Enjoy~😄
~
"Hoam~" kau menguap sambil meregangkan punggungmu yang terasa kram. Sudah sejam kau merias para member SEVENTEEN.
"(Y/n). Berhentilah sejenak. Kau pasti capek" ujar Mirae Seonbae padamu.
"Gomawoyo, seonbae" ujarmu lalu duduk disebuah sofa yang tak jauh dari situ.
Kau lalu memejamkan matamu perlahan hingga kau benar-benar tertidur.
~
Kau yang tengah tertidur sedikit terusik dengan sentuhan yang kau rasakan diwajahmu.
"Enggh..." lengguhmu.
Tanpa kau sadari ternyata yang menyentuh wajahmu adalah Mingyu. Mendengarmu seperti ini justru membuatnya kembali mengelus pipimu.
"Ah, mwoya...." kesalmu masih menutup mata.
Karena kesal dengan sentuhan diwajahmu.yang tak juga berhenti, kau memutuskan untuk membuka matamu.
Perlahan mata indahmu terbuka dan sontak kau membelalakkan matamu.
Mingyu ada didepanmu dengan jarak yang sangat dekat. Napasmu seakan tercekat seketika.
"M-min Mingyu-ah. I-ini dekat s-sekali" kau berusaha meredam detak jantungmu yang hampir meledakkan dadamu.
Mingyu tak memgubris ucapanmu dan terus mengelus pipimu.
"Tidurmu nyenyak sekali" ujar Mingyu.
Kau mengedarkan pandanganmu keseluruh ruangan.
'Kosong? Apa semuanya sudah pulang? Aish! Aku pasti ketiduran' batinmu meringis.
Kau lalu kembali menatap Mingyu yang masih setia mengelus pipimu.
"Aku suka melihatmu tidur. Kau terlihat seperti gabungan antara seorang dewi dan malaikat. Sungguh sempurna" puji Mingyu.
kau tak mampu menyembunyikan senyummu. Mingyu yang melihat rona merah diwajahmu membuatnya mencubit pelan pipimu.
"Aku ini manusia" ucapmu berusaha menutupi bahwa kau sebenarnya sangat menyukai rayuannya.
Mingyu hanya tersenyum yang membuatnya sangat tampan bahkan hanya dengan membentuk lengkungan manis itu.
"Apa semuanya sudah pulang?" Tanyamu lagi.
"Eoh" jawab Mingyu yang terus menatap wajahmu.
"Kenapa kau belum pulang?" Tanyamu lagi kali ini menatap Mingyu.
"Bagaimana aku bisa pulang kalau separuh diriku masih disini?" Ujar Mingyu. Lagi-lagi rona merah nakal kembali menyembur dipipimu.
"Geumanhae" kau menahan senyummu.
Mingyu terkekeh hingga little fang-nya terlihat.
"Arasseo. Sekarang ayo pulang" ajak Mingyu dan bangun dari tempatnya duduk tadi. Kau mengangguk lalu ikut bangun dan meregangkan tubuhmu.
"Kajja" Mingyu meraih tanganmu dan menggenggamnya membuatmu menggulum senyuman.
"Apa kita akan berjalan kaki? Bagaimana kalau ada para fans kalian yang melihat kita?" Ujarmu bertanya pada laki-laki tinggi disampingmu ini.
"Aniya. Masih ada satu mobil yang menunggu kita" jawab Mingyu.
"Jinjja? Apakah aku tidur sangat lama? Omo pasti supirnya sudah terlalu lama menunggu" kau jadi panik sendiri dan merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carat's Dream
FanfictionIni cuman sarana gue untuk mengekspresikan khayalan gue dan imajinasi gue tentang seventeen. Semua yang gue buat disini cuman imagine doang dan gue harap kalian suka. Ini khusus untuk indonesian's CARAT 😄 Disini kalian yang akan menjadi lawan main...