OSA - 14 [Makam]

99 31 7
                                    

•:Part 14:•

💌💌 Origami Surat Angsa 💌💌

•:BAB:•

💌💌 Makam 💌💌

💌💌 Makam 💌💌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✉✉✉

Rani turun dari motor ninja putih milik Eric dengan sedikit rasa tidak percaya. Perlahan ia melepas kaitan helm dan memberikannya pada Eric.

"Makasih kak."

"Hm." Eric lalu menatap rumah besar dihadapannya. "Rumah donatur memang besar ya," kagum Eric yang membuat Rani terkekeh.

"Mau mampir?" Tanya Rani.

"Enggak deh, Rumah Lo rame gitu. Kapan-kapan. Gue cabut dulu." Pamit Eric yang dijawab anggukan oleh Rani.

Ketika motor Eric melesat pergi hingga tak terlihat lagi, Rani langsung jingkrak-jingkrak di depan gerbang, dia tertawa dan memukul pelan wajahnya berulang-ulang. Bahkan ia tidak menyadari terdapat Bimo yang sedang menata tikar di teras, Bimo sedikit terkejut ketika melihat kedatangan Rani dengan Eric. Dan kini ia malah menyaksikan drama alay yang dibuat Rani.

Bimo membuka gerbang sontak membuat Rani berhenti dari kegiatannya tadi dan langsung menatap datar Bimo.

"Cepetan mandi, Om Ardi ngajak Lo kemakam." Suruh Bimo akhirnya yang membuat Rani mengangguk.

"Hehehe iya," Jawaban Rani dengan nada manis lalu melangkah masuk sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Bimo kecewa dengan Rani, tadi ia berkata ingin menenangkan diri sebelum ziarah. Dan ingin ditinggal pulang Bimo duluan, ternyata ia malah  berdua-duaan dengan Eric.

Bisa apa gue? Gue cuma temen!

✉✉✉

Disinilah Rani dan Ardi berada sekarang, di hamparan gundukan tanah yang sepi. Ditemani sopir yang mengekori dan memayungi mereka membuat keduanya tak terlalu tersengat panas disore hari. Rani dan Ardi kompak memakai pakaian putih dengan kacamata hitam menempel diatas matanya, Rani juga mengenakan hijab yang sangat anggun, membuatnya terlihat dewasa.

Rani masih berdiri ketika Ardi sudah berjongkok di depan nisan. Ardi meletakan buket bunga anggrek lalu mengusap nisannya.

"Papa gak mau mimpin doa?" Tanya Rani tanpa memalingkan wajahnya dari nisan.

"Doa?" Ulang Ardi. "Kita doa sendiri-sendiri dulu ayo, Berdoa dimulai." Perintahnya yang membuat Rani ingin marah, namun ia tidak akan mampu. Makam ibunya kini berada di hadapannya.

Cukup lama mereka diam tanpa bicara disana membuat Ardi berdiri. "Papa kemobil dulu aja, Rani cuma sebentar." Mengerti permintaan putrinya Ardi langsung melangkah pergi dengan sopir di belakangnya.

Origami Surat AngsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang