22

13 1 3
                                    

Masa depan Zahra dan Sean yang semakin tidak jelas membuat Zahra tidak tenang. Setiap saat Zahra ketakutan jika dia tiba-tiba dihadapkan pada pilihan itu lagi.

Bagi orang lain mungkin mudah untuk memilih antara keluarga dengan orang lain yang kau cintai. Tapi, bagi Zahra tidak semudah itu. Sebelumnya di dunianya tidak ada satupun yang mengerti keadaannya. Disisi lain, Sean yang awalnya bukannya siapa-siapa kini justru menjadi orang yang paling mengerti dirinya.

. . . .

"Fi, lu kemarin jenguk Zahra nggak??" Tanya Aga

"Iya, lu kok jadi jarang datang?"

"Gue gak enak, makin lama gue makin gak sanggup liat Zahra kayak gitu. Gue ngerasa bersalah banget sama dia. Harusnya dulu gue berusaha buat dengerin dia, tapi yang ada tiap kali dia ngomong soal Kpop gue malah ledekin ini itu sampai dia sumpek" Ujar Aga

"Sama, Ga. Yang ada selama ini dia yang selalu ada buat kita. Tapi, kita malah nganggap hal yang serius buat dia sebagai lelucon. Gue janji, kalau dia bangun gue akan turutin dia, dengerin dia dan sebisa mungkin selalu ada buat dia" Sambung Fifi

Sejak Zahra masuk rumah sakit, sekolah bagi Fifi, Aga, dan teman-teman yang lain jadi tempat yang berbeda. Fifi masih duduk sendiri, mereka tidak mau mengisi bangku Zahra karena mereka masih berharap Zahra kembali bersama mereka.

. . . .

Didunia lain, Sean berusaha mencari tahu lebih banyak tentang dunia yang di maksud Zahra. Dia bahkan sampai meminta penjelasan dari Lucas, meski awalnya Lucas tak mau bicara, tapu pada akhirnya dia menceritakan beberapa hal pada Sean.

"Sean, sekarang kau tahu kan selama Zahra belum memilih,  Zahra akan terus berada dalam bahaya" Ujar Lucas

"Aku tahu. Karena itu aku akan menjaganya. Aku berterima kasih padamu" Ucap Sean sambil berlalu pergi

"Eh? Aku tidak menyangka dia bisa mengatakan itu padaku" Gumam Lucas saat Sean pergi

Tak berselang lama Hana menelpon Sean yang sedang berada di kelas bersama Brian. Hana terdengar panik. Tanpa pikir panjang Sean berlari ke UKS.

"ZAHRA!!" Teriak Sean saat membanting pintu UKS. Sontak semua yang ada disana memandanginya, termasuk Zahra yang sedang duduk di ranjang pasien.

"Kau tidak apa-apa? Ada yang terluka?" Tanya Sean panik sambil mengecek keadaan Zahra

"Aku baik-baik saja. Hanya lecet sedikit" Ujar Zahra berusaha menenangkan Sean dan memperlihatkan sikunya yang sedikit tergores.

"S-Se-Sean ... kau benar-benar berlari sangat cepat" Ujar Brian yang terengah di depan pintu UKS.

"Kenapa kau bisa terluka?" Tanya Sean yang sejak tadi masih tidak berhenti khawatir

"Sean tenang dulu yah, akan kuceritakan tapi kau tenang yah"

"Ya ampun Sean, ibu kira apa dari luar terdengar keributan, ternyata kau yah. Pacarmu itu baik-baik saja, dia tadi sedang duduk disamping lapangan, tiba-tiba ada bola dan dia berhasil menghindar tapi ternyata dia kehilangan keseimbangan dan terjatuh" Ujar perawat yang datang dari luar. "Ibu sudah mengobatinya, jadi kau tidak perlu khawatir"

"Dengarkan? Aku baik-baik saja. Okay?"  Tanya Zahra

"Hm" Sean mengangguk

"Tapi, kenapa tadi kau panik saat menelponku Hana?" Tanya Sean

"Itu.. maaf, tadi saat Zahra terjatuh kami sedang makan burger pakai sambal dan karena itu kupikir Zahra terluka parah. Ada banyak saus dilengannya, aku mengira itu darah. Maaf sudah membuatmu khawatir Sean" Ujar Hana

The Secret Of DreamlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang