3

60 2 0
                                    

Ini bukan tentang hantu ataupun hal-hal mistis semacamnya. Ini tentang sebuah mimpi!

Ketika aku tertidur aku mulai bermimpi. Mimpi tentang dunia dimana tidak ada orang tuaku, sahabatku, dan dunia yang kukenal ketika aku terbangun.

Aku tidak tau entah kapan mimpi ini dimulai dan kapan ini akan berakhir. Tapi, didalam mimpi itu aku bisa bertemu dengan seseorang. Seseorang yang hanya bisa kulihat dari sebuah layar, seseorang yang selama ini hanya bisa kukhayalkan. Dia disini, didalam mimpiku.

"Hei, kau sudah datang?" Ucap seseorang yang tiba-tiba menepuk pundakku dari belakang

"OH!!" Aku berbalik karena kaget, dan ternyata itu adalah Sean. Orang pertama yang kukenal ketika aku datang ke dunia ini.

"Kyyakk!! Jangan mengagetkanku, aku hampir saja menghajarmu!!" Ucapku

"Maaf, maaf! Itu karena kau hanya berdiri saja sejak tadi. Memangnya apa yang kau pikirkan?" Ucap Sean

"Ah? Itu.. bukan apa-apa. Ayo pergi! Balasku

Aku tidak tau kemana dia akan membawaku, dia hanya memintaku untuk menemaninya ke suatu tempat.

"Hei, masih jauh?" Tanyaku

"Oh, sudah dekat.. jadi orang sabar sedikit kan bisa." Jawabnya

"Kita sudah berjalan sejak tadi dan kau terus saja mengatakan itu sudah dekat, memangnya kita mau kemana?" Tanyaku lagi karena lelah berjalan.

Kami berjalan sudah satu jam lebih dan dia masih belum mengatakan kemana kami akan pergi.

"Akhirnyaaaaa...... sampai juga!!" Sean berteriak sambil berlari ke arah sebuah bukit

"Oh? Kyyyaakk.. hati-hati kau bisa terjatuh!" Ucapku sambil berjalan mengikutinya

"Bagaimana? Bukankah ini indah sekali?" Ucap Sean sambil menatap ke bawah bukit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana? Bukankah ini indah sekali?" Ucap Sean sambil menatap ke bawah bukit

"Wah!!!!" Balasku singkat

Aku benar-benar terpesona dengan apa yang kulihat. Disana, ternyata dibawah bukit itu ada hal seindah ini.

"Hei! Kau kan bisa biasa saja, tidak harus melongo begitu" ucap Sean

"Tapi, ini benar-benar luar biasa. Bagaimana bisa kau menemukan tempat seperti ini?" Balasku

"Aku juga tidak tau bagaimana aku bisa ada sampai disini hari itu, aku baru sadar telah berada disini ketika aku melihatnya" jawab Sean sambil tersenyum ke arahku

" Ishh!! Apa-apaan itu? Beruntung kau masih ingat jalan pulang." Balasku sambil memukul kepalanya dan berlari menuruni bukit

"Kyyakkk!! Awas kau" Ucap Sean sambil berlari mengerjarku

Setiap hariku di dunia ini, aku selalu bersamanya. Bagiku, di dunia yang tidak seorang pun kukenali ini, Sean seperti seorang kakak dan sahabatku. Dia selalu ada untukku.

"Hei, Bodoh!! Ayo makan" Ucap Sean

"Kyyakk.. aku tidak bodoh! Aku ini siswi nomor satu." Balasku sambil berteriak kesal

"Siswi nomor satu apanya? Kau itu bahkan tidak sekolah, bagaimana kau bisa jadi siswi nomor satu?" Ujar Sean sambil menatapku

"Ah itu? ... Aku akan jadi siswi nomor satu jika aku sekolah!" Jawabku dengan nada bercanda agar Sean tidak curiga.

Aku lupa kalau ternyata didunia ini aku tidak sekolah dan bahkan tinggal di apartemen Sean. Kami bukannya tinggal bersama, dia membiarkanku tinggal disana karena dia tinggal bersama dengan keluarganya dan apartemennya kosong.

Akhirnya kami sampai di restoran tempat kami biasa makan jika sedang malas memasak.

"Zahra!" Ucap Sean

"Hm? Wae?" Balasku

"Apa kau tidak ingin bersekolah?" Tanya Sean dengan tatapan serius

"Eh? Soal itu...?? Aku ??" Aku terus tergagap dan tidak tau apa yang harus kukatakan

"Jika kau memang mau, kenapa kau tidak mencoba mendaftar di sekolahku?" Ujarnya

"EIIHHHHH???" ucapan Sean membuatku kaget.

"Kau bilangkan kau siswi nomor satu, ayo buktikan padaku. Atau jangan-jangan kau takut?" Ujar Sean sedikit bercanda

"Hah? Takut? Memangnya siapa yang harus kutakuti, aku hanya berpikir jika harus bertemu denganmu juga disekolah, apa itu tidak akan membosankan" Balasku meladeni candaannya.

BOUKKK!!

"Kyyyakk.. kenapa kau memukulku?" Makiku padanya

"Sudahlah. Ayo pergi!" Ucapnya sambil beranjak dari tempat duduk

"Eh? Aku belum selesai makan" Jawabku sambil mengikutinya "Kita tidak bisa membiarkan makanan begitu saja" "Kata orang, jika kita membiarka  makanan, makanan itu akan menangis"

Dia hanya terus berjalan tanpa menghiraukanku yang sejak tadi mengomelinya, dia bahkan meninggalkanku ketika aku berhenti di belakangnya.

"Kyyaakkk!!!" Aku berteriak dan dia akhirnya berhenti. Dia hanya berbalik menatapku tanpa mengatakan apapun. Tanpa ku sadari aku mulai meneteskan air mata.

Melihat hal itu, dia berjalan ke arahku.

"Apa kau benar-benar selapar itu?" Ujarnya

"Eh?" Aku melongo

"Kau benar-benar menyukai makanan disana, makanya kau menangis? Benarkan?" Ujar Sean lagi

"Hmm.." Aku hanya mengangguk dan terisak

"Bodoh!" Dia memukul kepalaku lagi "Ayo pulang! Besok kita makan yang lebih enak lagi" Jawabnya sambil merangkulku

Aku menghapus air mataku dan berjalan bersamanya.


Dimata Sean, aku hanyalah gadis bodoh yang terus mengikutinya dan butuh perlindunganya.

The Secret Of DreamlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang