“Aku butuh bantuanmu.”
Nebuya menaikkan sebelah alisnya. Di wajahnya tercetak senyum mencurigakan.
“Apa pun untuk sahabat lama.”
***
Blue Oracle
By : InaKuroko no Basuke
Disclaimer to Fujimaki TadadoshiPairing : Akakuro
Warning : Shounen-ai, typo(s)
OC, OOCSaya tidak mengambil keuntungan apa pun dari fanfiction ini.
***
Untuk orang yang tidak pernah ke luar dari sangkar emas, kesempatan untuk melihat dunia luar adalah surga.
Kuroko menghabiskan waktu siangnya dengan berjalan-jalan sepanjang dermaga. Banyak orang hilir mudik di sekelilingnya. Mereka semua terlihat asing, berbeda satu sama lain, namun menarik di matanya. Berbagai macam warna rambut ada di dermaga. Dari yang hitam sampai perak. Dari yang bermata sipit sampai besar bulat. Dari yang berkulit pucat sampai hitam.
Udara pelabuhan memang tak sesegar desa. Sepanjang perjalanan aroma paling familier yang dijumpai hidungnya adalah aroma keringat dan apak.
Pelabuhan ternyata adalah tempat yang hidup. Lebih dari pasar di Seirin. Namun kebanyakan mereka sama. Sama-sama bersuara berisik dan berbahasa kasar. Mungkin itulah hidup orang pesisir pantai. Menantang laut untuk menunjang hidup.
“Tetsuya,” Pria itu memanggilnya. Akashi mendekati Kuroko. Menyerahkan sebuah surat pengantar dan tiket.
Kuroko memandang tiket dengan gamang. Sedikit konyol mengingat dirinya baru saja kabur dari maut. Dan sekarang sedang menjemput bahaya. Seminggu yang lalu ia masih memikirkan stok tumbuhan yang akan dijualnya. Sekarang ia harus memikirkan cara agar bisa menyeberang laut tanpa mabuk.
“Kapal kita segera datang. Kita harus bergegas.”
Akashi membawanya menuju sebuah kapal ukuran sedang. Mereka berdua telah mengantre, ikut ambil dalam barisan mengular. Akashi masih dengan topi fedoranya. Menatap sekeliling waspada. Sementara Kuroko berada di belakangnya. Mengambil jarak aman.
Seorang pria kekar menghadang di jembatan penyeberangan. Ia akan memeriksa setiap surat keterangan penumpang. Saat Kuroko dan Akashi menyerahkan surat pengantar buatan Nebuya, pria itu mengangkat sebelah alis. Ia memandang dua sejoli dengan pandangan tertarik.
Tak ada pemeriksaan barang-barang. Tak ada penggeledahan. Akashi dan Kuroko dapat masuk kapal dengan selamat.
Kuroko sempat melirik ke belakang. Pria botak itu hanya tersenyum singkat.
“Yang Mulia, sebenarnya siapa Nebuya-san?”
Akashi membawanya ke kabin atas. Mereka berdiri di sepanjang dek. Merasakan aroma laut yang menguar di sekeliling.
“Eikichi adalah penguasa pelabuhan. Bisa dibilang, dia adalah pengawas yang bekerja langsung di bawahku.”
Kuroko diam mendengarkan. Semuanya tampak masuk akal. Pantas mereka terlihat akrab saat bertemu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Oracle
FanfictionKuroko Tetsuya adalah pemuda usia tujuh belas. Status : peramal kerajaan. Catatan lain : jangan ada yang tahu identitas sebenarnya. Namun sayangnya, Kuroko lebih memilih langkah berani. Yang membuatnya memilih keputusan untuk membongkar identitasn...