24

13 1 0
                                    

. . . .

Zahra dan Sean memasuki gedung tempat pesta diadakan. Zahra merasa sangat gugup. Bagaimana tidak, ini pertama kalinya dia datang ke acara semacam ini. Apalagi sekarang statusnya sebagai pacar Sean. Dia takut itu akan menimbulkan masalah.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Sean yang melihat Zahra berjalan dengan gelisah

"Aku hanya sedikit gugup"

Tak jauh darisana, terlihat keluarga Sean berdiri.

"Sean?" Ujar papanya yang sama sekali tidak menyangka anaknya akan datang

Mereka berdua memberi salam.

"Anakku, mama sangat senang kau datang"

"Akhirnya kau mau datang, Sean" Ujar Kakaknya

"Terima kasih, Nak" Kata papa nya

"Harusnya papa berterima kasih padanya, karena dia yang terus merengek agar aku datang. Tapi aku minta maaf, pa. Selama ini aku tidak seharusnya menghindari kalian. Ujar Sean

"Semua ini berkat menantu mama" Kata mama nya, yang membuat Zahra malu dan yang lainnya tertawa.

"Wah, sepertinya disini ada berita bahagia?" Tanya seorang tamu. "Bukankah ini Sean?" Lanjutnya

Sean memberi salam

"Kau tinggi sekali, tante lupa kapan terakhir kali melihatmu" Ujarnya

"Apa kau mau bertemu dengan anak tante?" Dia langsung menarik Sean

Sekarang aku sangat paham kenapa dia  membenci pesta semacam ini.

"Aduuhh, Nyonya" cegat mama nya Sean tapi Sean terlanjur dibawa pergi

Zahra tidak melakukan apapun, dia tidak ingin mengacaukan pesta hanya karena kekesalannya.

"Sean, kenalkan ini anak tante"

"Meli" kata gadis itu

Sean bahkan tidak memandangnya sama sekali. Dan berbeda dengan Zahra, mama Sean tentu tidak bisa membiarkan hal itu.

"Astaga, Nyonya lihatlah kedua anak ini. Mereka terlihat serasi" Ujar tamu itu pada mama Sean yang menyusul mereka. Tentu dia tidak lupa membawa Zahra bersamanya.

"Maaf Nyonya, tapi aku merasa bahwa gadis ini lebih tepat untuk anakku." Ucap mama Sean sambil menarik Zahra berdiri di samping Sean.

"Dia adalah tunangannya Sean" Lanjut mama nya. Zahra tersenyum dan memberi salam

"Aduh, maaf Nyonya aku sama sekali tidak tahu" Ujar nya

"Yah, kami memang belum memberikan pengumuman resmi. Jadi wajar saja belum banyak yang mengetahuinya" Kata mama nya Sean.

Gadis yang tadi dikenalkan pada Sean melirik sinis pada Zahra.

"Sayang, ajak Zahra mencicipi makanan" Ujar mama nya Sean yang tahu bahwa Sean dan Zahra merasa kurang nyaman disana.

"Ya, Ma"

Sean dan Zahra sedikit bercanda saat mengambil makanan. Beberapa kali Sean menjahilinya dan tertawa. Tentu sebagai orang tua, mama dan papa Sean senang melihat mereka berdua.

. . . .

Sekarang Zahra dan Sean sudah kembali ke apartemen.

"Kau lihat sendirikan mereka yang datang ke pesta itu menyebalkan" Ujar Sean

"Yah, aku sekarang mengerti. Bagaimana bisa dia menarikmu tanpa permisi" Ketus Zahra yang saat ini berbaring di samping Sean.

"Dia tidak tahu saja kalau pacarku mengamuk semengerikan apa"

The Secret Of DreamlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang