Banyak mahasiswa berlalu-lalang melewati koridor kampus. Suara tapak kaki itu cukup menggangu Jihoon yang terlihat tidak tenang kini. Jun yang berdiri di sampingnya terlihat belum tersadar akan itu dan sibuk membuka lembar bukunya.
"Sial. Kemana perginya Choi Seungcheol ini"
Jun menoleh mendengar desisan Jihoon. Keningnya berkerut memperhatikan Jihoon sibuk dengan ponselnya dengan pergerakan yang tidak tenang.
"Jika aku bertanya ada apa, apa kau akan menjawab dan tidak menyumpahiku?"
Jihoon mendelik kesal. Kalimat penuh umpatan sudah ada di ujung lidahnya, namun berhasil ditahannya. Perasaannya berkata sepertinya hari ini akan membutuhkan Jun, "aku tidak melihat Seungcheol selama tiga hari di kampus. Dia juga susah dihubungi"
"Lalu?"
"Ya, aku pikir dia sibuk dengan tugasnya. Tapi, aku bertemu dengan teman kelasnya dan ternyata ia tidak masuk kelas selama tiga hari"
Lelaki yang lebih tinggi dengan rambut coklat itu merangkul pundak kawannya, "dengar, perselingkuhan itu wajar--- Aww!"
"Kau diam. Sebelum aku menyihirmu menjadi siput" ucap Jihoon setelah menyikut kasar perut Jun "kau bawa mobil?"
"Kali ini iya. Kenapa?"
"Antar aku ke rumah Seungcheol"
"Tapi aku ada janji makan siang dengan Wonwoo. Ada tugas--- "
"Tugas katamu?" Sela Jihoon "kau hanya ingin memandangi Wonwoo saja. Sudah turuti aku. Ini paksaan"
Mulut Jun berhasil terbungkam dalam hitungan detik karena pandangan tajam yang Jihoon berikan padanya. Mau tidak mau ia pun mengikuti langkah Jihoon menuju parkiran mobil untuk mengantar lelaki mungil itu ke rumah kekasihnya.
Setelah beberapa menit kepergian Jun dan Jihoon, Wonwoo tiba di tempat kedua temannya itu berbincang. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri mencari Jun yang berjanji akan menemaninya makan siang. Namun, Jun tak kunjung terlihat dan malah pesan yang Wonwoo dapatkan. Wonwoo pun mendesis kesal. Kini matanya kembali menyisir sekelilingnya. Mencoba paling tidak dapat menemukan sosok yang biasanya berada di sisinya tapi sudah tiga hari ini sangat susah untuk di jumpai.
Wonwoo akhirnya menyerah. Kalah dengan fikirannya yang mengatakan bahwa dirinya bodoh karena menunggu kehadiri sosok vampir yaitu Kim Mingyu. Wonwoo pun segera beranjak untuk menuju kantin kampus. Setia dengan fikiran ributnya yang berdebat. Merasa aneh mengapa ia merasa kosong ketika Mingyu tidak ada padahal ia sangat tidak suka dengan keberadaan vampir angkuh itu.
Tidak terasa Wonwoo telah sampai di kafetaria kampus. Keadaannya terlihat cukup ramai dan itu berhasil membuat Wonwoo tidak nyaman. Namun, perut kosongnya terus meronta untuk diisi. Akhirnya ia mengambil nampan dan menuju stand makanan. Setelah berbaris dan berhasil mengisi nampannya dengan makanan, ia berjalan sembari mencari meja yang ada di ujung ruangan yang kosong tentu saja.
"Kau sendirian?"
Tubuh Wonwoo berjengit kecil mendengar suara yang menyentuh gendang telinganya. Ia menoleh ke sisinya dan seketika merasa terkejut dengan jantung yang bergemuruh ria, "e-eoh? Aku? Ya, aku sendiri"
Kim Jongin--lelaki yang menyapa Wonwoo--menyunggingkan senyuman tipis lalu mengambil satu langkah ke depan untuk menuntun sekaligus menawarkan, "mau makan bersama?"
Ini bukanlah mimpi atau setidaknya jika ini mimpi Wonwoo tidak ingin bangun dan sadar. Setahun lamanya mengangumi sosok Jongin dalam diam. Ia bahkan tidak pernah berfikir untuk bisa saling tegur sapa apalagi makan bersama.
"Aku tidak apa-apa" tolak Wonwoo halus yang merasa malu sebenarnya.
"Aku akan sangat senang jika kau tidak menolak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty of The Dark | Meanie
FanfictionPulau Namhae atau bisa di sebut Kota Namhae yang berada di Provinsi Gyeongsang Selatan adalah tempat dimana Wonwoo tinggal dengan keluarga kecil serta teman-temannya. Menajalani kehidupan yang tidak biasa Dimana ia di kelilingi tidak hanya oleh man...