IML5

21.1K 218 0
                                    

Aryan

Posisi kami saat ini sedang berada pinggir teras. Rambutnya menari nari akibat terpaan angin. Sedikit rambutnya menutupi wajah cantiknya. Tanganku gatal sekali untuk menyingkirkan sehelai rambut yang menutupi wajah cantiknya.

Prilis bertanya padaku."pak! Tadi yang nyium bapak siapa?". Sedikit kepo gak papa kan? Namanya juga tentang lelaki yang di idamkan. Lanjutku dalam hati.

"Menurutmu!"

"Saya tidak tahu! awalnya saya kira dia kekasih bapak! Tapi setelah melihat bapak membentaknya, dan menyeretnya keluar, saya berpikir itu mungkin selir bapak" Hanya di balas deheman.

"Itu apa pak?" Tanyanya padaku sambil menunjuk kotak putih di tanganku. Aku melihat arah yang ditunjuknya.

Prilis

Selesai makan Aryan membayar semua tagihan makanan kami. Jantungku masih berdegup kencang isi dari kotak putih itu. Dia menghampiriku dan mengulurkan tangannya tanpa berpikir lagi aku menyambut tangannya dan berjalan meninggalkan caffe itu.

Pikiranku sudah terbang entah kemana. "Apa aku jatuh cinta? Secepat ini kah?" Tanya batinku.

"Apa kau suka dengan makanannya?". Dia membuyarkan lamunanku dan aku mengganggukkan kepalaku.

Tiba tiba dia menepikan mobilnya dipinggir jalan, tangannya beralih menggenggam tanganku. Matanya menatapku dengan lekat sehingga aku gak sanggup menatapnya dan menundukkan kepalaku.
Tangan kanannya mengangkat daguku untuk menatapnya.

"Tatap aku" aku menurutinya dan melihat matanya. Jantungku berdetak dua kali lebih cepat.

"Dari pertama kali aku melihatmu, aku sudah jatuh cinta padamu. Sikapmu yang apa adanya semakin membuatku jatuh cinta". Jantungku berdegup 2 kali lebih kencang saat dia mengucapkannya.

"J..ja- di..?". Tanyaku

"Aku ingin kau menjadi kekasihku prilis!. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu". Ucapnya tegas.

Lidahku begitu keluh dan badan ini terasa begitu beku. Dia memintaku untuk menjadi pacarnya. Astaga! Aku bingung harus jawab apa! Aku juga cinta samamu tau!.

"Kau mau jadi kekasihku prilis?". Dia mengulangi pertanyaannya

"A--aaku bingung mau jawab apa pak.". Ucapku gugup.

"Kau bingung kan?" Aku mengangguk kecil

"Berarti kau harus menjadi kekasihku!". Mendengarnya langsung membuatku kaget bukan main. Aku sih seneng aja punya pacar CEO tampan lagi. Banyak uangnya bertubuh tegap,sudah mendekati sepurna dah pokoknya.

"Bagaimana kau mau kan?". Tanyanya

"I..iya"

"Iya apa? Aku gak ngerti!".

"Iya, aku mau!".

"Mau apa?"Sebel ah sama Aryan! Dia mempermainkanku seraya tersenyum geli.

"Aku mau jadi pacarmu!". Ucap ku tegas sambil menutup wajahku dengan kedua tanganku.

"Apa gak denger!. Kalau ngomong itu yang jelas dan kuat. Coba ulangi sekali lagi!". Aryan mempermainkan kkepolosanku hingga membuat ku kesal

"Aku mau jadi kekasihmu bapak tua!". Teriakku, aryan tersenyum mendengar ucapanku.

"Berhentilah memanggilku dengan sebutan bapak! Apa lagi ada embel-embel tua. aku mau kau memanggilku sayang".

"What! A..aaa..apa kau bercanda?". Keceplosan deh.

"Tidak sayang! Kenapa kau kaget seperti itu. Aku rasa itu biasa, coba katakan sayang padaku". Pinta aryan.

"S--ssayang". Mengucapkannya saja aku gagap. Mengucapkan kata sayang saja jantung seperti berlari maraton.

"Tenanglah sayang lama kelamaan kau akan terbiasa". Dia memiringkan kepalanya sambil menatap bibirku, napasnya kian memburu. Perlahan tapi pasti dia menyapu bibir ranumku dan berakhir dengan lumatan kecil.

Badanku menegang saat dia memberontak masuk ke dalam mulutku. Dia menggigit bibir bawahku dan berhasil membuatku membuka mulutku. Lidahnya mengajak lidahku untuk bermain bersamanya. Tapi apalah daya, ini ciuman pertama. Aku gak tau harus gimana, yang ku tau hanyalah tetap diam sambil menikmati permainannya.

Aryan

Walaupun dia tidak membalas ciumanku tapi aku merasa sangat puas setelah menciumnya.

Prilis mendorong dada dan melepaskan ciumanku. Aku tersenyum puas melihatnya ngos ngosan kehabisan napas.

Kami pun bergegas pergi menuju kantorku dan menjalankan aktivitas kerja kami..

Its My Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang