🌿Tiara

6.2K 216 9
                                    

Setelah sholat subuh, aku segera mengenakan seragam sekolahku lengkap dengan jilbabnya. Setelah siap, langsung aku menuruni tangga satu persatu. Dan kudapati abang Deva yang tengah mempersiapkan sarapan untuk kita berdua. Tanpa pikir panjang, aku berlari kecil dan sesekali menoel pipi abang Deva, hihihi...

"Selamat Pagi abang" sapaku dengan senyum manisku.

"Eh, pagi adek abang. Duduk kita sarapan dulu. Oiya nanti abang ga bisa jemput kamu, kamu naik taksi aja ya. Jangan macam-macam buat nebeng Tiara ato siapapun" jawabanya panjang lebar tanpa menoleh kearahku. Kebiasaan, kirain apa lah aku ini, berada di sampingnya namun dianggap angin saja. Ashhh dasar abang menjengkelkan.

"Abang ada acara?" tanyaku lagi, sambail menyendokkan nasi dipiringku dan bang Deva.

"Iya" singkat dan jelas jawaban yang keluar dari mulut nya. Aahh hemat sekali, untuk bicara pada adiknya pun sebegitu mahalnya.

Kamipun sarapan tanpa ada suara apapun yang ada hanya dentingan sendok yang bersinggungan dengan piring.

Setelah selesai sarapan, akupun bergegas untuk pergi sekolah.

Sesampainya di sekolah, aku langsung menuju kelasku dan bersiap-siap untuk melaksanakan sholat sunnah dhuha. Sudah menjadi kegiatan wajib di sekolahku. Aku dan Tiara juga kawan-kawan yang lain bergegas menuju musholla sekolah.

DI KELAS

Akupun mempersiapkan buku yang akan menjadi pembahasan guru untuk jam pertama. Sembari membacanya dan mencoba mengingat pembahasan minggu lalu. Tiba-tiba Tiara mengagetkan ku sembari menepuk bahuku tak sabar.

"Nad, nad, nad.... " panggilnya.

"Apaan ra, ada apa?" jawabku jengah dan masih menatap ke buku yang ku baca. Ketularan abang Deva kayaknya... Hihi

"Eh nih anak, liat dulu napa!" mengarahkan wajahku untuk menatapnya.

"Ihh apaan sih,!" jawabku jengah.

"Lihat tuh siapa yang datang..!" dengan menunjuk kearah pria yang berdiri tegap dengan baju batik serta peci hitamnya. Menambah aura ketampanannya.. Menurutku saja lah ya.. Hihihi

Aku yang menatapnya heran,  ada apa ustadz ini berada di kelas ini?  Gumamku. Ashh dasar bodohnya Nadira ini, ya pastinya mau ngajar lah! Gumamku dan menepuk pelan jidadku.

"Eh ustadz, ada apa ya ustadz?" tanya Shiren dengan nada jahilnya.

Sebelum mengucapkan salam, ustadz itu sempat tolah toleh seperti mencari sesorang. Tapi terhenti ketika Shiren mulai angkat bicara.

"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" kami serentak.

"Disini ada yang bisa bershalawat?" tanyanya dengn senyum khas dirinya.

"Kecuali perempuan ya..!" tambahnya lagi.
Tiara yang tadinya ingin mengacungkan tangannya ia urungkan setelah ustadz itu berkata *kecuali perempuan* hihii aku terkekah pelan melihatnya. Namun seketika Tiara menjeling tajam kearahku. Aku berikan tatapan maaf padanya. Tak kuasa aku menahan tawa ini. Tapi sudahlah biar ga malu-malu in Tiara.

"Ada ustadz!" sahut Shiren. Ishh gadis menyebalkan ini selalu saja menyahut. Eh.. Kenapa jadi aku yang sewot! Ah..

"Siapa?" tanyanya lagi.

"Ahmad ustadz! Suaranya lantang, merdu pula ustadz. Ga salah pilih dah..." Shiren menjelaskannya.

"Baiklah, disini Ahmad ya. Baik terimakasih atas perhatiannya, assalamualaikum" dengan senyum khasnya yang... Subhanallah apaan sih Nadira..

Tiba-tiba...

"Nad.. Kamu lihat ga tadi?" Tanya Tiara padaku.

"Lihat apa?" jawabku bingung.

My Teacher My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang