌹🌹🌹
"Mamah kemana Ver?" tanya Laura sambil turun dari anak tangga.
"Tadi katanya sih mau pergi arisan."
"Dasar ema-ema rempong" ucap Laura terkekeh.
"Makan dulu yuk, aku suapin."
"Tumben peka," sindir Laura.
"Iya dong,"
"Tapi dulu kamu gak pernah peka tuh, malah lebih pekaan ke dia dari pada aku."
Verrel meletakan sendoknya kembali.
"Bisa gak sih kamu gak usah ngebahas dia lagi? Semua itu hanya masa lalu!" ucap Verrel meninggikan suaranya.
Laura yang mendengar bentakan Verrel, nyalinya langsung menciut dan hanya bisa menunduk.
"Kok kamu malah bentak aku sih?"
"Lagian kamu itu selalu ngebahas masa lalu, aku tuh udah gak mau dengar nama penghianat itu lagi. Kamu jangan nyebut nama dia lagi, aku gak suka!"
"I-iya aku minta maaf,"
Air mata pun lolos dari mata Laura. Verrel pun langsung membawa Laura ke dekapannya.
"Hey, jangan menangis. Aku gak mau ada nama dia di kehidupan kita, aku gak mau ingat semua kejadian di masa lalu lagi."
Laura hanya mengangguk dan langsung melepas pelukannya.
"Maaf,"
"Kamu gak salah, yang seharusnya minta maaf itu aku. Maaf, karena udah membentak kamu." ucap Verrel lembut lalu mengangkat dagu Laura untuk menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Bintang Jatuh
Teen Fiction[ TAMAT ] Aku berharap suatu saat nanti kamu akan membalas perasaanku. Menunggumu sama halnya dengan menunggu bintang jatuh. Bisa terjadi ataupun tidak sama sekali.