05

3.2K 369 69
                                    

Ia tidak pernah menyangka akan datang ke tempat ini. Pun dalam bunga tidur. Kuroko sering memimpikan istana. Kerap melihat Akashi berkeliaran di tempat ini. Tapi sebatas pengamat. Itu pun bukan atas kehendaknya. Semua murni karena ketidaksengajaan.

Berjalan-jalan di istana—ternyata tidak buruk. Suasana cenderung sepi. Jarang ada maid yang berlalu lalang sepanjang pengamatan.

Apalagi cuaca sore ini sedang bersahabat. Langit cerah, dengan gumpalan awan putih menutup sebagian sinar matahari. Semilir angin yang menerpa wajah, menambah kesan syahdu.

Seharusnya hari ini jadi hari yang sempurna. Terlepas dari status Kuroko yang jadi tahanan tak sengsara—secara fisik, jangan tanya soal mental—dari Akashi.

Sekali lagi kubilang, seharusnya.

Selama hampir satu jam mengelilingi istana, Kuroko merasakan eksistensi lain yang mengikuti.

Jengah, ia berbalik badan. Sang penguntit otomatis bersembunyi di balik tembok. Mungkin dia tidak sadar, tapi Kuroko dapat melihat surai merah yang terlanjur menyembul.

Hebat sekali. Baru ia saja diikuti iblis kecil.

"Apa kau masih akan bersembunyi di sana?"

Sosok itu berjalan menujunya. Menampakkan diri di hadapan Kuroko. Tidak dengan langkah yang teredam atau sembunyi-sembunyi lagi.

Ia berdiri gagah. Tubuh bocahnya mendongak menatap Kuroko mantap. Sorotnya mirip Akashi Seijuurou, penuh kekuasaan dan meremehkan yang kentara.

Akashi Seiya muncul di hadapannya.

Seseorang yang kata Momoi Satsuki dan para maid adalah tiruan Akashi Seijuurou.

Akashi Seiya mendongak. Menatap Kuroko dengan tatapan mengintimidasi. Tak lupa gaya angkuh menantang dunia.

"Jadi kau yang namanya Kuroko Tetsuya?"

Detik itu juga, Kuroko tahu ia akan terjebak di antara dua Akashi. Sial, batinnya.

***

Blue Oracle
By : Ina

Kuroko no Basuke
Disclaimer to Fujimaki Tadadoshi

Pairing : Akakuro, hint AkaFuri

Warning : Shounen-ai, typo(s)
OC, OOC

Saya menulis untuk kesenangan pribadi. Bukan bermaksud menjelekkan karakter yang terlibat.

Bahasa belum sesuai EBI. Kritik dan saran saya tunggu.

***

Kuroko memperhatikan sosok mini di depannya. Rambut merah dengan iris senada. Satu setel jas lengkap dengan celana selutut menutupi kulit putih.

Kalau diibaratkan, Akashi Seiya itu anak singa. Ia menunjukkan aura mengerikan walau masih anak-anak. Berdiri angkuh, kedua tangan tertekuk di depan dada.

"Ya."

Akashi Junior berjalan mendekat. Menatap Kuroko lekat. Mengobservasi dari ujung sepatu sampai rambut. Anak itu diam sejenak. Kemudian ia menganggukkan kepala.

Blue OracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang