DK - Rain

186 27 0
                                    

Enjoy 😄

~~~~~~

Langit yang awalnya cerah, kini berubah gelap dengan awan-awan tebal dan hitam yang menutupi langit cerah tadi. Kau yang baru keluar dari toko buku hanya mendengus kesal karena kau lupa membawa payung.

"Pasti sebentar lagi akan turun hujan. Haish kenapa aku lupa membawa payung?" Sungutmu.

Kaupun segera bergegas dari toko buku itu berharap kau cepat sampai rumah sebelum turun hujan. Namun sepertinya Dewi fortuna belum berpihak padamu saat ini. Baru saja beberapa meter kau berjalan dari toko buku, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.

"Aish..." ujarmu sambil berlari kembali kearah toko buku itu.

Kau sedikit basah karena hujan deras itu. Namun untunglah bukumu tidak karena kau menutupinya dalam jaketmu yang kau pakai.

"fyuh~untung saja bukunya tidak basah" ujarmu bersyukur sambil melihat buku dalam dekapanmu. Saat ini kau berdiri didepan pintu toko.

Sembari menunggu hujan reda kau mengetukkan kakimu berirama.

"Biga naerigo~ [hujan mulai turun]
Eumage heureunen~ [musik mulai mengalun]
Nan dangsin-e saenggakhaeyo~ [aku memikirkan dirimu]
Dangsin-i tteo—aakk" nyanyiannmu terpotong karena pintu dibelakangmu terbuka dan menghantam punggungmu.

"Haish, Nugundae?" Bentakmu sambil mengusap punggungmu.

"Mianhaeyo. Gwaenchanayo?" Tanya seseorang dari belakangmu.

"Apanya yang baik-baik saja? Kau pikir a—" ucapanmu terpotong karena kau baru sadar siapa yang ada didepanmu sekarang ini.

"Do-dokyeom?" Ujarmu terbata-bata. Bagaimana tidak? Dia adalah orang yang selama ini mencuri perhatianmu. Orang yang kau kagumi secara diam-diam.

"Eoh? (Y/n)?" Ujar Dokyeom sedikit terkejut.

Kau hanya mengangguk kikuk. Kau bahkan melupakan rasa sakit dipunggungmu.

"Gwaenchana? Apa kau terluka?" Tanya Dokyeom sambil memandang keseluruh sisi tubuhmu.

Kau yang sedang mengagumi ketampanan makhluk Tuhan didepanmu ini langsung terkejut.

"Eoh? Eoh. Gwaenchana" ujarmu berusaha untuk tidak gugup karena kedapatan memandang Dokyeom diam-diam.

"Hah~dahaengida (syukurlah)" Dokyeom lalu tersenyum manis yang membuatmu merona.

"Kau juga membeli buku disini?" Tanya Dokyeom sembari menunjuk buku yang kau dekap.

"Eoh. Aku suka membaca" ujarmu melirik buku dalam dekapanmu.

"Ah~kupikir kau menyukaiku" sahut Dokyeom sedikit pelan sehingga kau hampir tak mendengarnya.

Kaupun mengangguk lalu kembali menatap rintik hujan yang sedang jatuh.

"Kau tak membawa payung?" Tanya Dokyeom seakan bisa menebak mengapa kau masih berdiri didepan toko ini.

Kau kembali mengangguk.

Dia kemudian membuka payung berwarna hitam yang sedari tadi dipegangnya.

"Kajja. Aku akan mengantarmu" Dokyeom menatapmu.

Kau langsung berbinar dan menganggukkan kepala. Siapa coba yang tidak mau diantar orang yang kita suka?

'Gengsi...kau tunggulah. Sekarang bukan saatnya kau muncul' ujarmu membatin.

Kalianpun mulai melangkahkan kaki menuju jalanan. Berada dalam satu payung membuatmu makin mengeratkan pelukanmu pada bukumu untuk menetralkan jantungmu yang sudah mulai menggila.

Carat's DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang