20

22 1 1
                                    

Setelah field trip berakhir, Zahra masih sering terlihat murung. Bukan karena perbuatan Lina melainkan karena Lucas terus membuatnya mengingat bahwa dia tidak bisa disini selamanya.

Sedangkan Lina, masih berusaha untuk bisa mengganggu Zahra. Hingga suatu saat.

"Siapa yang melakukan ini?" Tanya Zahra saat melihat lokernya yang penuh dengan coretan ancaman dan penghinaan

"Ayo kita cek cctv, Ra" Kata Hana

"Kau pikir bisa mengecek cctv semudah itu. Huh" Kata Lina yang melihat dari kejauhan

Zahra dan Hana bergegas ke ruang keamanan, tapi memang benar cukup sulit untuk meminta izin pengecekan. Karena sistem sekolah tidak menginginkan hal buruk sampai terekspos keluar jadi mereka meminta untuk mengeceknya sendiri, sedangkan Hana dan Zahra hanya bisa menunggu.

"Hana, Zahra, Apa yang terjadi?" Tanya Brian

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Sean pada Zahra sambil memegang kedua pundak Zahra. Zahra hanya mengangguk.

Saat itu, penjaga keamanan keluar.

"Bagaimana? Siapa pelakunya pak?" Tanya Hana

"Kami sudah mengeceknya, tapi kami tidak bisa melihatnya dengan jelas karena dia memakai masker"

"Ijinkan saya melihatnya" Kata Zahra

"Maaf, tapi kebijakan sekolah.."

"Ijinkan dia" Timpal Sean

"Tapi .. "

"Apa aku harus menelpon ibuku untuk meminta hal ini?" Tegas Sean

"B-baik. Masuklah"

Inilah hal yang dilupakan oleh Lina. Kekuasaan yang dimiliki Sean di sekolah ini lebih besar darinya.

Setelah mengeceknya, akhirnya mereka tahu pelakunya sesuai dugaan yaitu Lina.

Sean sangat emosi, sampai akhirnya dia membanting pintu saat masuk kedalam kelas.

"Kau.. selama ini aku mendiamkanmu karena aku tidak peduli pada apapun yang kau lakukan dan pada siapapun itu, tapi kali ini aku benar-benar tidak akan bisa membiarkannya begitu saja" Sean benar-benar sangat marah

"Bukankah kau senang aku melakukan itu untukmu? Kau terganggu dengan mereka yang terus mengejarmu, karena itu aku menyingkirkannya. Dan begitu juga saat ini" Ujar Lina

"Kyaakk..." Sean hampir saja menampar Lina

"Sean. Tenanglah. Aku baik-baik saja" Kata Zahra yang sedang memegang tangan Sean

"Huh? Kau sedang apa, bukankah kau akan senang jika Sean menamparku"

"Aku memang senang jika itu terjadi, karena itu aku yang akan melakukannya" Kata Zahra dan menampar Lina

"Berani-beraninya kau.. apa kau tidak tahu siapa aku?" Lina merasa terhina

"Aku tidak peduli siapa kau, tapi aku tidak akan diam saja jika kau ingin menghancurkan kebahagiaanku. Selain itu, aku tidak akan membiarkan tangan Sean menyentuh wajahmu meski itu untuk menamparmu" Tegas Zahra dan pergi

. . . .

"Woahh... Zahra, kau benar-benar keren" Kata Brian

"Iya Ra, aku tidak menyangka kau akan melakukan itu" Ujar Hana

"Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa melakukan itu, aku hanya benar-benar kesal" Kata Zahra

"Wah wah, ternyata yang sedang ramai dibicarakan ada disini" Timpal Lucas

The Secret Of DreamlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang