Di malam yang dingin itu, suara hujan begitu deras terdengar. Penduduk kota Namhae memutuskan untuk menghabiskan waktu di dalam rumah sembari menghangatkan diri masing-masing.
Seungcheol baru saja menambahkan kayu bakar pada perapian miliknya. Suara rantai dari bawah tanah menyapa pendengarannya saat itu juga. Ia pun segera menuju ruangan rahasia yang ada di bawah tanah rumahnya.
Ruangan itu terlihat remang dengan pintu kayu yang terlihat begitu tua. Ia membuka pintu tersebut dan di sambut oleh raungan sosok vampir yang sudah lama ia tahan.
"Lepaskan aku, Choi Seungcheol! Aku lapar!"
"Aku sudah memberimu kantung darah, Yoon Jeonghan"
"Aku tidak ingin kantung darah. Aku ingin darah segar dari manusia"
"Aku sudah pernah mengatakannya, jika kau bisa menahannya, maka aku akan melepaskanmu"
Jeonghan tertawa tiba-tiba. Ia yang terlihat berantakan itu mendongak menatap sengit Seungcheol, "apa tujuanmu?"
"Aku dan Mingyu hanya ingin kau tidak membahayakan penduduk kota Namhae. Terutama Wonwoo"
"Wonwoo?" Jeonghan menyeringai "aku tidak akan pernah menyakitinya"
"Dan mengapa aku harus percaya padamu?"
"Bebaskan aku. Aku akan membuktikan padamu. Aku sudah mampu mengendalikan diriku dan aku tidak akan pernah mengganggu kehidupan kota Namhae"
"Bagaimana dengan Wonwoo?"
Vampir yang tengah terduduk lemah itu dengan cepat mengubah raut mukanya. Tak ada senyuman dan hanya ada raut keseriusan di sana, "aku tidak bisa berjanji untuk menjauh dari Wonwoo. Tapi, aku berjanji dengan nyawaku bahwa aku tidak akan menyakitinya"
"Ini aneh. Atas alasan apa kau melakukan hal itu, kau baru tiba di kota ini dan kau baru mengenalnya"
"Kau pintar Seungcheol. Tapi, aku rasa kau tidak cukup pintar untuk memahami keadaan di sekitarmu"
Seungcheol yang kebingungan itu memilih untuk berjalan mendekat. Dengan otak yang mampu bekerja cepat itu ia mempunyai rencananya sendiri. Dilepasnya rantai yang telah mengukung Jeonghan seminggu lebih lamanya. Bukan berarti ia percaya pada ucapan vampir sebangsanya itu, namun ia hanya ingin paham akan situasi yang tengah terjadi.
Setelah rantai itu lepas, Jeonghan mengulas senyum lebar lalu menghilang dalam sekejap.
•°•°•°•
Jungkook menaruh dua gelas sirup jeruk itu dengan muka malasnya. Ia melirik tajam pada Jun yang hendak meraih gelas itu.
"Apa harus hanya kalian berdua?"
Jun mengerutkan keningnya, "aku datang karena kakakmu yang meminta"
"Ya kau bisa mengajak Jihoon hyung juga"
Sungguh Jun benar-benar malas menanggap keluhan Jungkook yang hampir tidak pernah berkurang sedikitpun. Dari saat dirinya masih berpacaran dengan Wonwoo mau pun saat ia sudah mengakhiri hubungan seperti saat ini.
"Kau tidak ingin membantuku?" Lapor Jun pada Wonwoo yang semenjak tadi bungkam dan menatap kosong sembarang arah.
"A-ah, ya. Jungkook, Jun hanya membantuku untuk menyelesaikan beberapa tugas. Aku janji tidak akan lama"
Jungkook bersedekap, "kau menang kali ini Jun hyung"
Setelah melihat kepergian Jungkook, Jun segera menutup pintu kamar itu. Ia menutup buku yang tadi berada di hadapannya dan segera duduk di samping Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty of The Dark | Meanie
FanfictionPulau Namhae atau bisa di sebut Kota Namhae yang berada di Provinsi Gyeongsang Selatan adalah tempat dimana Wonwoo tinggal dengan keluarga kecil serta teman-temannya. Menajalani kehidupan yang tidak biasa Dimana ia di kelilingi tidak hanya oleh man...