Pada anak kecil yang usianya dibawah 18 tahun...
Tolong jangan ikutan membaca...
Karena gak baik untuk kalian yang masih belum cukup umur...
Ini untuk 18 tahunn keatas.. tapi kalau bandal yah terserah...
Dan resikonya pada diri kalian sendiri.. jangan salahkan author....
Happy reading..Nico dan julie telah sampai ketempat tujuannya yaitu perusahaan sahabatnya. Bangunan perusahaan itu terlihat tidak asing baginya. Julie menatap bangunan itu dengan menyipitkan matanya karena silau dengan sinar matahari.
Nico yang barusan keluar dari mobil langsung menggenggam tangan julie dan membawanya masuk kedalam bangunan itu. Julie mengutarakan pandangannya ke seluruh sudut bangunan itu. Dia merasa seperti pernah mengunjungi tempat ini. Tapi kapan yah? Batinnya
"Sayang ada apa?" Tanya Nico menyadari julie yang seperti orang linglung.
"Sepertinya aku pernah ke sini honey" masih tetap menatap seluruh isi bangunan itu.
"Eummm... benarkah? Tapi kapan kau kesini sayang?"
"Entahlah aku tidak ingat. Ayo! Dimana ruangan temanmu honey" tanya julie yang mensejajarkan langkahnya pada Nico
"Di sebelah sana sayang" Nico menunjuk pintu ruangan yang memang tidak asing bagi julie.
Nico berbicara sebentar dengan sekretaris temannya, julie masih celingak celinguk mengamati yang ada disekitarnya. Julie masih penasaran dengan perusaan ini dan sepertinya dia pernah kesini. Itulah nasib Julie kharisma yang pelupa.
Tak lama kemudian Nico membawaku masuk keruangan sahabatnya lalu kami pun menghampiri sahabatnya itu yang masih berkutat dengan laptopnya. Wajah pria itu sangat tampan walau kini dia fokus pada laptopnya tapi, kelihatannya tidak asing seperti pernah berjumpa. Tetapi dimana yah.
Di arah yang bersebrangan aku melihat perempuan yang sibuk dengan berkas-berkasnya dan itu adalah "Lilis!" Teriakku sangat kuat lalu prilis dan pria yang menurutku tak asing tadi langsung melihatku sambil mengerutkan dahinya.
Sekarang aku tahu ternyata seminggu yang lalu kerja disini. "Huh, aku rugi memuja pria itu tampan, dia pernah mengusirku dan mengancamku tak boleh lagi menginjakkan kakiku ke sini. Apa mungkin dia sahabat Nico? Astaga! kalau dia sahabat Nico, matilah aku... aku pernah menghinanya. Ya ampun! Ceroboh sekali diriku.." batinku
Prilis membuyarkan lamunanku dia memelukku sangat erat lalu aku membalasnya dengan menjitak kepalanya pelan. Dia menguraikan pelukannya dan mendengus kesal sambil memanyunkan bibirnya lalu aku memeluknya lagi dia pun tertawa.
"Apa kalian saling kenal sayang?" Nico menghentikan aktivitas kami lalu aku memutarkan bola mataku.
"Ya! Dia temanku Nico. Aku membawanya dari Medan ke sini. ! Kami berdua mencari pekerjaan disini. Tapi, dia yang arogan itu mengusirku" ketusku seraya menunjuk Aryan yang sedang mematung di meja kebanggannya.
"Apa kalian saling kenal Nic" tanya Aryan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu Nico mengangguk.
Kami pun bercerita tentang asal-usul kami, Julie dan Aryan pun saling memaafkan atas tragedi beberapa hari yang lalu. Julie pun meminta penjelasan pada Prilis mengenai dirinya yang tidak pulang dan bagaimana bisa dia sudah menjalin hubungan dengan Aryan.
Setelah semuanya terungkap mereka pun saling bungkam, tidak tau apa lagi yang akan dibicarakan. Akhirnya Prilis membuka pembicaraan.
"Julie... boleh aku bertanya?". Tanyaku julie pun mengangguk lalu aku melanjutkan pertanyaan yang sudah sangat mengganjal di otakku.
" Jul"panggilku dan julie menaikkan kedua alisnya.
"Rambutmu kok acakan banget? Trus itu?" tunjukku pada leher jenjang milik Julie."itu kenapa memerah"
Julie menegang dan matanya melotot dengan pertanyaan Prilis. Kan gak lucu kalau julie bicara secara fakta kalau mereka tadi habis seks. Julie melirik Nico yang tampak cuek dan sesekali tersenyum lalu bergantian melirik Aryan yang menahan senyumnya dengan menutup mulutnya.
Julie menatap Prilis yang masih setia meminta jawaban dari pertanyaanya. "Aduh... gimana nih! Gak mungkin kan gue bilang kalau gue habis ngelakuin seks. Padahal kan gue pernah bilang sama Lilis kalau gue gak pernah melakukan seks. Aduh gimana nih?". Batin julie sambil meremas jarinya dan terlihat sangat gugup dengan tatapan tiga orang itu.
Nico yang sudah tau Julie gak bakalan mungkin bisa menjawab pertanyaan Prilis, akhirnya mengambil alih untuk menjawab. Setelah menjawabnya prilis dan julie terlonjak kaget seraya mengagakan mulutnya dan membulatkan matanya, Dengan inisiatif Aryan menutup mulut Prilisa karena saat ini Aryan berada di samping Prilis sedangkan Julie, masih setia menganga di samping Nico yang duduk bersebrangan dengan Prilis dan Aryan.
"What!apa tadi yang kau bilang" tanya Prilis masih gak percaya.
"Iya! Aku habis bercinta tadi dengan julie, lebih tepatnya lagi habis ngelakuin seks. Kenapa kamu terlibat sangat terkejut?apa kamu tidak pernah melakukan hal itu dengan Aryan? " Aduh merona deh kalu ditanya Nico kayak gitu. Ya jelas aku takut melakukan seks karena seks itu kan menyakitkan.pikirku
"Santai aja Lis, seks itu rasanya nikmat. Bahkan kau pasti bakalan ketagihan setelah ngerasain nya. Kasihan yah Aryan tidak dikasih jatah ma pacarnya" aku salah tingkah deh jadinya Nico gak ada habisnya ngegodain aku.
Aryan memelukku lalu mencium puncak kepalaku, aku masih gak percaya dengan Julie lalu sekarang mereka berciuman di depanku, Nico yang menciumi Julie mengerang sambil meremas pay*d*ra Julie. Wow! Aku terkejut lihat mereka yang beraninya mempertontonkan aksinya didepan kami. Sekarang di bagian int*ku sudah merasa panas sampai aku bingung harus bagaimana. Akhirnya aku memilih untuk pergi dari pada melihat aksi mereka, sejenak ku tatap Aryan yang tidak berkedip melihat tontonan gratis di depanku. Aku pun bingung harus apa lalu aku mengambil aba-aba untuk pergi dan tanpa sengaja aku menyentuh kemaluan aryan yang lebih tepatnya menekan karena aku ingin bangkit dari dudukku. Aryan mengerang seraya memejamkan matanya seperti menikmati sentuhanku.
"Oh.. Shit! apa yang kau lakukan" tanyanya dengan suara seraknya menahan gairah.
"Ma...maaf aku tidak sengaja" ucapku gugup dan melihat julie dan Nico yang sudah menatapku lalu menertawakanku.
____________________
Nico dan julie sudah pergi entah kemana tinggallah aku di ruangan itu. Aryan yang sedari tadi didalam toilet tidak keluar. Aku cemas dengan keadaannya saat ini segala pikiran buruk mengenai dia menyeruak di benakku. Aku mengira dia akan bunuh diri dikamar mandi karena aku tak mau bercinta dengannya. Sebenarnya aku ingin melakukannya tapi aku takut akan merasakan sakitnya.
Aku memberanikan diri berjalan menuju toilet dan terdengar suara erangan aryan didalam lalu aku mengetuk pintunya. Dia membuka pintunya dan menyuruhku masuk dengan gilanya aku pun masuk. Terlihatlah sudah aryan yang sedang bermain dengan miliknya sambil berkeringat jadi ini, yang dilakukan dia 1 jam di toilet. Pipiku memanas melihat mil*knya yang lumayan besar dan panjang sampai daerah kewanit**nku pun terasa panas saat melihatnya.
Dia menarik tanganku dan menuntunku menggenggap mil*knya yang terasa penuh di tanganku lalu memaju mundurkan tangan. Desahan demi desahan keluar dari mulutnya lalu dia menyuruhku berjongkok sambil menjilati kemaluannya. Saat cairan dari miliknya keluar di mulutku aku pun muntah mengeluarkan isi perutku. Peluh keringat membasahi sekujur badan Aryan yang mengalami orgasme didalam mulut Prilis lalu dia menarik bahu prilis untuk berdiri dan mengecup bibir manisnya yang sedikit ada cairan muntahnya tadi.
"Thanks baby.... dan maafkan aku" ucapnya sambil memelukku. Aku sangat lemas akibat muntah tadi dan disela pelukannya aku melihat miliknya yang sudah melemas atau sudah tidur lantas tanpa sadar aku tertawa melihatnya.
"Ada apa baby..." dia mengerutkan dahinya lalu aku menunjuk kemaluannya dan diapun memakai celananya untuk menutupi miliknya.
"Punyamu besar yah" ucapku tak sadar dan dia hanya tersenyum sambil membawaku keluar dari kamar mandi.
Prilisa chartiva
Aryan chelvanos
Untuk para readers...bantu votenya yah...
Agar menjadi motivasiku untuk melanjutkan ceritanya...
Aku juga butuh komen atau pendapat kalian mengenai cerita selanjutnya....
KAMU SEDANG MEMBACA
Its My Life
Romance#1 My life (22 - 07 - 2019) Khusus dewasa 21+ Judul lama ( my life) Hanya hati yang kuat, bisa menerima banyaknya luka. ~Prilisa chartiva. Kalau mau tau lebih lanjut... Langsung aja baca ceritanya. Jangan lupa vote dan coment...