Wonwoo berjalan melewati koridor kampus dengan kedua tangannya yang penuh. Perjalanan menuju lokernya biasanya tidak menghabiskan waktu selama ini. Terimakasih pada dua buku sejarah Kota Namhae yang memiliki lembar hingga ratusan halaman sehingga cukup membuat langkahnya menjadi malas.
"Bisakah kau berhenti datang tiba-tiba?" Geram Wonwoo sembari langkahnya yang terhenti
"Aku vampir"
Wonwoo merotasikan bola matanya, "kau pikir semua orang di kota ini tau keberadaan makhluk sepertimu?"
"Aku pikir kau orang yang pintar" Mingyu bersedekap dengan senyuman miring pada wajahnya "lihatlah sekelilingmu, koridor ini sepi. Kau pikir aku akan sebodoh itu?"
"Apa peduliku pada vampir menyebalkan sepertimu"
Mengikuti waktu yang terjadi begitu saja. Langkah kaki Mingyu dan Wonwoo sudah menjadi sama saat ini. Berjalan berdampingan sembari menatap lurus ke depan. Hanyut dalam fikiran masing-masing. Seharusnya dalam keadaan seperti ini Mingyu bisa membaca pikiran Wonwoo. Tapi, seberapa keras ia memfokuskan dirinya dan menatap lekat-lekat manik Wonwoo maka hasilnya akan tetap nihil.
"Kau sudah makan?"
Mingyu tersentak lalu tertawa setelahnya, "wow seorang manusia mengingatkan vampir untuk makan. Aku terkejut Jeon Wonwoo"
"Kau tidak bisa tidak menyebalkan, eoh?"
"Kenapa? Kau khawatir aku kelaparan lalu kalap meminum darah orang-orang di kampus?"
Mingyu mendekat dengan tatapan yang begitu mengintimidasi. Membuat Wonwoo reflek mengambil langkah mundur.
"Jika aku lapar kau orang pertama yang akan aku--- "
"Apa?" Tantang Wonwoo "kau bahkan meninggalkanku saat itu. Kau merasa bersalah saat itu, padahal aku yang meminta ...."
Mereka saling melembutkan pandangan untuk satu sama lain. Terdiam untuk kelanjutan ucapan yang menggantung dari Wonwoo. Sungguh, Mingyu sangat tidak suka suasana yang tercipta setiap kali obsidian Wonwoo menenggelamkannya. Ia vampir dan ia merasa lemah hanya karena itu ...
"Jangan merasa bersalah lagi ...." Sambung Wonwoo "sekarang pergilah. Berhenti mengikutiku"
Intonasi Wonwoo berubah dalam sekejap. Hal itu membuat Mingyu mengerutkan keningnya. Ia baru saja akan menimpali Wonwoo bahwa dirinya tidak akan pergi dari sisi lelaki itu saat kedua matanya menatap sosok Jeonghan berdiri angkuh di ujung koridor.
"Aku pergi" lalu Mingyu hilang setelahnya dalam hitungan detik. Wonwoo kecewa tentu saja. Tanpa sadar wajahnya mengerut mendapat respon yang tidak sesuai dugaannya dari Mingyu.
"Kau terlihat kecewa"
Mendengar suara yang tidak asing itu membuat Wonwoo segera berpaling dan membuka lokernya. Menutupi apa yang dirasakannya sebenarnya, "sejak kapan kau di situ?"
Jun mendongak sebentar, "aku disini sedari tadi. Mendengar pembicaraanmu dengan vampir Kim itu"
BRAK---suara loker yang ditutup keras oleh Wonwoo, "jika kau mengatakan sesuatu yang membuatku kesal. Kau akan mati Wen Junhui"
Jun tertawa canggung lalu segera merangkul Wonwoo, "aku bercanda. Aku lapar sekarang, temani aku makan di kantin"
"Tidak, jika kau memintaku untuk mentraktirmu"
"Aku tidak akan melakukannya lagi. Kau tau? Adikmu itu menggemaskan tapi sungguh ia sangat menyeramkan jika sedang marah"
Tawa Wonwoo menemani perjalanan mereka sampai di kantin kampus. Mereka pun segera mengambil nampan dan berbari rapi untuk mengantri mengambil makanan di standnya. Kali ini menunya terlihat tidak menggiurkan bagi Wonwoo atau karena moodnya yang turun, entahlah. Ia hanya mengambil sebuah roti dan susu kotak rasa pisang kesukaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty of The Dark | Meanie
Fiksi PenggemarPulau Namhae atau bisa di sebut Kota Namhae yang berada di Provinsi Gyeongsang Selatan adalah tempat dimana Wonwoo tinggal dengan keluarga kecil serta teman-temannya. Menajalani kehidupan yang tidak biasa Dimana ia di kelilingi tidak hanya oleh man...