OSA - 28 [Tampar Salsa]

95 25 4
                                    

•:Part 28:•

💌💌Origami Surat Angsa💌💌

•:BAB:•

💌💌Tampar Salsa💌💌

💌💌Tampar Salsa💌💌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


✉✉✉


Rani dan Lintang kini berada di kantin setelah bel istirahat berbunyi. Rani hanya mengaduk es tehnya menggunakan sedotan tanpa minat meminum ataupun apa. Melamun adalah keseharian Rani tentang surat serta email yang menghampiri. Bahkan suasana kantin yang ramai saja tidak membuyarkan lamunan Rani. Lintang sendiri sibuk dengan Sinau yang ia pesan dengan sekali-kali meniup karena masih panas.

Merasa sadar Rani yang memiliki tatapan kosong membuat Lintang menatapnya aneh. "Lo kenapa jadi ngelamun gitu?". Rani tersadar. Dengan cepat menggeleng, lalu menyeruput es tehnya hingga habis.

Dari arah belakang, Diki datang dengan membawa semangkok bakso lengkap dengan minumnya. Dengan percaya diri langsung ikut duduk bergabung bersama Rani dan Lintang.

"Babang tampan duduk disini ya," izin Diki yang terdengar memberi tahu dan langsung memakan bawaannya sebelum dijawab kedua temannya.

"Dasar babi onta Lo! Dateng dateng makan sendiri!" Umpat Lintang ketika tanpa dosa melihat Diki yang makan dengan lahapnya.

"Eh linthang babhi ya babhi buhan ontha.." Balas Diki disela mengunyahnya.

"Dasar jorok. Ludah lo muncrat!" Teriak Lintang dengan mengelapkan tangannya pada bahu Diki.

"Salah sendiri orang makan lo ganggu Lin." Ucap Rani dengan menggelengkan kepalanya.

"Kok lo bela dia sih?!" Balas Lintang dengan menunjuk Diki dan mencibikan bibirnya.

"Cerewet banget sih lo Lin. Belum dikasih jatah?" Tuding Diki setelah meminum es miliknya.

"Ihhh Diki nyebelin! Gue cabut duluan." pamit Lintang yang langsung meninggalkan keduanya.

Selepas Lintang pergi, Rani menatap Diki yang sedang minum. Dengan tenang Rani berdehem dan membuat Diki menatapnya bingung. "Kenapa?"

"Eh? Enggak kok hehehe," balas Rani lalu mengalihkan perhatian. "Btw. Diki sekarang udah gak begitu alay, ya?" Tanya Rani hati-hati.

"Hahaha lo kira gue beneran cucok? Gue gitu kalo ada temen-temen aja kali!" Terang Diki yang disambut anggukan oleh Rani.

"Jadi lo normal 'kan?" Ulang Rani.

"Ahhh yayang Rani. Jelas normal dong. Kan babang tampan ini suka dedek Rani." Balas Diki dengan mengedipkan satu matanya membuat Rani bergidik ngeri.

"Hadeh kumat lagi, maksud gue itu lo gaada suka cewek beneran gitu?"

"Ada. Banyak lagi. Eh tapi kenapa lo nanya gitu sama gue? Jangan bilang lo mulai suka gue beneran?"

Origami Surat AngsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang