5

37 2 0
                                    

Hal yang membuatku ragu untuk melakukan banyak hal di dunia ini adalah karena aku takut, aku akan tenggelam di dalamnya.

* * *

"Zahra!!!!" Seseorang berteriak dari seberang jalan.

Yah, siapa lagi kalau bukan Sean. Hanya dia yang kukenal di dunia ini. Meski sudah beberapa bulan aku hidup di dunia ini, tapi aku tidak pernah berani untuk mengenal orang lain. Selain itu, Sean juga terus menyuruhku untuk berhati-hati. 

"Kyyaakk.. kenapa kau berdiri mematung begitu?" Tanya Sean yang tanpa kusadari telah ada di sampingku

"Heh? Sejak kapan kau disini??" Aku balik bertanya

"Sudahlah! Ayo pergi!" Ucap Sean

Entah bagaimana aku bisa dengan mudah mematuhi perintahnya, aku hanya melakukan apa yang dia katakan.

Sepertinya dia memang merasa bersalah sudah membuatku menangis kemarin, karena itu dia membawaku ke sebuah Cafe.

"Nah, sekarang duduklah. Ada sesuatu yang ingin kuberikan padamu" ujarnya

"Mwo? Awas kalau kau macam-macam!!" Balasku

"Kau itu terlalu banyak curiga. Sudah diam saja dulu. Oke?" Ucap Sean meyakinkan

"Oke" Jawabku

"...."

*beberapa menit kemudian*

"Kyyakk.. kenapa kau diam saja sejak tadi? Bukannya kau mau memberiku sesuatu?" Ucapanku mengacaukan lamunannya

"Ah? Tunggu sebentar, aku sedang berpikir bagaimana aku mengatakannya" Jawab Sean

"3..2..1! Oke aku pulang!" Ucapku sambil beranjak

"Baiklah, baiklah! Akan kuberikan!" Balas Sean dan mencegahku pergi "Ini!!" Sean menyodorkan sesuatu

"Apa ini?" Tanyaku dengan tatapan penuh curiga

"Sudah! Aku pergi dulu ya!" Sean pergi begitu saja dan meninggalkanku

"Kyaakkk... kau mau kemana?" Teriakku

Aku membuka bungkusan yang Sean berikan, dan ternyata...

"KYYAAAKKKK!!!" Tanpa kusadari aku berteriak dan tentu saja itu membuatku jadi pusat perhatian "Maaf! Maaf!"

"Sean?" Aku berlari ke arah Sean pergi

"SEAN!!" Ternyata dia masih di depan pintu cafe

"Kau sesenang itu?" Tanyanya

"Tentu saja" Jawabku sambil mengangguk malu

"Syukurlah! Ayo pergi!" Balasnya dan berjalan pergi

Untuk sesaat aku terdiam dan hanya memandanginya dari belakang. "Kenapa aku bisa sebahagia ini meski aku tau ini hanyalah sebuah mimpi?" Ujarku dalam hati.

Aku benar-benar senang, apa yang selama ini aku inginkan sekarang bisa terwujud. Aku bisa menemuinya.

"SEAN!!" Aku berteriak lagi

Sean berhenti lalu berbalik, aku berlari dan  memeluknya

Sean berhenti lalu berbalik, aku berlari dan  memeluknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Secret Of DreamlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang