Enjoy 😄
~
"Oppa, apa keluargamu akan menyukaiku? Aku gugup" ujarmu pada Hoshi yang tengah mengemudi. Sebuah senyum kemudian muncul diwajah tampan serta imut Hoshi.
"Mereka akan menyukaimu seperti aku menyukaimu" ujar Hoshi lalu mengusap kepalamu namun dengan tatapan yang lurus kedepan.
"Semoga seperti itu. Aish aku benar-benar gugup" katamu sambil memegang dadamu berusaha meredam suara detakan jantungmu yang sedang menggila.
Tak berapa lama kemudian, mobil yang kau tumpangi bersama Hoshi berhenti disebuah rumah dengan dua lantai.
Hoshi lalu bergegas keluar dan membukakan pintu untukmu.
"Kajja" ajak Hoshi setelah kau sudah berada diluar mobil sambil mengulurkan tangannya padamu. Kau menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Kaupun mengangguk dan menerima uluran tangan Hoshi.
Kau dan Hoshi lalu masuk kedalam halaman rumah bercat putih itu. Rumah ini terlihat Indah dan nyaman. Ada taman yang cukup besar yang dipenuhi beberapa jenis bunga.
Kau sempat menganga melihat bunga-bunga itu.
Hoshi kemudian menekan bel pintu depan.
"Jamkkanmanyo" teriak seseorang dari dalam rumah.
Kemudian pintu didepanmu dan Hoshi terbuka dan seorang wanita paruh baya terlihat dari balik pintu itu.
"Eo? Soonyoung-ah. Kau sudah datang?" Tanya wanita itu.
"Annyeonghaseyo" sapamu sambil membungkuk.
"Kau pasti (y/n), kan?" Tebak wanita yang kira-kira berusia sekitar lima puluhan tahun itu.
"N-ne" kau tersenyum kikuk.
"Salam kenal. Aku Shin ji young, ibunya Soonyoung" wanita itu lalu tersenyum manis padamu.
"Ah eomma. Apa kau akan membiarkan kami berdiri saja disini?" Hoshi menginterupsi obrolan kau dan ibunya.
"Aigoo kau ini. Ayo masuklah. Cuacanya cukup dingin" ajak ibu Hoshi lalu kau dan Hoshi mengekori ibunya dan masuk kedalam rumah.
Saat sudah berada dalam rumah, kau dan Hoshi langsung disambut oleh seorang pria paruh baya.
"Appa" sapa Hoshi pada pria yang terlihat berumur lima puluhan itu.
"Eo? Wasseo?" Tanyanya.
"Ne, appa" jawab Hoshi.
"Aigoo, ige nuguji? (ini siapa?)" Tanya ayah Hoshi sambil bangun dari tempat duduknya.
"Appa, perkenalkan. Ini (y/n), pacarku" jelas Hoshi.
Mendengar penuturan Hoshi, kau sedikit gugup karena hal itu. Kau takut ayahnya tak menerimamu.
Terdengar helaan napas dari ayah Hoshi yang menambah kegugupanmu. Namun setelah sedetik kemudian, sebuah senyuman menghiasi wajah ayah Hoshi.
Kau bingung.
"Anak appa ternyata sudah besar dan memiliki pacar. Dan....wah pacarmu cantik sekali" ujar ayah Hoshi seraya memujimu.
Kau hanya tersenyum kikuk.
"Dia memang sangat cantik dimataku, appa. Sampai-sampai aku tak bisa memalingkan mataku darinya" Hoshi juga menimpali ucapan ayahnya.
"Oppa geumanhae" ujarmu dengan sedikit merona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carat's Dream
FanfictionIni cuman sarana gue untuk mengekspresikan khayalan gue dan imajinasi gue tentang seventeen. Semua yang gue buat disini cuman imagine doang dan gue harap kalian suka. Ini khusus untuk indonesian's CARAT 😄 Disini kalian yang akan menjadi lawan main...