25 (Final)

21 1 3
                                    

Terdengar suara tangisan dari dalan kamar seorang pasien.

"Dok, sampai kapan anak saya seperti ini? Ini sudah hampir setahun sejak di tidak sadarkan diri." Tutur ibu Zahra dalam tangisnya

"Ma, sudah" Ujar adik Zahra

"Nyonya, maafkan kami. Kami tidak bisa melakukan apapun jika pasienlah yang tidak menginginkan kesadarannya kembali. Kami beberapa kali mencoba untuk merangsang kesadarannya, tapi reaksinya mengatakan bahwa dia menolaknya." Ujar dokter yang selama ini menangani Zahra

. . .

"Fifi, bagaimana kabar Zahra? Apa masih belum ada perkembangan?" Tanya ibu Dian

"Sampai saat ini masih sama, Bu." Jawab Fifi lesuh dan memandangi kursi kosong disampingnya.

Mereka sengaja menyisakan kursi kosong meski sudah naik kelas.

"Kalian saat ini sudah kelas 3 dan sebulan lagi ujian kelulusan. Zahra, dia mungkin .. "

"Bu, Zahra pasti akan kembali" Timpal Aga dan membuat Bu Dian mengangguk

"Ibu juga percaya itu"

. . . .

"Kak, sampai kapan kau akan seperti ini?" Adiknya yang terbangun tengah malam saat menjaganya. "Aku mungkin kadang marah saat kau menasihatiku ini itu, tapi aku senang saat kau melakukan itu. Sekarang, bahkan ibu pun tidak mengomel tiap pagi. Ayah juga tidak senang bercanda seperti dulu.

Kak, kami tidak ingin kehilanganmu. Tolong kembalilah" Pintanya dalam tangis sambil memegang erat tangan kakaknya.

.
.
.
.

Setelah tangisannya pagi itu, Sean tidak pernah melepaskan Zahra dari pandangannya. Dia benar-benar takut Zahra pergi. Padahal sebelumnya dia mengatakan akan baik-baik saja, tapi saat waktunya semakin dekat semakin dia tidak rela.

"By, kau mau kemana?" Tanya nya

"Toilet. Apa sekarang kau juga akan ikut?" Tanya Zahra

"Tidak"

10 detik

30 detik

1 menit

"By, kau didalam?" Tanya nya

"Iya.. aku masih di dalam"

. . . .

"Hana, apa Zahra juga tidak datang hari ini?" Tanya Brian

"Sean juga?"

Brian mengangguk.

"Mereka itu belakangan sangat aneh" Ujar Brian

"Aku juga merasa begitu. Sore ini bagaimana kalau kita ke tempat mereka" Timpal Hana

"Ya, itu bukan ide yang buruk"

. . . .

Pukul 14.00

Ini saatnya

Sebuah pesan masuk yang sebenarnya tak ingin di baca oleh Zahra, tapi tak sengaja tertangkap matanya. Dia ingin berpura-pura tak melihatnya.

Aku mengerti

"

Kau sedang apa?" Tanya Sean pada Zahra yang terlihat sedang mencari sesuatu

"Aku sedang mencari sebuah amplop, aku lupa dimana menaruhnya"

"Amplopnya warna apa?" Tanya Sean yang ikut mencari

The Secret Of DreamlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang