Kisah Seiya yang dirangkum dalam 8D + 1BD (8 drabble + 1 bukan drabble)
1. Seiya dan Belajar
Semua tutor tahu, Seiya tidak suka belajar. Terkurung dalam ruang luas dengan dekorasi seharga berlian. Seiya lebih memilih bolos, menggangu orang lain hingga menangis minta pengampunan meski tidak bersalah.
Namun pemandangan langka tersaji di depan mata. Seiya anteng mendengar penjelasan Mibuchi Reo. Tangan mungil memutar pensil, pelampiasan rasa bosan. Ia memalingkan wajah, menguap lebar.
Seiya menatap Paman Reo sok serius. Otaknya berimajinasi. Ada tanduk merah yang tumbuh di sisi kanan kiri rambut Paman Reo. Ekor hitam melengkung seiring langkah kaki terulang maju mundur. Lalu sayap hitam mengembang lebar menghalangi cahaya matahari. Terakhir, sebuah delikan dan tangan terlipat di depan dada.
Oh, yang terakhir kenyataan.
"Pangeran Seiya."
Seiya menelan ludah, memasang sikap serius.
"Ya?"
"Aku menghargai sikapmu untuk tidak membolos atau membuat pelajaran kacau, tapi aku lebih suka kau membuat kekacauan namun setelahnya mendengarkan pelajaranku dengan benar."
Jeda.
"Jadi kau lebih suka sikapku yang biasanya?"
"Mungkin."
Mereka bertatapan sejenak.
"Kalau begitu, bisa Paman Reo menutup mata sebentar?"
"Kenapa aku harus melakukannya?"
"Persiapan." Seiya berkilah, "Seperti pemain teater yang perlu berdandan dan ganti kostum sebelum tampil, oke?"
Mibuchi tidak menjawab, namun kelopak matanya terpejam.
"Tunggu sebentar."
"Hm."
Mibuchi menurut. Menunggu. Beberapa saat, ia membuka mata.
"PANGERAN SEIYA!!! JANGAN KABUR KAU!!!"
2. Seiya dan Kouki
Seiya berlari di koridor. Pelayan yang melihat hanya bisa mengelus dada, berpura tidak tahu. Kelakuan pangeran mereka tidak dibilang terpuji, namun tidak ada yang berani memperingatkan. Hanya Yang Mulia Akashi yang bisa membuatnya tunduk dan patuh.
Tujuannya gazebo di kompleks istana selir. Di mana ada seseorang yang menunggu kehadirannya. Lebih tepatnya hanya Seiya yang menanti.
"Kouki!"
Kouki menoleh. Ia tersenyum. Seiya duduk di sebelahnya.
"Ambilkan aku cokelat." Perintahnya.
Kouki menurut. Memanggil pelayan, mengutarakan niat. Beberapa menit, sekotak cokelat sudah dipangkuan. Seiya menjilat jari yang terlumer cokelat. Ia mengernyit tatkala menatap Kouki.
"Aku ingin main kuda-kudaan." Ungkap Seiya.
Pelayan di sekitar gazebo meringis, namun Kouki malah melaksanakan dengan senyum yang tidak luntur dari bibirnya.
Puas mengerjai, Seiya minum teh. Dipandangnya Kouki penuh selidik. Ada yang aneh dengannya hari ini.
"Kau kenapa?"
Kouki mengerjab, tertawa pelan. "Saya baik-baik saja. Memangnya ada apa?"
Seiya menatap tak suka. Apalagi ketika ia membalas pertanyaan dengan pertanyaan lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Oracle
Hayran KurguKuroko Tetsuya adalah pemuda usia tujuh belas. Status : peramal kerajaan. Catatan lain : jangan ada yang tahu identitas sebenarnya. Namun sayangnya, Kuroko lebih memilih langkah berani. Yang membuatnya memilih keputusan untuk membongkar identitasn...