IML18

5.2K 103 13
                                    

"Aryan!"

Mulut tak bisa berucap. Yang kini ku lakukan adalah menangisi semua kesalahanku.

"Aryan" suara lemah Prilis sangat menyakitkan bagiku. Ini semua salahku.

Aku berjalan menuju bangkar Prilis dan duduk sambil menggenggam satu tangannya."Maafkan aku Lis! Maafkan aku" tangisku pun pecah. Dia mengelus rambutku.

"Semua ini karena ku! Kau begini karena aku! Ku mohon maafkan aku" dia mengangguk dan ikut menjatuhkan air matanya.

Kucium tangannya kemudian kucium keningnya lama.

Astaga! Jantungku berdebar begitu cepat.

Padahal aku sering mencium wanita lain bahkan lebih dari kata " mencium"

Aku berdehem untuk mengurangi rasa gugupku. Perasaanku gelisah untuk mengungkapkan sesuatu pada prilis.

"Aryan! Kau kenapa? " Tanyanya yang mengetahui kegelisahanku.

Aku membuang nafas kasar sambil menarik tangan prilis lalu menggenggamnya.

" Kau kenapa aryan?" Prilis mengulangi pertanyaan yang sama.

"Prilis,..." aku menjeda ucapanku sambil melihat kebawah. Aku tak sanggup mengatakannya bila bertatapan langsung dengan prilis.

"Kandunganmu harus digugurkan" ucapku to the point. Dia sempat shock dan menatapku tak percaya.

"Hah?, apa kau bilang?"

"Dokter mengatakan, kandunganmu harus di angkat, sebelum operasi pengangkatan kanker di kepalamu". Air matanya jatuh dan tubuhnya mulai lemas.

" Apa aku tidak salah dengar Aryan?" Aku menggeleng masih tetap menatap kebawah.

"Kenapa kau melihat kebawah. Tatap aku! Cepat tatap aku!" Pintanya sedikit berteriak seraya menarik tanganku.

Aku Pun mengalihkan pandanganku lalu melihat prilis yang sudah siap untuk menangis.

Kau Bodoh aryan!

Bodoh!

Seharusnya kau membicarakannya secara perlahan lahan.

Dasar bodoh!

Lihatlah sekarang prilis! Apa kau sudah puas.

Aku terus memaki diriku sendiri.

Dia tersenyum masam." Kau tidak menginginkan bayi ini kan?" Aku menggelengkan kepalaku.

Dia menarik tangannya yang ku genggam." Aku tidak akan menggugurkan bayiku! . Hiks... aku akan memperjuangkannya hiks.. hiks.. sampai dia terlahir di dunia ini" ucapnya sambil melihat kearah jendela.

"Prilis... dengarkan aku"

"Apa yang harus ku dengar hah!. Kau ingin aku menggugurkan bayiku?" Aku menggelengkan kepalaku.

"Dengar, tadi dokter mengatakan kandunganmu harus digugurkan untuk menjalankan operasi penyakitmu. Jika kandunganmu tidak di singkirkan, itu bisa berdampak buruk untuk bayi kita nanti...." sengaja aku menjeda ucapanku untuk melihat respon darinya dan dia hanya diam mendengarkan ucapanku. "Kau pikir aku tidak menginginkannya hah, aku juga sangat menginginkannya. Bahkan aku punya mimpi akan bermain bersama anak ku nantinya"

What!

Ternyata aryan diam diam punya mimpi.

Ya iyalah bego! Semua orang pasti punya mimpi.

"Aryan.." Prilis tak sanggup melanjutkan Kata-kata nya.

"A..aku.. aku gak mau.. hiks..hiks.. aryan.. hiks.. gak mau.." ucapan prilis tidak begitu jelas karena sesenggukan.

Its My Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang