"Ver, aku takut."
Verrel mengusap lembut rambut Laura.
"Kamu gak boleh takut. Kamu harus semangat, aku yakin kamu bisa menjalankan operasinya dengan lancar."
"Aku boleh peluk kamu sebentar?"
Verrel tersenyum, lalu menarik Laura ke dalam pelukannya.
"Peluk aja, masa harus izin segala." ucap Verrel terkekeh melihat tingkah gadisnya yang menggemaskan.
"Makasih sudah mau menemaniku selama ini, intinya makasih untuk semuanya."
"Permisi, operasi harus segera dilaksanakan."
Laura melepaskan pelukannya dan mengangguk pelan.
"Semangat! Aku yakin kamu pasti kuat!"
Laura mengangguk lemah lalu menyodorkan sepucuk surat. "Baca ya nanti,"
"Apa ini?"
Laura tersenyum lemah. "Baca aja,"
Verrel hanya mengangguk paham.
"Semangat Ara," sorak Raisha.
"Semangat Ra," sorak Rama.
"Anak mamah pasti bisa melewatinya,"
Laura hanya tersenyum tipis dengan menghapus air matanya, lalu ia pun berjalan menuju ruangannya untuk melakukan operasinya.
"Aku yakin, kamu pasti kuat." gumam Verrel.
"Yang harus lo lakuin sekarang cuma berdoa aja. Semoga Ara bisa menjalankan operasinya dengan lancar."
"Amin," ucap mereka semua serempak.
🌹🌹🌹
To:Verrel💖
Hy verrel:*
Aku bahagia sekali,akhirnya kamu bisa membalas perasaan aku. Akhirnya cintaku tak bertepuk sebelah tangan lagi:)
Maafin aku klo aku ada salah selama ini, maafin aku jga blom bisa menjadi cewek idaman yg kamu inginkan, dan maafin aku udah ngerepotin kamu selama ini.
Makasih udh mau menjadi pendamping dihidup aku:')♡
Aku gatau setelah operasi, apakah aku bisa memelukmu kembali atau tidak. Kalo misalnya aku sudah tidak bisa memelukmu lagi, itu tandanya aku gak pantes buat kamu Ver:")
Aku ikhlas jika kamu mencari cewek lain di luar sana, yang lebih sempurna dari pada aku yang berpenyakitan ini.
Makasih udh membuat sisa hidupku bahagia, makasih juga udah mau menerima aku dihidup kmu♡
Terima kasih untuk segalanya♡
I LOVE YOU.
Aku mohon kamu jangan pernah nangisin aku, klo aku udah gak ada disamping kmu lagi:D
Please don't forget to me, because I always miss u so bad:"
From: AraaMu:p
Tangis Verrel pun pecah setelah membaca surat itu.
"I love you too," gumam Verrel pelan. "Aku tau kamu pasti kuat, jangan tinggalkan aku."
🌹🌹🌹
"Gimana keadaan anak saya dok?"
"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi operasinya gagal. Kami tidak bisa menolong nyawa anak ibu, kami minta maaf."
"Anda pasti bercanda kan? Jangan bercanda!" kesal Verrel. "Pacar saya kuat dok, asalkan dokter tau! Pacar saya itu gak mungkin tega ninggalin saya!" bentak Verrel dengan mengguncangkan tubuh dokter tersebut.
Dokter hanya menunduk lemah."Ara, hiks."
Verrel menoleh ke arah Sinta.
"Kamu harus menerima semua ini."
"Tante tau kan kalau Ara itu kuat? Dia bukan orang yang lemah!"
"Tapi kalo Allah sudah berkehendak, gak ada yang bisa mengubahnya. Kamu harus menerima kenyataan ini." Sinta mengusap punggung Verrel.
"Tapi tan, aku sayang banget sama Ara."
Verrel langsung berlari keluar dari rumah sakit.
"Ver!" teriak Rama ingin mengejarnya, namun tangannya dicekal oleh Sinta.
"Udah nak Rama biarin dia sendiri dulu, mungkin dia mau menenangkan dirinya."
"Tapi tan, ini sudah malam. Dia mau kemana coba?" ucap Rama khawatir.
"Biarkan saja, kasih waktu dia untuk sendiri." ucap Raisha ikut nimbrung.
Rama hanya mengangguk pasrah.
JANGAN LUPA VOTE AND COMENT❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Bintang Jatuh
Teen Fiction[ TAMAT ] Aku berharap suatu saat nanti kamu akan membalas perasaanku. Menunggumu sama halnya dengan menunggu bintang jatuh. Bisa terjadi ataupun tidak sama sekali.