🌿?

7.8K 182 17
                                    

1 bulan kemudian.

Author prov

Taburan bunga diatas tanah yang baru saja tergalih sempurna. Dengan Dikelilingi banyak orang termasuk sanak saudara. Mungkin ini sudah jalan dari yang maha kuasa. Ditinggalkan untuk selama-lamanya. Tercium harum bunga yang tersebar di makam itu. Kini sudah tak ada lagi senyum, sedih, gelak tawa, canda dan yang lain. Ia sudah menyatu dengan tanah. Begitu cepat tuhan mengambilnya. "Yaallah, ampuni segala dosanya. Dan terimalah ia disisimu ya rabb" doa yang di panjatkan. Sedikit demi sedikit, orang pun mulai kembali. Hanya ada wanita paruh baya juga suaminya. Mendekap batu nisan putih yang baru saja tertancap rapih.

"Jangan tinggalkan umi nak!" ucap wanita itu desertai tangis yang amat sangat deras. Suaminya hanya memeluk mencoba menenangkan istrinya. Kini hanya tinggal kenangan.

.......

Alif prov

Setelah dari pemakaman umum, aku pun kembali ke rumah. Ku tatap langit-langit rumahku.. Tiba-tiba, tangan yang kurindukan memeluk tubuhku. Aku pun menoleh ke arahnya dan aku tersenyum lalu membalas pelukannya. Sungguh aku merindukan sosok dia yang selalu hadir di setiap hariku.

"Jangan tinggalin abang lagi ya!?" ucapku dengan mengecup ubun-ubunnya.

"Abang ini, Nadira kan udah disini. Sekarang kita bertiga" ucap istriku.

"Ternyata, ditinggal sendiri itu gaenak. Berhari-hari kamu koma setelah melahirkan, betapa sesaknya hati aku" ucapku.

"Sayang, udah ah. Aku sekarang disini, untuk abang,. Toh itu sudah dulu, kita udah 1 bulan punya Aldhi.." jawabnya. Yang kembali ku dekap. (Btw, si kecil udah lahir yey 😉).

Kini sudah hadir malaikat kecil kami, Muhammad Aldhi Rahman Dzulfiekar.. Pria kecil yang selama ini aku dan istriku tunggu-tunggu kehadirannya. Betapa bahagianya ketika melihatnya lahir di dunia. Namun ketika itu, bersamaan dengan Nadira yang koma beberapa hari setelah melahirkan. Sempat kurasakan syok mendengar itu. Namun kekuatan ada padaku, aku yakin tuhan tak akan menguji hambanya melebih batas kemampuan hambanya.

"Abang, gimana proses pemakaman Sasha?" tanya Nadira, aku pun langsung menoleh ke arahnya.

"Alhamdulillah sayang, lancar. Tapi, budhe juga pakdhe kasian. Mereka tinggal berdua, mbk Sisi kan ikut suaminya di luar kota" jawabku.

"Kasian ya mas,, kita harus sering-sering tengokin budhe dan pakdhe. Aku ga nyangka, Sasha bakal pergi secepat ini" ucap Nadira.

"Sudah takdir sayang... Hidup dan mati hanya Allah yang tahu..." jawabku.

Flashback on.

Author pov

Tepat malam hari 00.00,. Setelah kejadian mencelakakan Nadira di toilet restoran. Sasha langsung memesan tiket ke luar negeri dan berniat untuk menetap disana. Segala sesuatu sudah ia persiapkan dengan baik, setelah membuat Nadira menderita ia akan langsung menuju luar negeri. Betapa liciknya dia, lari dari masalahnya. Sebaik mungkin ia menyusun rencananya.

Setelah sampai di luar negeri. Sahsa segera menuju ke apartemennya. Dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia tersenyum licik menatap langit-langit kamarnya

''ini baru permulaan Nadira, sebentar lagi anak itu akan mati dan kamu akan sengsara selamanya. Lalu bang Alif akan menjadi milikku. Hahahah'' ucapnya.

Keesonkan harinya, Sasha menelpon salah satu anak buahnya untuk mengecek keadaan Nadira di Indonesia. Setelah ia mengetahui bahwa Nadira masih koma, Sasha sangat bahagia. Merasa berhasil sudah menghancurkan kehidupan Nadira. Sasha pun menuju club dan bersenang-senang bersama teman-temannya. Dengan rambut terurai bebas yang terombang-ambing oleh angin. Pakaian minim sepaha, juga dengan make up yang natural. Berbeda 100% dari sebelumnya. Saat ia menginjak SMA, umi juga abinya menyekolahkan ia di pesantren di Bogor. Dan setelah ia keluar dan mendapat beasiswa (kedokteran) di luar negeri, umi juga abinya sangat bahagia dengan prestasi Sahsa yang gemilang. Masih dengan balutan hijab dan gamis di tubuhnya. Namun, saat ini, ia berubah drastis.

My Teacher My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang