Enjoy~ 😄
Di sinilah kau berada. Didepan rumah sahabatmu, Jeonghan. Tadi pagi kau dikabari ibunya bahwa sahabatmu itu sedang sakit jadilah kau langsung kesini saat baru pulang dari sekolah.
Kaupun langsung masuk kedalam rumah Jeonghan tanpa harus menekan bel karena kau sudah menganggap rumah ini sebagai rumah keduamu. Dengan sebuah kantong kresek yang lebih dengan makanan kesukaan Jeonghan, kau melangkah masuk kedalam rumah.
"Aku pulang." sapamu sambil membuka sepatumu.
"Oh. (Y/n), kau sudah datang. Baguslah." ujar ibu Jeonghan yang sudah seperti ibumu sendiri.
"Apa anak itu mogok makan lagi, eomma?" Tanyamu pada ibu Jeonghan.
"Kau tahulah bagaimana sifat anak itu kalau sedang sakit. Dia hanya akan mau makan kalau ada kau. Oh iya, dia sedang tidur tolong bangunkan dia dan suruh dia makan." balas ibu Jeonghan sambil membawa nampan yang berisikan semangkuk bubur dan segelas susu.
Kaupun menyimpan tas ranselmu diatas sofa lalu menerima nampan tersebut dan beranjak menuju kamar Jeonghan di lantai atas serta tak lupa kantong yang tadi kau bawa.
Setelah sampai di kamarnya kau langsung membuka pintu kamarnya dengan pelan takut kau membangunkannya. pintu kamarnya berderit pelan saat kau membukanya.
Kau melangkah kearah tempat tidur Jeonghan di mana dia sedang tertidur lelap. Kau menaruh nampan dan kantong plastik yang kau bawa di atas nakas disebelah kanan tempat tidur Jeonghan.
Kau kemudian duduk di samping tempat tidurnya dan mulai meneliti setiap inci wajah sahabat tampan sekaligus cantikmu itu. Wajahnya yang cantik itu sering kali membuatmu iri dengannya. Pucat di wajahnya bahkan tak menutupi ketampanannya. Rambut panjangnya membuatnya sangat mirip perempuan.
Kaupun memutuskan untuk membangunkannya untuk makan meskipun kau tak tega mengganggu mimpi indahnya.
"Jeonghan-ah. Ireona bwa." Ucapmu sambil menepuk pipinya pelan berusaha membangunkannya.
Namun sepertinya dia masih terlalu asyik dalam mimpinya pikirmu. Lalu kau berniat bercanda untuk membangunkannya karena kau tahu kalau Jeonghan itu kalau sudah tidur akan susah dibangunkan. Yah, namanya juga sahabat pasti adalah gila gilaannya.
Kaupun mendekat kearah wajahnya.
"Kalau kau tak bangun, akan kucium kau" ancammu pada sahabatmu yang sedang tidur itu.
Dia tak bangun bahkan bergerak sedikitpun. Hal itu membuatmu jengkel karena dia tak kunjung bangun.
"Tak mau bangun, ya..." ujarmu.
"Baiklah kalau begitu" tambahmu lagi.
Kaupun mendekatkan wajahmu pada wajahnya dan kini jarak antara wajah kalian hanya tinggal satu senti saja.
"Kuhitung sampai tiga dan kalau kau tak bangun ak--" ucapanmu terhenti karena tiba-tiba Jeonghan membuka matanya dan kini kalian berdua saling bertatapan dengan jarak yang sangat dekat.
"Kalau aku tak bangun kau akan apa?? Menciumku?" Tanyanya dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur. Nampaknya dia sudah mengetahui kehadiranmu sejak tadi.
kau langsung kaget saat Jeonghan membuka matanya dan menatapmu tepat pada matamu. Kau langsung salah tingkah dan bergegas bangun dari posisi dudukmu tadi. Namun sepertinya Jeonghan sudah mengunci tubuhmu sehingga kau tak bisa bangun.
"Bagaimana kalau tadi aku tidak bangun? Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Jeonghan sambil mengerling nakal kearahmu.
Kaupun langsung bersemu merah. Baru kali ini sahabatmu ini seperti ini padamu. Untuk mengatasi rasa malumu itu, Kaupun langsung memukul dadanya lalu kaupun bangun dari tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carat's Dream
FanfictionIni cuman sarana gue untuk mengekspresikan khayalan gue dan imajinasi gue tentang seventeen. Semua yang gue buat disini cuman imagine doang dan gue harap kalian suka. Ini khusus untuk indonesian's CARAT 😄 Disini kalian yang akan menjadi lawan main...