13

23 2 0
                                    

Ponsel Sean terus berdering, tapi dia tidak menjawabnya. Sean sibuk meladeni tamu undangan di resepsi pernikahan kakaknya dan meninggalkan ponselnya di dalam kamar. 

Saat sedang berada di antara tamu undangan, dia tidak sengaja mendengar obrolan beberapa wanita.

"Wah, ini serius? sudah di konfirmasi loh katanya." Ujar Wanita 1

"Iya benar, katanya mereka sudah menjalin hubungan sejak tahun lalu. Pasti fans nya banyak yang sedih nih." Ujar wanita 2

"Saya juga baru tahu dari anak saya, soalnya dia fans berat Super Junior." Ujar wanita 1

"Menurut saya mereka cocok kok, yang cowok nya tampan dan yang cewek juga cantik" Ujar wanita 2

"Aduh, ibu-ibu lagi ngomongin apa ini?" Tanya wanita 3

"Ituloh, yang katanya lagi dating. Eh, siapa sih itu namanya? Eun.. siapa itu? Malah lupa saya" Kata wanita 1

"EUNHYUK. Yah, itu dia. mereka baru saja mengeluarkan konfirmasi dating loh, bu." Ujar wanita 2

Mendengar hal itu, Sean mendekat dan melihat ponsel ibu-ibu tersebut untuk memastikan dan benar saja, pria yang baru saja mereka bicarakan memang Eunhyuk, orang yang sangat dicintai Zahra. Sean pun langsung mencari ponselnya dan menyadari bahwa dia telah meninggalkannya di kamar.

Saat Sean membuka ponselnya, dia melihat ada 52 panggilan telpon dari Zahra. Dia mencoba menelpon Zahra tapi kini nomor Zahra tidak aktif. Sean benar-benar panik, dia berlari menuju ke bandara dan hanya mengirim pesan kepada orang tuanya.

Dia tahu Zahra saat ini pasti sangat membutuhkannya, dia takut jika Zahra melakukan hal bodoh dan menyakiti dirinya sendiri.

. . . .

Setelah 10 jam penerbangan, Sean akhirnya tiba di Dreamland. Dia melakukan semua hal untuk bisa tiba dengan cepat di apartemen.

Saat tiba di apartemen, dia segera membuka pintu dan mencari Zahra sambil terus berteriak.

"Kau itu kenapa teriak-teriak? Aku disini." Kata Zahra yang berjalan keluar dari kamar mandi

"Kau? Tidak apa-apa?" Tanya Sean

"OH.. Memangnya aku kenapa? Aku baik-baik saja." Jawab Zahra

"Lalu kenapa kau menelponku sampai 50 kali?" Tanya Sean

"Tepatnya tuh 52 kali. Aku hanya ingin berbicara denganmu, tapi kau tidak menjawabnya." Zahra dengan santai menjawabnya . "Sudahlah, sekarang tidak apa-apa karena kau sudah disini. Aku akan memasak untukmu." Lanjut nya

Sean merasa ada yang Zahra sembunyikan darinya. Sudah jelas Zahra pasti terpukul dengan berita itu, tapi dia berusaha menutupinya. Zahra menyiapkan bahan-bahan untuk memasak, Sean terus memandanginya.

"Oh iya, bagaimana pernikahan kakakmu?" Tanya Zahra

"Semuanya lancar, kakak ipar juga orang yang sudah dikenal baik keluargaku." Jawab Sean

"Jadi, apa kau langsung kemari setelah acara selesai? Aku pasti mengagetkanmu ya, maaf." ujar Zahra

Sean tidak menjawab dan berjalan perlahan ke arah Zahra yang masih sibuk memasak, lalu memeluknya dari belakang.

"Eh? Kau kenapa? Apa kau sakit? Kau pasti kelelahan." Kata Zahra yang kaget saat Sean tiba-tiba memeluknya

Sean masih tidak menjawab pertanyaan Zahra dan menahan Zahra agar tidak bergerak.

"Maafkan aku. Seharusnya aku tidak meninggalkanmu. Kau pasti menderita. Aku benar-benar minta maaf." Kata Sean

Air mata Zahra mulai mengalir, dia tidak bisa mengatakan apapun. dia tahu bagaimanapun dia menyembunyikan kebenarannya, Sean pasti mengetahuinya. Sean kemudian melepas pelukannya dan perlahan membalikkan Zahra ke arahnya. Zahra masih tetap menangis dan kemudian memeluk Sean. Setelah Zahra mulai tenang, mereka melepas pelukannya. 

Sean mengusap air mata di pipi Zahra dengan kedua tangannya. Mereka saling menatap untuk waktu yang cukup lama. Sean kemudian mendekatkan wajahnya dan Zahra perlahan memejamkan mata. Mereka semakin dekat dan semakin dekat . . .

Zahra dan Sean mengendus aroma yang menyengat hidung mereka.

Zahra membuka mata dan berbalik ke arah aroma itu berasal dan mereka memandangi makanan yang kini telah gosong. Lalu, saling melihat satu sama lain dan tertawa.

"Sudahlah, kita pesan makanan cepat saji saja. Aku sudah lapar" Kata Sean. Zahra mengangguk

Mereka menghabiskan malam dengan tawa yang memenuhi apartemen itu. 

. . . .

Sean tiba-tiba mengajak Zahra untuk pergi ke suatu tempat tanpa memberitahunya. Zahra benar-benar terkejut saat mereka tiba.

"Kenapa kita kemari? Bukankah ini sekolahmu?" Tanya Zahra

"Kau benar, tapi sekarang ini juga akan jadi sekolahmu. Ayo masuk" Ujar Sean

"Eh, apa maksudmu? Kau tahu kan aku tidak punya identitas, bagaimana mungkin aku bersekolah." Kata Zahra

"Sudahlah, kau tidak perlu memikirkan hal itu." Ujar Sean dan mendorong Zahra

Setelah bertemu dengan kepala sekolah, Zahra akhirnya dapat diterima di sekolah Sean. Dia juga baru menyadari bahwa orang tua Sean adalah ketua yayasan yang mengelolah sekolah ini. 

Selama ini dia tahu Sean kaya, tapi dia tidak pernah berpikir bahwa Sean sekaya ini. Tapi, ketika dia kembali memikirkan semua yang telah Sean lakukan dan berikan padanya, dia tidak seharusnya terkejut.

"Sekarang kita harus ke satu tempat lagi." Ujar Sean

"Kemana lagi? aku tidak akan pergi jika kau tidak memberitahuku." Kata Zahra

"Memangnya kau mau ke sekolah dengan pakaian itu?" Tanya Sean

Zahra melihat pakaiannya dan menyadari bahwa dia tidak memiliki seragam.

"Sudahlah, ayo kita pergi." Kata Sean

. . . .

"Nona, coba kenakan ukuran yang ini, pasti cocok." Kata sales nya

Zahra mencobanya sedangkan Sean berkeliling untuk melihat-lihat. Setelah membeli seragam, mereka kembali ke apartemen.




The Secret Of DreamlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang