IML6

20.6K 221 2
                                    

Sekarang adalah hari special bagiku. CEO yang dulu pernah mengusirku saat hari dimana aku bekerja, sekarang sudah resmi menjadi pasangan pujaanku. Rasanya itu bahagia banget!. Dapat pacar yang tinggi, tampan, six-pack, badannya atletis, kaya lagi.

Drrtt! Drrrt!
Lamunanku terhenti dengan suara getaran di ponselku. Aku melihat nama julie tertera di ponselku lalu aku melirik ke arah Aryan sekilas lalu membuka pesan julie.

Julieeng😘

" Eh curut! Lagi dimana elu? Kenapa kemarin enggak pulang! Jadi kemarin elu tidur dimana! Di rumah siapa? Udah sarapan apa belum? Jangan lupa makan obat elu! Jawab gue sekarang juga! Jangan pakek alasan gak sempat balas! Gue tau kok! sewaktu kerja boleh megang ponsel bentar! Buruan!"

Aku menggelengkan kepalaku membaca pesan dari sahabatku julie. Lalu tanpa menunggu lama aku membalas pesannya.

To: julieeng😘

"Ceritanya panjang! Tapi yang jelas, gue tidur di rumah Aryan! Sama Aryan! Gue udah makan kok jul! Obat gue udah mau habis lah!"

Setelah membalas pesan julie sahabatku tersayang aku melanjutkan tugasku lalu terhenti lagi dengan suara panggilan dari julie dan langsung saja ku jawab.

"Setan! Gila luh yah! Berapa kali gue bilang jangan terlalu dekat dengan Aryan bangsat itu! Lo gak denger! Dan elu bilang lo tidur dirumah Aryan! Parah lo begok! Sekarang kita ketemuan! Gue mau ngomong sama elo! Lo harus datang nemui gue di caffe biasa! Sekarang juga!".

" Gue lagi kerja jul.."

"Ya elo permisi lah! Bilang kalau kucing tetangga lo lupa berak! Atau sahabat lo lupa cara mengedipkan mata kek! Atau lo bilang rumah kita bergerak gitu! Susah bener sih elo Lis!"

"Yah kalau gitu alasannya mana bisa begok! Udah ah gue ijin dulu sama pak bos! " Jawabku langsung mengakhiri panggilan sepihak.

Aku berjalan ke arah arah sambil memegang ponselku. Senyuman juga tak lepas dari bibir manisku. Bahagia dong rasanya bisa memiliki seorang kekasih yang menjadi dambaan banyak wanita.

Ehemm!

Aku berdehem dan Aryan hanya melihatku singkat lalu kembali berkutat pada laptopnya.

"Eh laptop kurang ajar! Lo gak tau! Gue ini pacarnya Aryan! Lo itu gak ber hak ngerebut perhatian Aryan dari gue." Batinku sambil merengut.

Aryan melihatku merengut lalu mendesar kasar. " Ada apa?" Ketusnya.

"Idih! Kurang ajar banget sama pujaan kekasihnya! Pacaran sama gak pacaran sama aja itu mulut! Gak bisa ngomong lembut! Mama lo ngidam apa yah,..." Lamunanku terpotong karena aryan sudah berdiri di depanku. Menatap wajahku dengan intens. Hembusan nafasnya sangat terasa di keningku.

Aku tersenyum manis padanya. Ternyata dia bersikap manis juga sama pacarnya.

"Ada apa!" Ketusnya lagi. Senyumanku memudar.

Aku mendesah kasar lalu berkata bahwa aku ingin menjumpai teman satu rumahku. Aku mengatakan padanya kalau temanku butuh penjelasan karena kemarin aku tidak pulang.

Aryan mengerutkan dagunya lalu mendengus. Dia kembali duduk di kursi kesayangannya tanpa menjawab dan memberi ijin kepadaku.

"Aryan,.."

"Bisakah kau propesial sedikit saja lis?" Meleleh tungkik gue dengernya. Sok profesional.

Aku kembali ke mejaku tampa menjawab pertanyaannya.

"Bisakah kau profesional saat bekerja lis?" Tanyanya lagi yang ku jawab hanya dengan deheman.

Beberapa menit kemudian ponselku bergetar mendapat panggilan dari seseorang. Saat ku raih ponselku ternyata julie lagi yang menelpon. Langsung saja ku jawab sambil berbisik-bisik. Soalnya kan aryan nyuruh aku itu harus profesional. Aryan menangkap basah diriku yang sedang menelpon dengan gerak gerik mencurigakan.

Aryan

Aku melihat prilis berbicara lewat telpon dengan seseorang disebrang sana. Hati ini rasanya sesak melihat dia berbicara sama orang walaupun aku tidak tau orang itu pria atau wanita.

Tak lama dia mengakhiri panggilan itu dan berjalan kearahku.

"Pak! Maaf saya mengganggu, tapi saya mau minta ijin bentaaar aja!". Ucapnya mulai profesional dengan nada memohon sambil memasang puppy eyes.

"Pak....". Ucapnya sekali lagi. Aku hanya diam sambil menahan tawa.

"Ijin kemana? Kau tau kan ini jam kerja!". Ucapku dingin dengan menatapku dengan sorot mata yang tajam setajam pisau.

" Ke caffe nemuin julie"

"Kau tau ini jam kerja kan?" d
Dia mendengus kesal dan kembali lagi kemejanya dengan muka yang cemberut. Aku tidak tega melihatnya seperti itu lalu aku menghampirinya.

"Siapa yang mau kau jumpain sayang". Tanyaku lembut untuk membujuknya agar tidak marah. Huh! Tadi aku memintanya untuk profesional. Tapi lihatlah sekarang. Bahkan aku tidak bisa profesional.

"Julie".ketusnya.

"Ada apa dengan julie sayang?".

"Dia khawatir denganku, karna aku tidak pulang kemarin". Ucapnya masih dengan wajah yang cemberut. Padahal aku sudah tau karena tadi dia sendiri yang mengatakannya.

"Ok.. dimana dia sekarang?".

"Dia di TlG caffe. Ku rasa dia sudah menungguku". Dia mengerucutkan bibirnya. "Astaga! Kenapa jantungku berdebar yah?. Plis sayang jangan seperti itu! Aku jadi gak tahan ingin merasakannya". Batinku

"Ayo kita kesana, tapi ingat hanya sebentar". Dia melonjak kegirangan aku mengijininya pergi

"Tapi ada syaratnya". Dia mulai lemas mendengarkan ada syarat.

"Tenang sayang. Syaratnya aku ikut". Prilis menyetujuinya dan langsung memelukku.

"Damn! Pelukannya hangat sekali". Batinku dan membalas pelukannya. Dia berusaha melepaskan pelukanku.

"Aryan! Lepasin aku gak bisa bernapas". Ucapnya sambil mendorong dadaku pelan

Aku melonggarkan pelukanku agar dia bisa bernapas dan berkata "diamlah sayang, aku hanya ingin memelukmu sebentar lagi. Aku nyaman saat kau memelukku tadi". Ucapku jujur.

Aku bisa merasakan prilis tersenyum di dadaku dan menyembunyikan wajahnya dipelukanku.

"Aku tau pasti pipimu sedang merona saat ini". Batinku dan terus memeluknya dilengkapi dengan kecupan kecil di puncak kepalanya.
--------------------------

Bruk!

Prilis dan aryan melepaskan pelukannya saat Seseorang wanita tanpa sengaja menjatuhkan guci yang berada di dekat pintu.

"Ma-- maaf pak" ucap wanita itu ketakutan melihat wajah aryan yang terlihat marah.

"Apa kau tidak bisa mengetuk pintu dulu sebelum masuk!" Bentak aryan pada wanita itu, wanita itu menundukkan kepalanya disertai badannya yang sudah bergemetar menahan rasa takutnya.

Prilis yang kasihan akan hal itu langsung membujuk dan menenangkan kekasihnya agar tidak terlalu kasar pada wanita itu.

"Sayang, kumohon maafkanlah dia, dia tak sengaja". Ucap prilis dengan mengelus punggung kekasihnya agar emosinya meredam.

"Omg! Apa tadi gue bilang? Sayang!. Tapi gak masalah, toh dia juga sering manggil gue sayang bahkan kadang manggil gue beb". Batin prilis

Mendengar kata sayang keluar dari mulut seksi pacarnya, emosinya kini mulai bisa ia kontrol.

"Baiklah aku memaafkanmu, tapi ingat jangan ulangi ini sekali lagi, atau kau...! Akan ku pecat!" Ucap aryan menekan suaranya saat mengucapkan kata terakhirnya.

"Terima kasih pak!, saya tidak akan mengulangi ini lagi". Ucap gadis itu dan melenggang pergi meninggalkan kami.

Maaf ya kalau kurang enak...
Boleh kasih sarannya ya...
Bantu votenya dong...
Gk pp deh gue rela ngemis votenya....
Biar jadi semangat untuk ngelanjutin ceritanya....

Its My Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang