Part 13

7K 88 5
                                        

Aku terbangun tapi hari masih gelap. Ku ambil hpku, lalu ku buka akun sosial mediaku. Ku lihat foto-foto terakhir yang ku kirim adalah fotoku bersama Raka. Kembali bayangan Raka mengiang-ngiang di pikiranku.
"Terima kasih sudah pernah ada, mengisi hari-hariku, lalu pergi meninggalkanku. Setidaknya kau masih hidup di dalam hati dan pikiranku. Seharusnya, ini hari pernikahan kita tapi yang kudapati bukan cincin darimu tapi dirimu yang sudah tak bernyawa. "satu air mataku menetes.

Isak tangisku memecah keheningan malam, dirinya makin bermain-main di dalam otakku. Tambah lagi saat teringat orang tuaku. Sebenarnya aku juga bingung kenapa tiba-tiba aku teringat dan menangisi orang tuaku.
Aku tetap menangis dan kembali tertidur.
"Srett"ku dengar gorden disingkap, tapi aku masih malas untuk bangun.
Tapi cahaya matahari membuat aku kesilauan dan terbangun.

Ku lihat Alice masih memakai handuk, menandakan ia sudah mandi. Dengan langkah lunglai aku berjalan ke kamar mandi. Setengah jam berlalu aku selesai mandi. Memakai baju, berdandan dan selesai. Jam menunjukkan sudah pukul 08.27, pesawat kami terbang sekitar satu setengah jam lagi.
"Alice, kamu udah siap kan? Kita check out yuk, terus breakfast di cafe dekat sini"ajakku.
"Ayo kak"jawabnya tersenyum.

Setelah kami check out kamipun pergi ke cafe dekat sana. Saat makan aku melihat ada seseorang berjas yang memperhatikanku dan itu orang yang sama, orang yang memperhatikanku saat aku di bandara. Yang dulunya ku kira dia adalah pelanggan lama, saat kupikir-pikir ternyata dia bukan pelangganku. "Lalu, siapakah dia?"batinku.

Aku berdiam mencoba mengingat-ngingat lagi, tapi aku sama sekali tidak mengenalinya.
"Sandwich kakak gak enak ya? "tanya Alice melihat aku yang terdiam.
"Eh, enak kok kakak lagi mikir sesuatu aja"jawabku.

Selesai kami sarapan kami pun langsung pergi ke Rumah sakit mengurus mayat Raka dan orangtuanya.

"Sekarang Alice iklas mama,papa, dan Kak Raka pergi. Karena mereka pasti bahagia disana dan juga aku sekarang sama Kak Angel, orang yang ku anggap kakakku sendiri dan aku tahu Kak Raka masih ada di hati Kak Angel. Aku akan berusaha supaya aku bisa seperti Kak Raka dan aku akan membuat Kak Angel senang karena di hati kakak ada Kak Raka".kata Alice sedikit gentar.

"I will beside you baby, calm down"ucapku sambil memeluk tubuh mungil Alice.
"Is it true? then you live with me in singapore."jawabnya.
"Ok"kataku.

Kamipun pergi ke bandara, sebelumnya kami sudah meminta pada pihak bandara untuk membawa jenazah Raka dan orangtuanya. Sesampainya di Singapura Alice menelpon seseorang yang aku tak tau siapa itu.
Tak lama, ada mobil Limousine berhenti di depan kami. Dan membuka kaca perlahan.
"Hello Sir, can you help lift body's Raka and my parents?"tanya Alice ramah.
"Of course, I also bring people home to help me"jawabnya.

Tak lama keluar beberapa orang dari mobil dan membawa Raka dan orang tuanya masuk ke mobil. Mobil berhenti di depan rumah yang sangat bagus dan mewah.
"Kita sudah sampai kak"kata Alice.
"Hah? Ini rumahnya? Terlihat seperti sebuah istana"ucapku dalam hati terkagum-kagum.

Rumah besar berlantai dua dengan warna putih bersih. Ditambah dengan taman di depannya benar-benar seperti istana.
"Ayo kak"ajak Alice.
Ku ikuti Alice dan ia membuka pintu rumah itu. Rumah mewah namun, tak ada seorang pun disana.

Alice mengantarku ke kamar tamu.
"Istirahatlah, nanti aku panggil untuk nguburin Kak Raka"katanya keluar kamar.

Aku membersihkan diri lalu berbaring di ranjang empuk dan tertidur.
"Kak"Panggil Alice membangunkanku.
Mataku terbuka ku lihat mata Alice seperti bekas menangis.
"What happend with you? "tanyaku sambil mencoba duduk.
"I am only missing my parents and my brother. Ayo kak kita kuburkan mereka"jawabnya tersenyum kecut.

Aku bersiap dan keluar dari kamar. Ku lihat ada banyak orang yang datang untuk membantu menguburkan Raka.
"Itu partner ayah sama Kak Raka"kata Alice memberi tahuku.
"Oh yaa?. Dimana kita akan menguburkannya?"tanyaku pada Alice.
"Di belakang rumah ini ada tanah lapang. Rencananya Alice akan menguburkannya disana, agar Alice mudah untuk menjenguknya"kata Alice.

Lalu kami kebelakang rumah bersama dan menguburkan jenazah Raka dan orang tuanya.
Banyak sekali yang mengatakan turut berduka padaku dan Alice.

Hari mulai gelap semua tamu sudah pulang. Aku dan Alice masuk kerumah dan duduk santai di ruangan tengah.
"Aku rindu Raka"kataku.
"Aku juga kak"jawab Alice.
"Kakak tinggal disini saja, temani Alice. Sekarang Alice ga punya siapa-siapa lagi"pinta Alice.
"I always here"jawabku.
"Thank you very much"jawabnya memelukku.

Kami habiskan malam dengan mengobrol lalu pergi ke kamar masing-masing untuk tidur.

Jangan lupa vote yaa💛
Nextnya minggu depan saja, karena bulan ini author full ujian😩.

I am just a bitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang