IML17

7K 124 4
                                    

Aryan chelvanos

Aku tidak percaya dengan ucapan julie kemarin. Tidak mungkin wanita setegar dan seceriah prilis mengidap penyakit kanker otak. Mungkin itu hanya akal akalan julie saja agar, aku meninggalkan Riny.

Tapi, aku juga khawatir jika yang dikatakan julie itu benar. Lalu bagaimana kondisinya saat ini. Aku ingin menemui dan memastikan keadaan prilis tapi, aku sangat pengecut untuk berhadapan langsung dengan prilis karena semua perbuatan yang telah kulakukan padanya.

Aku menelpon orang suruhanku untuk memantau keadaan prilis. Sungguh posisiku saat ini sangat sulit. Bagaimana bisa orang dimasa lalu ku datang begitu saja  dan bagaimana bisa mommy dengan mudahnya menerima Riny kembali setelah dia hamil dibuat orang.

Lalu bagaimana jika prilis hamil, apa dia akan menikah dengan orang lain yang bukan ayah dari anak yang dikandungnya. Mungkin kalian berpikir kalau aku ini egois. Bahkan sangat egois. Aku tidak akan membiarkan prilis didekati atau dimiliki pria lain.

Lamunanku terhenti karena orang yang ku sayang sekaligus ku benci menyenderkan kepalanya di bahu kananku. Jika prilis yang sepeti itu, aku akan memeluknya se-erat eratnya.

"Sayang... Bisa usapkan obat ini di wajahku.. aku tidak bisa" rengeknya sambil menyodorkan obat dalam kemasan tube.

"Aku lelah. Jangan ganggu aku. " Belakangan ini jadwal kerjaku sangat padat. Hingga membuatku sangat lelah.

"Sayang... kamu ko gitu sih. Kamu itu sudah berubah dari yang dulu. Dulu kamu itu sangat memanjakanku tapi lihatlah sekarang! Setelah kamu bertemu dengan prilis! Semua itu berubah. Bahkan sangat berubah." Ucapnya geram.

Awalnya aku tidak ingin berdebat namun, Riny sengaja memancing keributan dengan menyebut nama  Prilis. ." Kemana saja kau selama ini huh! Kenapa baru tahu sekarang kalau aku sudah berubah!." Dia menitikkan air matanya lalu menangis histeris. Aku sampai terdiam mengapa bisa ia seperti itu.

"Aryan! Riny! Ada apa ini? Apa yang kamu perbuat hingga Riny menangis seperti ini. Dia sedang hamil Aryan, kau harus memanjakannya." bentak mom

Aku memutarkan bola mataku dan melipatkan tangan didepan dadaku."mom bilang aku harus memanjakannya? Tidak! Itu tidak akan pernah terjadi! Aku hanya akan memanjakan wanita yang aku cintai saja. Yaitu Prilis!" Balasku.

"Dia sedang hamil Aryan. Bahkan  anak yang dikandungnya adalah darah daging mu! Tega sekali kau membentaknya!" Ucap mom lembut. Malas mendengar perpaduan antara suara celotehan dan tangisan aku bergegas meninggalkan mereka.

Ditengah perjalan aku tersadar dengan ucapan terakhir mom lalu membalikkan badanku menatap mereka berdua. Aku kembali berjalan menghampiri mereka berdua dan bertanya. "Apa mommy juga tau? Kalau kekasih ku juga sedang mengandung anakku. "Tanyaku lembut sambil memakai jaket. Rasanya tak ada lagi ketenangan dan kenyamanan di rumah ini. Semenjak, kedatangan Riny.

Aku mengernyit lalu menatap Riny yang diam membisu. Tidak ada tangisan lagi yang keluar dari bibir kotornya itu." Apa saja yang kau katakan pada mom hah!" Dia menundukkan kepalanya takut denganku.

"Aryan...."

Aku memberi isyarat pada mom untuk berhenti bicara.

"A..aku.. aku.."

"Katakan dengan jelas! Apa saja yang kau katakan pada mom!" Bentakku. Dia hanya diam membisu. Aku kembali menatap mom agar menceritakan semuanya dan mom menyetujuinya.

Flashback

Disaat Allyzah ibu dari Aryan sedang menonton televisi dirumah sendirian, dia dikejutkan oleh orang yang membunyikan bel rumah. Ally mematikan televisinya dan beranjak berdiri untuk membukakan pintu dan mendapatkan mantan kekasih dari Aryan sedang berdiri didepan pintu sambil menangis memegangi perut ratanya.

Its My Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang