Keesokan Harinya
Aku dan keluargaku sarapan pagi di meja makan. Hanya ada dentinga sendok dan garpu. Setelah makan selesai aku seperti biasa membantu bunda mencuci piring. Lalu aku menghampiri ayah dan abang Deva yang hendak pergi ke kantor.
"Udah mau berangkat yah, abang?" tanyaku dengan menatap abang dan ayah yang berada di hadapanku dan bunda.
"Iya.. Yaudah ya abang berangkat.. Bunda" menyalami punggung tangan bunda "dek abang berangkat, jaga rumah baik-baik" kali ini aku yang mencium punggung tangan ayah dan abang.
"Yaudah hati-hati ayah, abang!" suruh bunda pada ayah dan abang Deva. Merekapun pergi dengan mobil yang berbeda. Yah memang seperti itu setiap harinya, karena ayah pulang lebih awal sedangkan abang Deva karena sudah menggantikan posisi ayah, jadi pulangnya selalu larut malam.
Aku dan bunda masuk ke dalam rumah. Aku menyalakan televisi dan bunda kembali ke dapur. Huaaa kartun kesukaanku sudah mulai yey... Aku menyaksikan dengan seksama tanpa ada suara sedikitpun. Tiba-tiba bunda yang duduk di sampingku mengagetkan aku, aku yang awalnya fokus dengan televisi kini aku menatap bunda intens.
"Ihh... Bunda, ngagetin Nadira nih.."
"Lagi nonton apa sih adek, kok sampe segitunya. Bunda panggilin kamu dari tadi ga digubris sama sekali" jawab bunda.
"Eh.. Maafin Nadira bun... Ini loh lagi nonton kartun.. Hehe" gelak tawa kami pun tumpah saat alasan aku melihat kartun hingga bunda yang memanggil tak ku gubris sedikitpun. Hihihi... Bundapun akhirnya membuat suasana menjadi tegang karena pertanyaan bunda yang sontak membuat aku kaget.
"Adek gimana..?" tanyanya.
"Maksud bunda?" aku kembali bertanya.
"Adek siap kan atas khitbahan itu?" tanya bunda lagi.
"Isshhh bunda kirain ada apa.. Insyaallah bun, Nadira siap! Udah ah jangan bahas itu. Lagian ntar malem kan akhinya mau kerumah buat ngeresmiin khitbahannya" jawabku dengan santainya.
"Yasudah..." jawabnya dengan menatap kembali layar televisi.
Tiba-tiba suara klakson mobil terdengar dari depan teras rumahku. Aku buka pintu dan ternyata benar itu Tiara. Aku terbelalak kaget dengan hadirnya Tiara, aku lupa jika aku ada janji dengannya.
"Eh, Tiara.. Masuk nak!" suruh bunda yang mengajak tiara masuk kerumah.
"Eh iya bunda.." seraya masuk dan mengalami punggung tangan bunda jeda "Nad, kamu kok belum siap-siap" tanyanya padaku.
"Loh emang kalian mau kemana?" tanya bunda kaget.
"Anu bun, seharusnya aku bilang lebih awal sama bunda, Nadira lupa mau ngasih tahu bun. Jadi kemarin itu Tiara ngajak Nadira nemenin ke toko buku buat beli novel" jawabku dengan memberikan penjelasan kepada bunda.
"Oh kirain mau kemana!" jeda "yaudah kalo mau berangkat! Hati-hati ya... Nadira ganti dulu gih" suruh bunda. Langsung aku menyuruh Tiara untuk berbincang dengan bunda selagi menunggu ku yang sedang bersiap-siap.
Tak butuh waktu lama, akupun menuruni tangga dan menghampiri Tiara dan bunda yang tengah asyik berbincang. Entah apa yang dibicarakan.
"Ra, ayo!" ajakku pada Tiara dan Tiara pun berpamitan dengan bunda di ikuti aku menyalami punggung tangan bunda.
"Yaudah hati-hati nyetir mobilnya ya ra" ucap bunda seraya aku dan Tiara sudah sampai di pintu mobil.
"Iya bunda.. Assalamualaikum" ucap kami bersamaan.
Dalam mobil tak ada yang membuka suara sedikitpun, aku dan tiara kalut dalam pikiran masing-masing. Hingga akhirnya kamipun sampai di mall. Setelah mobil Tiara terparkir, kamipun turun dan masuk ke dalam mall. Aku melihat tempat yang berisikan tumpukan buku-buku yang aku yakini adalah novel yang kami cari. Aku dan Tiara langsung menghampiri kedai itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Love
SpiritualCerita anak SMA yang berjodoh dengan sang Ustadz. Apakah yang akan terjadi? Apa dia menerimanya? Baca yuk!!! Jangan lupa add, vote, comment.. :)) IG: @nabilafrda_