23

11 0 0
                                    

Di dunia mana kau harusnya berada?

. . . .

Sean yang sebelumnya berjanji akan membelikan Zahra boneka, sekarang mereka benar-benar berada di toko boneka terbesar yang pernah dilihat Zahra.

"Sana pilih kau mau boneka apa?" Kata Sean

"Beneran? Apa aja?" Diikuti anggukan Sean

"Mau itu .. mau itu juga .. astaga, yang itu juga lucu.. gak bisa milih" Rengek Zahra sambil tetap memegang tangan Sean. "Pilihnya cuma boleh satu?"

"Eh? Memangnya kau mau beli berapa banyak?" Sean bingung

"10 boleh?" Sean berpikir sebentar

"Boleh, tapi ada syaratnya"

"Iihh.. kok gitu sih, kan udah janji mau beliin Rara boneka"

"Iya, tapi nggak 10 juga kan"

"Ya udah, memang apa syaratnya?"

"Kau harus mengabulkan 3 permintaanku. Gimana?"

"Sean, aku itu bukan jin botol"

"Whaha.. Kalau gitu bonekanya satu aja"

"Memang permintaanmu apa?"

"Aku masih belum memikirkannya"

"Yang serius dong"

"Kamu bakalan nurutin atau nggak nih, nanti untuk permintaannya apa bakalan aku bilangin kalau udah tau"

"Hmm?? Gimana yah? ... tapi kalau aku sanggupin beneran bakalan dibeliin 10 boneka??" Sekali lagi Sean mengangguk. "Okay kalau begitu, katakan saja kapanpun apa permintaanmu itu"

"Janji yah, bakalan kau turutin?"

"Iya, janji" ... Belum ada balasan dari Sean, Zahra sudah kelayapan
"Mbak aku mau boneka yang itu, yang itu, itu juga, sama ... hmm??...."

Sean hanya bisa tersenyum melihat Zahra yang entah kenapa bisa tiba-tiba semanja ini.

. .

Setibanya di apartemen, boneka-boneka itu sekarang berserakan di ruang tamu dan di kamar Zahra. Bagaimana tidak, dia bingung dimana menyimpannya karena Sean benar-bebar membelikan sebanyak yang dia inginkan. Bahkan beberapa stuff lucu yang tidak masuk dalam perjanjian.

"Sekarang aku harus duduk dimana?" Sean melihat boneka Zahra memenuhi sofa. Dia mengambilnya satu dan menyimpannya dibawah lalu duduk ditempat boneka itu.

"Kok bonekanya diturunkan dari sofa?" Protes Zahra

"Eh? Aku kan mau duduk. Lagian kenapa gak di masukin kamar aja semuanya?"

"Gak bisa, aku lagi milih mau taruh yang mana di ruang tamu"

"Ya ampun" Sean menggelengkan kepalanya.

"Ini kamu pegang dulu yah, gak enak dia duduk sendirian di lantai"

Saat Sean menunduk dan ingin mengambil boneka itu, dia malah menarik tangan Zahra dan membuatnya sekarang berada di pangkuan Sean. "Sean, lepaskan dong .. aku masih mau ngurus boneka" Ujar Zahra sambil tersipu dan berusaha untuk tidak menatap Sean.

"Aku lepaskan, tapi jawab dulu. Kamu lebih sayang bonekanya atau yang belikan boneka?"

"Yah, pastinya .... bonekanya dong" Jawab Zahra yang sekarang benar-benar merasa sangat malu. Entah sejak kapan Sean belajar hal-hal semacam ini. "Sudah yah, lepaskan" Katanya sambil berusaha melepas tangan Sean yang memeluknya erat.

"Sayangi bonekamu, karena mungkin kau tidak akan melihatnya lagi" Ketus Sean

"Lah kok? Gak boleh gitu dong" Zahra menatap kesal dan melihat wajah Sean yang sedang cemburu. "Sean, sebenarnya kau belajar yang seperti ini darimana?"

The Secret Of DreamlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang