IML13

9K 123 5
                                    

"Tolong diangkat telponnya...! Toloong diangkat telponnya" suara chincan mengalihkan pandanganku ke ponselku ternyata Aryan menelponku.
Heheheheh aku memasang suara chincan untuk dering panggilanku.

Tlip

Aku mengangkat telponku"hal..."

"Jangan pulang duluan! Tunggu aku! Kita pulang bareng!" Potongnya.

"Tap.."

Tut! tut! tut!

Kurang asam! Maen tutup-tutup aja. Males ah pulang bareng sama dia Ngomongnya kasar pula tuh. Biarin aja aku kerjain kamu.

Hahahhahahhaha tawa jahat iblis di hatiku.

***************

"Tolonngg... diangkat telponnya..!
Tollongg.. di..."

Tlip. Aryan nelpon lagi.

"Iy......"

"LO DIMANA! AKU KAN DAH BILANG! TUNGGUIN AKU PULANG. KITA PULANG SAMA! SEKARANG KAU DIMANA " potongnya dengan berteriak sampai harus ku jauhkan poselku dari telingaku takut kotoran di telingaku keluar semua mendengar teriakkannya.

Mampus aku kalau Aryan sampai marah seperti ini. Astaga membayangkannya saja jantungku mau copot apalagi menyaksikannya marah! Bisa pingsan duluan aku.

"i..iy..a.. ta.. tadi gue.."

"BICARA YANG JELAS! Aku GAK TAU APA YANG KAU BILANG!".

tut!

Mampus loh aku tutp panggilannya."hiks... hiks... Aku cengeng banget sih! Masak dibentak aja sampek nangis" gumamku.

"Heh... ngapain kau nangis" tanya pria di sampingku. Karna aku mau ngerjain Aryan akhirnya gue naik bus dan disebelah aku ada cowok ganteng lagi tidur yang mukanya ditutupin buku.

"Brisik... diem aja udah" dia mengernyit aku berbahasa indonesia dan mukanya lucu banget waktu gitu.

Bodoh amat! Gue gak peduli! Sekarang Aryan bener-bener sudah berubah sejak datangnya benih PHO yaitu Christina. Yang dulunya lembut sekarang kasar, yang dulunya pengertian sekarang cuek, Yang dulunya hangat sekarang dingin bahkan aku sampai kedinginan dengan sikapnya.

Daripada mikirin Aryan mending aku tidur lagian kontrakan ku masih jauh.

************

"Permisi nona! Nona! Nona bangun! Ini sudah di terminal! Nona ingin kemana?" Tanya seseorang sepertinya dia supir bus tadi. Aku mengutarakan pandanganku lalu terlompat kaget sampai membuat supir tadi kaget melihatku.

"Eh... aku ada dimana?" Tanyaku.

"Anda ada di terminal bus! Anda ingin kemana Nona? Ada yang bisa saya bantu? Sepertinya anda ketiduran tadi"

Ini supir bus atau wartawan sih banyak bener pertanyaannya. Daripada pusing menjawabnya lebih baik gue kabur.

"Ok terimakasih. Saya harus pergi" ucapku sopan lalu melenggang pergi.

"Anda ingin kemana nona" langkahku berhenti dia bertanya seperti itu.

"Gak tau entah mau kemana. Yang penting gak liat muka kau" dia kebingungan aku berbahasa indonesia. Lalu kembali melanjutkan jalanku yang sempat terhenti.

"Nona tunggu..." panggil supir tadi

Aku sebel deh akhirnya membentaknya dengan bahasa daerahku" berisik amat sih kau..."

"Maaf noma ini ponselnya ketinggalan" anjir! Aku terdiam seribu bahasa. dan aku merasa kalau wajahku sudah merah padam sekarang. Tanpa berpikir panjang, aku mengambil ponsel dan berlari kabur.

"Aku sekarang ada dimana yah? Aduh jangan sampek tersesat deh. Jalan pulang arah mana yah? Trus naik bus apa yah? Aduhhhh prilis... Kau ceroboh banget sih..." gumamku.

"Telpon aryan ah! Ets! Aryan nya kayaknya masih marah deh samaku. Jadi aku gimana nih?"

"Ouh telpon julie! Pasti dia mau jemput aku! Tapi aku harus siapkan mental buat diceramahi satu kaset ma dia"

"Hallo.."

"........"

"Jul! Aku tidak tadi sekarang ada di mana. Aku tersesat. Please jemput aku dong. sekerang aku ada di..." kuutarakan pandanganku

"........."

"Ok"

Tak lama ada mobil hitam berhenti tepat di depanku. Mobil itu begitu familiar bagiku lalu terbukalah kaca nya menampakkan sosok orang yang ku sayang dan yang paling ku benci.

"Ayo masuk" kata orang yang gue sayang

"Tidak. Terimakasih! Aku sedang menunggu julie"

"Julie tidak bisa menjemput kau. Dia nyuruhku buat jemput wanita tersesat disini". Ucao Aryan dengan senyum jahatnya.

Setan! Dia nyindir aku? . Kurang ajar nih julie, kok dia ngasih tau aryan kalau aku disini tersesat.

"Hahahhaha.. Kamu kenapa bisa tersesar prilis? "tawa ejek dari seseorang yang ku benci.

"Suka hati aku dong! Bukan urusan kau" aku pergi meninggalkan mereka. Kurang ajar tuh Aryan pacarnya di ejek dia kok malah diem aja.

"Lis! Lilis!" Panggil aryan aku tidak mengubrisnya. Tanganku ditarik paksa kearahnya dan kepala terbentur sesuatu yang keras seperti batu. Punya dada kok kayak batu sih! Dada aku aja lembek! Bisa gak yah dada aku keras kayak dia!. Ya ampun lilis! Masih sempatnya kau berpikir seperti itu. Seru batinku.

"Kau kenapa sih lis! kenapa kau terus menghindar dari aku! Emang salah apa?"

"Nih anak bener gak tau apa salahnya. Kurang ajar!" Batinku

"Entahlah aku pun tidak tau... Hanya saja aku merasa belakangan ini kau juga menghindar dariku. Apa mungkin, semenjak kejadian seminggu yang lalu. Dan kau juga sudah berubah sama ku semenjak ada Chris di dekatmu" cerocosku panjang lebar.

"Hah! Aku gak menghindar dari mu lis! Dan aku juga gak merasa sikapku itu berubah samamu. Sikapku sama mu sama seperti dulu kok. Dan masalah Chris dia kan sebentar lagi jadi sekretarisku dan dia harus tetap berada dekat denganku"

Sekarang pun dia masih sempat membela Chris. Obat apa yang kau kasih Chris untuk Aryan. Sampai aryan berubah jadi seperti ini.
Aku pergi meninggalkan Aryan dan berlari karena aryan terus mengejarku.

Jika kalian berpikir aku kekanak-kanakan. Ya! Mungkin aku seperti itu. Dahulu aku anak semata wayang yang selalu di manja. Hingga pada saatnya ayahku menikah lagi dan semua berubah. Aku sangat terpukul oleh itu, aku juga merasa ibu tiri yang selalu membedakan aku dengan anak kandungnya. Yang membuat aku nekat pergi ke negeri orang.

Setelah merantau di Negeri orang, aku bertemu dan menjalin hubungan. Yang membuat aku haus akan perhatian yang di berikan Aryan. Aku mencintai Aryan dan aku ingin Aryan menjadi milikku seutuhnya. Hingga aku selalu berpikir pendek serta kekanak-kanakan. Ya! Itu semua aku lakukan agar Aryan terus memperhatikan aku. Dan....

Brak!

Deg! Deg!

Aku membalikkan badanku kebelakang mendapati Aryan sudah tergeletak diaspal bersimpah darah. Pengendara mobil yang menabraknya pun keluar dari mobil lalu melihat keadaan aryan.

Aku langsung berlari ke arahnya lalu meletakkan kepalanya yang bersimpah darah ke pangkuanku.

"Aryan! Hiks...hiks... maafin aku...hiks.. Aryan bangun.."
Aku menggoyang-goyangkan badan aryan lalu matanya terbuka

"Lilis... jangan pergi dariku. Aku sayang sama mu" ucapnya dengan mata yang sayup hidung dan mulut keluar darah. Pipi kiri tergores aspal lalu kaki kirinya seperti patah.

"Ayo kita bawa ke rumah sakit" ucap si penabrak lalu kami membawanya ke rumah sakit terdekat.

Segitu dulu ceritanya yah...
Aku harus kerja....
Dan gk banyak waktu buat nulis

Kasis vote dan comentnya dong...
Biar jdi motivasi untuk melanjutkan ceritanya....
Jgn mw jadi pembaca gelap...

By: khairunnisa

Its My Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang