OSA - 22 [Kepikiran]

92 24 3
                                    

•:Part 22:•

💌💌Origami Surat Angsa💌💌

•:BAB:•

💌💌Kepikiran💌💌

💌💌Kepikiran💌💌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✉✉✉

Keadaan SMA Semesta sore hari sudah cukup sepi. Beberapa dari siswanya memilih untuk segera pulang karena seharian telah duduk menatap papan tulis yang pastinya sudah membosankan. Namun beberapa yang lainnya memilih melanjutkan belajar dengan les, baik les private ataupun datang ke tempat.

Tak jauh dari siswa pandai yang rajin pasti akan ada siswa brandal yang pemalas, mereka memilih nongkrong bersama teman hanya sekedar untuk merokok. Menurut mereka sehari tidak merokok pahit dimulutnya tidak akan hilang. Terkadang alasan klise seperti itu yang sering mereka utarakan.

Berbeda dengan Rani, jika biasanya ia akan langsung pulang atau sekedar nongkrong di kedai es krim bersama Bimo. Kini ia hanya menunggu Bimo yang tiba-tiba harus rapat dengan anggota teater.

Rani duduk dipinggir lapangan, berteduh di bawah pohon yang rindang. Pandangannya tertuju pada tengah lapangan yang terdapat beberapa siswa baru keluar dari kelas untuk segera pergi pulang. Fikirannya terarah pada ucapan Lintang malam kemarin. Mendadak Rani merinding bagai mana bisa seseorang mengaguminya. Membayangkan saja Rani jijik setengah geli.

Rani perlu melakukan sesuatu agar ia dapat mengetahui siapa pengirim surat tersebut. Satu-satunya yang terlintas di fikirannya hanyalah membalas surat tersebut. Terdapat rasa malu dan tidak percaya diri menghampiri Rani. Jelas ini bukan sifat Rani.

Rani menggeleng cepat dan menakup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Membuat rambut yang ia gerai menari ke kiri dan kanan mengikuti gelengan kepalanya.

"Kenapa lo?" Tanya Bimo yang tiba-tiba datang tentu saja membuat Rani terkejut.

Dengan cepat Rani menggeleng lalu berdiri. "Ayok pulang.. ."

"Lo gak ketempelan penunggu pohon duku ini 'kan?" Bimo memasang wajah takut-takut.

"Iya gue ketempelan dan saat ini pengen nyekik Lo!" Geram Rani mempelototkan kedua bola matanya dan siap untuk mencekik leher Bimo. Bimo tertawa ketika Rani mendekat Bimo malah  lari lalu keduanya pun berlari menuju parkiran.


✉✉✉

Setibanya di rumah, Bimo berpapasan dengan Mila yang sedang membaca buku di ruang tengah. Melihat Mila yang sedang serius membaca membuat Bimo melirik buku yang sedang dibacanya.

Origami Surat AngsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang