🌿Kelulusan & Perjodohan

6.7K 199 2
                                    

Author's prov.

1 tahun kemudian.

Akhirnya Nadira dan Tiara sudah selesai dengan jenjang SMA nya. Mereka tinggal menunggu wisuda. Abang Deva yang sudah menjadi sarjana, kini ia sudah memegang perusahaan milik ayah. Sekarang ayah dan bunda sudah berada dirumah. Tidak ada alasan keluar kota karena pekerjaan.

Nadira prov.

Hari ini adalah hari yang paling bahagia untukku dan Tiara. Aku akan melaksanakan acara wisuda. Yeayy.... Aku lulus..

02.00
aku bangun dan bergegas menuju kamar mandi dan berwudu. Lalu kukenakan mukena dan melaksanakan sholat malam.

Sembari menunggu adzan subuh, aku sempatkan membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an. Tak lama adzan pun berkumandang. Lalu ku akhiri bacaan al-qur'an dan melaksanakan sholat subuh.  Setelah sholat subuh, aku berdo'a pada sang maha kuasa, agar di beri kelancaran untuk acara hari ini.

Akupun bersiap-siap untuk pergi ke acara kelulusan ku. Setelah ber make up dan memakai gamis perpaduan biru tua dan silver yang aku persiapkan. Lengkap dengan jilbab abuku. Ku ambil tas dan segera meneruni tangga satu persatu. Ku lihat bunda yang tengah berkutat didapur lalu aku menghampirinya.

"Selamat Pagi bunda" dengan mencium pipi bunda.

"Hey anak bunda, eh itu lipstik nya ntar hilang lo kalo nyiumin bunda" jawabnya dan mengajakku untuk sarapan.

"Isshh bunda ini.. "

Terdengar seperti kaki yan sedang bersentuhan dengan lantai begitu nyaring nya di telingaku. Aku pun menoleh ke arah suara, ternyta abang ku yang ganteng sedang menuruni tangga. Dengan kemeja biru senada dengan gamisku. Begitu cool dan tampan Hihih jujur dikit lah ya. Memang aku pilihkan kemeja biru agar senada denganku, lalu bunda dan ayah juga senada dengan warna bajunya. Ah,,

"Selamat pagi abang.." sapaku pada abang Deva.

"Pagi adek abang. Yang mau lulus SMA.. Nanti traktiran makan ya?" godanya dengan suara nya yang khas abang Deva, serak-serak gimana gitu..

"Eh, enak aja. Aku lah yang seharusnya di traktir. Ya kan bun!" melirik kearah bunda mencari pembelaan. Namun bunda menjawab tidak pas dengan yang ku harapkan.

"Ya harusnya sih traktir makan ya bang" godanya sembari melirik ke arah abang. Abangpun terkekeh geli melihat tingkah ku yang mendelik memuncungkan bibir.

"Ahh bundaaaaa!!!" rengekku.

Tiba-tiba ayah datang entah dari mana. Aih.. Ayahku sudah tampak siap dengan kemeja abu-abu nya. Weh senada sekali dengan gamis bunda, abu-abu muda. Kehadiran ayah membuat kami bertiga serentak menoleh ke arah suara.

"Hei, ada apaan sih kok kedengerannya seru amat?" tanyanya.

"Ini lo yah, anak-anak mu pada ga mau ngalah" jawab bunda yang meraih lengan ayah dan mengajaknya duduk di kursi. Setelah bunda selesai memasak akhirnya kamipun sarapan. Hening.. Hanya ada suara dentingan sendok dan garpu.

Setelah sarapan, kamupun bergegas menuju gedung, diamana acara wisudaku di selenggarakan. Sampailah aku di gedung yang bernuansa putih dengan pemandangan Taman bunga di halaman gedung itu. Aku mencari sesorang yang ku tebak masih belum-

"Eh Nadira... " teriak Tiara dari kejauhan. Sontak akupun menoleh ke arab suara, ternyata benar dugaanku. Itu si selulup Tiara. Akupun melambaikan tangan ku agar dia menghampiriku.

"Hai Nad.." sapanya

"Eh bunda, ayah abang Deva..." jeda "kalian udah lama datengnya?" tanyanya pada keluargaku. Sesekali mata Deva bertemu dengan mata Tiara dan kedunya memalingkan pandangan yang bertemu. Isshh lucu sekali mereka. Andai saja mereka berjodoh pasti aku bahagia sekali,, tapi mana mungkin, Tiara sudah dijodohkan.. Oiya Tiara memang memanggil ayah dan bundaku dengan sebutan ayah bunda juga.

My Teacher My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang