6. Let's Not Fallin In Love

607 85 24
                                    

***

Park Jinyoung.

Ya pria itu.
Tengah memperhatikan putrinya dan putranya yang belajar di ruang tengah.

Alasan mengapa ia meminta Mingyu untuk belajar di ruang tengah adalah agar ia dapat melihat putrinya, Tzuyu.

Jinyoung tersenyum menatap betapa cantiknya Tzuyu, ia tumbuh dengan sangat baik ya walaupun wajahnya tidak terlalu ramah.
Setidaknya gadis itu pintar dan punya attitude yang baik, karna ia tahu pasti Nayeon akan mendidik anak mereka dengan baik.

Egois memang jika ia terlihat hanya memperhatikan Tzuyu.
Nyatanya ia juga memperhatikan Mingyu.

Buktinya ia selalu bertanya bagaimana perkembangan Mingyu di sekolah, kepada wali kelasnya.
Ya sebenarnya ia tahu kalau Mark adalah mantan kekasih Sana.
Karna dia lah yang mengirim informasi secara rahasia pada Mark.
Ia hanya ingin Sana menyelesaikan masalahnya, ia tak ingin istrinya itu terus terpuruk karena merasa bersalah.

"Oppa.."

Jinyoung menoleh, mendapati Sana yang masih memakai apron lengkap.
Sepertinya ia habis memasak.

"Oppa sedang apa?" tanya Sana.

"Hanya ingin lihat apa aku tidak salah pilih guru les untuk Mingyu" ujar Jinyoung kemudian pergi melewati Sana.

Sana sedikit menyunggingkan senyumnya.
Hatinya terenyuh mendengar ucapan Jinyoung yang sepertinya masih memperhatikan putranya.

"Gomawo, oppa" gumamnya kemudian kembali ke dapur.

.
.
.
.

Sementara itu Mingyu sudah terlihat berkembang dari sebelumnya.
Ia dapat menjawab beberapa pertanyaan yang Tzuyu berikan.

"Nilaimu 76 kali ini.."

Mingyu tersenyum lebar, merasa puas dengan hasil pekerjaan yang menguras otak dan jantungnya.

Otak untuk berpikir sementara jantung untuk mengontrol agar ia tidak lepas kendali berada di dekat Tzuyu.

"Tapi harusnya kau bisa mendapatkan lebih dari 76.. Atau eum... 80 mungkin?"

"Hey kau meremehkanku? Aku bisa mendapatkan 99 tahu!"

"Hanya 99? Bagaimana kalau 100?" ejek Tzuyu.

"Kau menantangku?"

"Ne. Kalau kau bisa mendapatkan nilai 100 diujian besok aku..." Tzuyu mengulum bibirnya sesaat.

'Sial, apa yang kulakukan!' batin Tzuyu.

"Aku apa?" Mingyu tersenyum menggoda.

"Tidak. Tidak jadi" Tzuyu membuang pandangannya.

Mingyu tertawa, memperlihatkan gigi taringnya.

"Kau mau berkencan denganku?" tanya Mingyu.

"Tidak!"

"Ayolah, kau tidak mau melihatku mendapat nilai seratus?" rengek Mingyu.

"Tidak.."

"Ck. Guru macam apa yang tidak ingin melihat muridnya berkembang"

Tzuyu menatap sinis Mingyu.

"Kau sudah terlalu melampaui batas, bukan berkembang lagi"

Tzuyu menyentuh kepala Mingyu.
Bermaksud untuk mengejek tinggi badannya yang melampaui tinggi anak laki2 pada umumnya.

Mingyu terdiam ketika pandangannya tak sengaja bertemu dengan pandangan datar Tzuyu.
Dan Tzuyu juga hanya diam, masih menyentuh kepala Mingyu.

Sesaat keheningan pun terjadi.

APOLOGY✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang