ORel 26 - Time

580 67 13
                                    

Ting tong!

Ting tong!

Ting tong!

Ini sudah kesekian kalinya suara bel terdengar di salah satu unit apartemen. Hingga si pemencet bel menyerah karena pintu yang tak kunjung dibuka oleh pemilik. Tubuh lelaki itu merosot berjongkok pasrah di depan pintu tadi.

Sekian menit termenung di sana, lelaki tadi masih saja berkutat dengan pikirannya. Bahkan suara seretan malas sepatu yang berjalan di lorong, tak ia sadari. Hingga suara itu hilang, tergantikan dengan suara tombol keamanan yang ditekan. Hal itulah yang baru menyadarkannya.

Cklek!

Pintu terbuka, namun untungnya lelaki tadi berhasil menahan tangan si pembuka pintu membuat atensi gadis itu teralihkan. Kedua pandangan mata mereka bertemu. Si gadis menatap malas cowok tadi, sementara yang ditatap menatap gadis itu penuh harap.

"Jangan hindarin gue, please," pinta Chanwoo, cowok yang hampir saja putus asa beberapa menit yang lalu.

Jihye, gadis itu menghela nafas malas. Iya. Ia masih enggan bertatap muka dengan Chanwoo saat ini. Jihye membuang nafasnya kasar dan bermaksud untuk menepis tangan Chanwoo yang memegangnya, namun gagal.

"Gue mau ngomong dan jelasin semua ke lo. Tolong jangan hindarin gue dan dengerin penjelasan gue dulu," jelas Chanwoo mengenai tujuannya kemari.

Lagi-lagi Jihye hanya menghela nafasnya, bibirnya terlalu berat untuk sekedar dibuka. Matanya menatap Chanwoo seolah berkata, 'yaudah, cepet!'

"Emm..ikut gue dulu," Chanwoo menarik tangan itu, lalu membawa tubuh itu masuk ke dalam lift.

Jihye tak memberontak, lagipula Jihye membutuhkan semua penjelasan Chanwoo.

Rupanya, Chanwoo membawa Jihye ke rooftop apartemen ini. Angin yang berhembus cukup kencang, namun mereka tetap memilih di pinggiran balkon. Yap, berbincang sembari melihat pemandangan malam Seoul pasti cukup menenangkan.

Mereka kembali beradu tatap di sana. Walau sebenarnya keduanya sama-sama gugup, namun mereka menutupi kegugupan masing-masing dengan tatapan seperti saat di depan pintu tadi.

"Karena lo gak datang ke taman tadi, jadi gue--" ucapan Chanwoo berubah kala menatap mata Jihye yang tadinya menatap malas, menjadi membulat hebat.

"Ke-kenapa?" tanyanya.

Jihye tak menjawab, namun air matanya menggenang jelas di pelupuk mata. Ah, ternyata Chanwoo mengira dirinya tak datang. Ingin sekali ia memukul tubuh Chanwoo saat itu.

Jihye menghela nafas, kali ini ia tak mampu menahan kalimat-kalimat yang ingin ia argumenkan.

"Ck. Lo tau darimana gue gak dateng? Lo cari gue di taman itu aja kagak. Lo kasih tahu tepatnya lo nunggu aja kagak. Gue jalan di taman itu kayak bocah ilang ya, tolong. Dan nyatanya apa? Dikira gue gak liat tadi ada cowok cewek pelukan di deket air mancur apa? Tau gitu mending gue di apartemen aja, istirahat," ucap Jihye panjang lebar dengan suaranya yang bergetar.

Kini giliran Chanwoo yang membulatkan matanya tak percaya. Astaga, ia membuat kesalahan lagi! Namun beruntungnya, cowok itu dapat mengendalikan emosinya.

"Maka dari itu pula, lo harus dengerin gue. Park Jihye, gue mohon," pinta Chanwoo.

Jihye memandang Chanwoo kecewa.

"Ok. Langsung aja," kata Chanwoo, "lo salah paham. Waktu itu gue gak bermaksud gantungin lo ataupun cuma baperin lo saat lo lagi patah hati. Gue benar-benar pengen perhatian lo ke gue dan lupain dia. Serius dah."

Our Relationship [Jung Chanwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang