ORel 22 - Ramyeon

642 81 33
                                    

Cklek!

"Lah lo bangunin ya?" tuduh JInhwan pada Chanwoo yang baru saja keluar dari kamar Jihye bersama sang pemilik.

"Iya tuh, kasian. Tau gitu nggak kita ijinin yak?" kata Junhoe ikut mengompori.

Chanwoo sudah memutar bola matanya malas saja ketika mendengar aksi Jinhwan dan Junhoe tadi. "Kebangun gegara kalian berisik tuh," kata Chanwoo enteng.

"Eh, iya? Maaf nih, tau sendiri kan mereka. Udah sana kalo mau tidur, balik aja," ucap Jinha menanggapi.

"Gaak kok, gue mau makan, laper," balas Jihye, lalu berlalu ke dapur.

"Dih, cewek jam segini baru makan," ejek Junhoe bercanda.

"Terserah gue lah, daripada nahan laper sampe pagi. Lagian gue juga kagak nyuruh siapa-siapa," jawab Jihye, sedikit tersulut emosi. Ya karena baru bangun tidur dan kondisi lapar, eh malah diejekin. Kan kesel juga.

"Buset dah galak bener, padahal gue juga pengen," gumam Donghyuk yang lalu didengar oleh Bobby.

Kemudian muncullah ide di kepala si gigi kelinc itu. "Enak juga tuh," gumam Bobby menanggapi ucapan Donghyuk, "JIHYE, ADIK IPARKU SAYANG, BUATIN BUAT KITA SEKALIAN YAA!"

"Gamau."

"Ayolah, Jihye kan baik. Ya kali lo makan, kita nya cuma ngeliatin," balas Bobby sok sedih.

"Terus itu semua apa?" tanya Jihye menunjuk berkantong-kantong camilan di sana.

"Yaelah, ini mah makanan ringan doang. Nih, ini nih mentahannya. Gue modal barang, lo modal usaha, adil kan," balas Bobby, lalu memberi Jihye sekantong plastik berisi ramyeon.

"Dih, gak dikasih juga gue udah nyetok di dapur. Wlee," balas Jihye, lalu melanjutkan perjalanannya ke dapur yang sempat terhenti.

Sampai dapur, Jihye mengeluarkan sebungukus ramyeon dari tempat menyimpannya. Lalu ia menyiapkan alat dan bahan, tak lupa bahan tambahan sebagai topping.

Baru saja akan mulai memasak, seseorang menghampirinya. Tidak, lebih tepatnya berjalan ke arah peralatan masak mencari sesuatu. Jihye yang menyadarinya langsung menoleh bingung.

"Ngapain tuh?" tanyanya sok dengan kedua tangan menyilang di depan dada.

"Anuu..buat masak ramyeon yang mana nih?" tanya Chanwoo, orang yang sibuk mencari panci untuk memasak ramyeon.

"Ooh..itu tuh," Jihye kemudian mengambil panci kecil, lalu memberikannya ke Chanwoo. "Nih."

"Mm..yang buat porsi besar sekalian," kata Chanwoo menolak panci kecil di hadapannya.

Jihye tersontak kaget kala mendapat ide dan memahami maksud Chanwoo di saat yang bersamaan. "Oh! Kalau gitu jadi satu aja yakan?"

Chanwoo mengangguk, sementara Jihye tiba-tiba menggelengkan kepalanya. "Eh, dua aja deh."

Lagi, Chanwoo hanya mengangguk nurut. "Yang mana aja nih jadinya?"

Jihye mengambalikan panci kecil, lalu menukarnya dengan dua panci berukuran lebih besar. Setelah diisi air, panci dipanaskan. Dan beralih ke kegiatan lain.

"Sini gue aja yang jagain airnya, lo potongin topping sama buat minuman," perintah Chanwoo.

Jihye mendecak kesal, kenapa malah ia yang disuruh-suruh? Tapi sudahlah, dari pada semakin membuang waktu.

Jihye lalu membawa beberapa bahan untuk topping yang akan dipotong. Dan mulai memotonginya satu persatu. Walau tanpa disadari air tadi sudah mendidih dan sudah mulai dimasuki mi dan bumbu.

Chanwoo melirik ke arah Jihye yang sedang kesusahan membuka bungkus sosis. Sambil berdecak kesal, ia menghampiri gadis itu.

"Lama banget sih potonginnya," protesnya.

"Ya santai dong, ck," balas Jihye ikut kesal.

"Sini," Chanwoo mengambil alih sosis terbungkus yang dipegang Jihye, lalu membukanya.

"Gini nih caranya," kata Chanwoo sambil menunjukkan pada Jihye dan menunjuk-nunjuk garis yang melintangi sosis.

"Oh gitu. Mau coba juga deh," ucap Jihye kagum, baru kali ini ia melihat tutorial yang ada faedahnya.

"Gitu aja gak bisa," ledek Chanwoo, lalu beralih lagi ke ramyeon yang tengah dimasak.

Setelah agak lama, dan tepat saat Jihye menyelesaikan pekerjaannya, Chanwoo memanggil Jihye agak keras.

"Jihye, cepet sini. Masukin topping-nya," kata Chanwoo membuat Jihye buru-buru mendekat dengan sewadah topping.

"Dah tuh, masukin," kata Chanwoo mendekte.

"Ya tau," balas Jihye, lalu memasukkan topping ke kedua panci yang sudah terisi dua porsi ramyeon siap saji.

"Buset dah pantes lama bener. Pake acara pacaran ye," ledek Bobby yang tiba-tiba memasuki dapur.

"Apaan sih? Ngapain ke sini?" kata Chanwoo agak sewot.

"Buset galak amat. Mau ambil minum ini," jawab Bobby santai.

"Tuh di sana sekalian bawain buat yang lain. Pake minum botolan aja ya, adanya itu hehe," jawab Jihye panjang lebar sambil menunjuk beberapa botol di meja makan.

"Yoi santai, yang penting gak seret," jawab Bobby sambil membawa beberapa botol-botol tadi, lalu melenggang meninggalkan dapur.

"Woy, Donghyuk! Bantuin napa, noh ambil sisanya di dapur!" perintah Bobby pada Donghyuk kemudian.

"Iyaa," jawab Donghyuk malas, lalu berdiri menuju arah dapur.

"Ya biasa aja dong, nggak usah teriak," protes Jinha pada Bobby, sementara si gigi kelinci hanya menyengir.

Sampai di dapur, Donghyuk dapat mencium aroma ramyeon yang semakin kuat. Terlihat Chanwoo dan Jihye yang akan mengangkat panci panas itu dari kompor. Chanwoo melihtmat muka Jihye yang lamat-lamat memperhatikan panci itu dengan sedikit kecapan di bibir.

"Laper banget tuh kayaknya," ledek Chanwoo diiringi kekehannya.

Jihye menyengir, "hehe, ayo. Berat nih."

Mendengar ucapan Jihye, Donghyuk mendekat dan mengambil alih panci di tangan Jihye. "Sini gue aja yang bawa, lo bawa minumannya aja."

"Wah, makasih," kata Jihye, lalu berlalu menuju meja makan.

"Santai kali, anjir. Kagak elah kalo gue tikung," kata Donghyuk yang menyadari tatapan sinis Chanwoo terhadapnya, lalu berjalan mendahului Chanwoo.

 Kagak elah kalo gue tikung," kata Donghyuk yang menyadari tatapan sinis Chanwoo terhadapnya, lalu berjalan mendahului Chanwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

a/n :

Maaf baru muncul. Maaf lahir batin, walau telat. Maaf kalo ada typo. Maaf kalau aku update ini malah menambah kesedihan, maksudku hanya menghibur dan menyelesaikan tugasku. Sekian, intinya minta maaf♡

-Ahn Sungchan

Our Relationship [Jung Chanwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang