Jeonghan bersandar pada batang pohon besar dengan senyuman miring menatap sekumpulan werewolf yang tidak sadar akan kehadirannya. Tindakannya ini dapat dikatakan sangat berani. Sudah jelas bagaimana bahayanya jika seorang vampir datang menunjukkan diri dengan di kelilingi werewolf berbadan kekar itu. Sama saja menggali kuburannya sendiri tentu saja. Karena luka dari gigitan werewolf dapat membunuh satu vampir.
Ia merasa bosan karena tidak ada yang menarik. Langkahnya dengan ringan mendekat pada sosok yang tengah duduk sembari tertawa keras. Mata tajam sekutu lainnya terlihat menatap tidak suka pada Jeonghan.
"Kang Daniel, apa dengan duduk bodoh seperti ini akan membantumu mendapatkan apa yang kau inginkan?"
"Siapa kau?" Alis Daniel terangkat dengan perlahan memperhatikan sudut muka Jeonghan "ah~ kau vampir yang baru datang itu? Aku heran harus berapa banyak vampir yang membuatku merasa tidak nyaman"
Jeonghan mendecih, "kau ingin aku membahas keluarga Jeon dihadapan bangsamu ini atau cukup kita berdua yang tau?"
Mendengar pernyataan vampir paras indah namun senyuman penuh kelicikan itu membuat Daniel berdiri. Tangannya mengepal sembari berjalan mendekat untuk mengintimidasi. Namun, Jeonghan tidak berkutik. Ia masih di posisi yang sama tanpa merasa terancam sedikitpun.
"Kalian pergilah" perintah Daniel. Untuk beberapa detik manusia serigala yang derajatnya di bawah Daniel itu merasa ragu meninggalkan ketuanya sendiri bersama vampir asing itu. Namun tatapan meyakinkan dari Daniel akhirnya membuat mereka melangkah pergi dengan segera.
"Menarik"
"Tidak perlu basa-basi. Mengapa keluarga Jeon?"
Jeonghan menyeringai, "aku tidak bodoh, Kang Daniel. Kau terlalu lambat untuk menggapai tujuanmu. Mendekati Jungkook terlebih dahulu demi mendapatkan Wonwoo ..."
"Omong kosong"
"Aku tau tentang pertemuan di Inggris. Dan kau tau bahwa ramalan itu benar terjadi. Tapi, bangsa serigala tentu saja tidak butuh bangsa vampir seperti kami. Kalian ingin ramalan di mana bangsa werewolf lah yang berdiri sendiri terjadi"
"Jika pun itu yang bangsaku inginkan, bukan dengan kaulah kami akan membicarakannya"
"Culik Wonwoo"
"Apa?"
Vampir berkulit pucat itu menatap api unggun yang menyala. Pantulan cahaya memperjelas bagaimana raut angkuh itu terpatri, "sudah aku katakan kau terlalu lambat. Kau hanya perlu menculik Wonwoo, membawanya ke Inggris untuk bertemu penyihir Krystal dan lakukan ritualmu. Kau tidak perlu mengkhawatirkan Kim bersaudara itu karena mereka sedang bertengkar"
"Bagaimana bisa seorang vampir malah membantu ramalan yang mampu membuat bangsanya punah? Apa tujuanmu?"
Jeonghan berbalik, "aku tidak suka menjadi vampir. Dan aku tidak suka dengan keluarga Kim yang berkuasa itu. Jongin adalah orang yang merubahku seperti ini"
"Apa aku bisa mempercayaimu?"
"Jika aku memang berbohong, untuk apa aku nekat masuk ke kandang macan seperti ini"
•°•°•°•
"Beberapa terakhir ini aku tidak melihatmu dengan Wonwoo"
Mingyu membalik badan. Pandangannya jatuh pada manik Jongin yang terlihat menatap tajam dirinya. Sebentar lagi Jongin bisa menampakkan wujud aslinya mengingat keadaan lapangan basket kampus tengah sepi.
"Apa tujuanmu sebenarnya datang ke kota Namhae?"
"Aku tidak punya tujuan. Kau tau itu ...."
Jongin melangkah mendekat. Urat-urat di wajahnya mulai mencuat. Rahangnya mengeras dengan nafas yang terasa berantakan. Ia membusungkan dadanya menahan amarah pada saudaranya. Tidak baik rasanya melakukan pertarungan antar vampir yang tentu akan menyebabkan banyak darah mengalir di tempat manusia berlalu-lalang dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty of The Dark | Meanie
FanfictionPulau Namhae atau bisa di sebut Kota Namhae yang berada di Provinsi Gyeongsang Selatan adalah tempat dimana Wonwoo tinggal dengan keluarga kecil serta teman-temannya. Menajalani kehidupan yang tidak biasa Dimana ia di kelilingi tidak hanya oleh man...