Kota kecil Namhae memiliki tradisi tiap tahunnya. Di tengah kota ada sebuah gedung dengan aula besar. Bangunan tua yang terawat dengan warna dinding serba putih. Para anggota dewan kota akan menunjuk tempat itu sebagai lokasi pesta akan digelar. Setiap tahun selama puluhan tahun dan tidak pernah berubah.
Seperti malam ini, aula terlihat sudah ramai dengan alunan musik yang terdengar hingga luar bangunan. Jalanan kota terlihat sepi karena masyarakatnya yang sibuk meramaikan pesta tersebut. Pesta itu digelar terkesan bebas tanpa ada kostum dan tema yang ditentukan. Tujuannya hanya untuk menjaga keakraban dan kedekatan antar warga di kota Namhae.
Wonwoo berjalan menuju aula. Di bawah lampu jalan yang masih ada di persimpangan jalan, ia menghentikan langkahnya. Dieratkannya coat besar yang menutupi tubuhnya. Ia tengah menimang-nimang untuk datang kesana. Jihoon jelas melarangnya, tapi ia bosan di rumah. Tidak ada siapa-siapa karena Jungkook tentu pergi ke pesta lebih dulu.
Wonwoo pun menghela nafas dan meyakinkan langkahnya. Untuk apa ia takut dengan Jihoon? Sahabatnya itu tidak mungkin memantrai dirinya, bukan? Tidak terasa Wonwoo sudah berada di depan pintu utama aula. Ia masuk tanpa ragu ke dalam ruangan yang sudah dipenuhi oleh orang-orang segala umur yang sudah legal tentu saja. Wonwoo menoleh ke kanan dan ke kiri mencari seseorang yang dikenalnya, tapi tentu tidak berharap bertemu Jihoon.
"Jeon Wonwoo!"
Baru saja Wonwoo merasa was-was untuk bertemu temannya itu dan kini sosok itu sudah berada di depannya. Wonwoo merengut dengan tatapan kesal yang ia tujukan pada Seungcheol yang berdiri di samping Jihoon. Sudah pasti Seungcheol yang memberitahu keberadaannya karena vampir itu bisa merasakannya tentu saja.
"Sudah kukatakan untuk tidak datang, bukan?" Jihoon menatap tajam. Meski bertubuh mungil tapi lelaki itu sungguh menyeramkan jika marah.
"Ini hanya pesta. Setiap tahun aku datang. Apa yang salah?"
"Tidak kali ini. Seungcheol mengatakan tahun ini Kota akan kedatangan keluarga vampir yang sangat kuat"
Wonwoo menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan keresahan Jihoon yang berlebihan itu, "10 tahun yang lalu juga Kota kedatangan keluarga vampir. Aku tidak apa-apa"
"Maaf menginterupsi. Tapi, bisakah kita berbicara di tempat lain? Membicarakan vampir ditengah kerumunan orang-orang seperti ini ... aku rasa salah. Tidak semua orang tau keberadaan kami" tutur Seungcheol menengahi.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Aku akan pulang, aku mengalah. Tapi, biarkan aku mencari Jungkook dan membawanya pulang juga"
Wonwoo yang hendak berbalik itu ditahan tangannya oleh Jihoon, "mengertilah. Aku hanya ingin menjagamu dan Jungkook karena kalian--- "
" ----tidak punya siapa-siapa" Wonwoo tersenyum sembari melepas tangan Jihoon pelan "aku mengerti. Nikmatilah malam ini"
Wonwoo pun berlalu dan segera melakukan tujuannya untuk mencari Jungkook. Dengan keadaan aula yang begitu besar dan perkarangan yang luas tentu tidak memudahkan Wonwoo untuk menemukan adiknya itu. Langkahnya berakhir di taman belakang yang sedikit gelap dan sepi. Siapa juga yang akan pergi ke area itu yang di kelilingi pepohonan tinggi tanpa lampu penerangan.
Tepat saat itu, kedua bola mata Wonwoo menyaksikan sesuatu yang membuatnya terkejut. Di depan sana, ia melihat seorang vampir yang sedang menggigit leher seorang wanita. Memang vampir di kotanya sudah dapat mengontrol diri sehingga tidak sampai membuat orang meninggal. Tapi yang Wonwoo saksikan ini terkesan berbeda. Vampir itu seperti kelepasan kontrol dengan matanya yang semakin menggelap. Bahkan sosok yang ada di rengkuhan makhluk itu terlihat mulai tidak sadarkan diri. Dengan memberanikan diri Wonwoo hendak menghampiri, namun dengan cepat ia di tarik oleh seseorang dan dibawa bersumbunyi di balik semak itu.
"Apa yang kau lakukan" marah Wonwoo
"Aku yang harusnya bertanya seperti itu" sosok dengan mata tajam dan rahang tegas itu terlihat mencoba menatap Wonwoo lekat "apa yang salah denganmu"
"Apa?! Kau yang salah. Lepaskan tanganku, orang itu akan mati"
"Bagaimana denganmu? Kau hanya manusia lemah di depan vampir yang sedang kehausan itu"
"Lalu kita akan diam disini dan membiarkannya mati?"
"Aku iya. Dan kau juga"
Wonwoo menghempaskan tangan sosok itu dengan kasar, "kau vampir juga, bukan? Itulah sebabnya kau dengan mudah mengatakan itu"
"Aku tidak peduli dengan ucapanmu"
"Kupikir aku setidaknya tidak harus membenci vampir dan hanya perlu mengabaikannya. Namun, kau ... membuktikan bahwa seorang vampir memang tidak mempunyai hati"
"Apa yang sebenarnya ada dipikiranmu?" Tanya sosok itu yang masih mencoba menilisik manik rubah Wonwoo
"Aku harap tidak bertemu denganmu lagi"
Wonwoo memberikan tatapan jengahnya pada sosok itu. Tidak memperdulikan apa yang coba ingin di sampaikan sosok itu. Wonwoo hanya ingin pergi dari sosok vampir yang begitu kejam itu.
"Jangan pernah" ucap sosok itu membuat langkah Wonwoo terhenti "jangan pernah untuk muncul dihadapanku lagi"
•°•°•°•
Aku lupa buatin note tentang cairan vervain:(
*vervain; cairan yang bisa menyiksa vampir. Jika diminum oleh manusia bisa membuat mereka tidak dapat dikontrol oleh vampir.
Cerita ini terinspirasi oleh serial the vampire diaries dan sedikit bumbu twilight
Semoga suka❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty of The Dark | Meanie
FanfictionPulau Namhae atau bisa di sebut Kota Namhae yang berada di Provinsi Gyeongsang Selatan adalah tempat dimana Wonwoo tinggal dengan keluarga kecil serta teman-temannya. Menajalani kehidupan yang tidak biasa Dimana ia di kelilingi tidak hanya oleh man...