Part 18

3.6K 55 2
                                    

Aku benar-benar bingung dan heran, siapa lelaki yang mau membiyayai belanjaanku?. Padahal ini mungkin seharga dengan tiket pulang pergi ke Singapur, mungkin saja lebih. Aku tak ingin memikirkan itu, terima saja ini rezeki whehe. Besok aku akan pergi ke pusat perusahaan terkenal di Eropa, Doc Company. Oleh karena itu, aku istirahat lebih awal hari ini. Tapi sebelum aku menutup mata, aku menerima pesan dari Alex.
"Besok dandan yang cantik, siapa tau ketemu jodoh"
Aku hanya tersenyum menanggapi pesan Alex dan langsung memejamkan mata.

"My wife, Angel"
"Yes honey?"
"Aku akan buat kau menjerit nikmat dan memanggil namaku"ucap lelaki itu mengecup bibirku.
"I can't wait"sahutku menggoda.
Ia mulai membuka kemejaku perlahan menciumi leher jenjangku dan meninggalkan banyak sekali kissmark.
Memainkan dua gunung kembar dengan puncak yang mengeras.
"Disini akan ada anakku"ucapnya mengelus lembut perutku yang rata.
"I love you"kataku tersenyum melihat perlakuannya yang sangat manis.
"I love. . ."

Belum selesai ia bicara tapi suaranya berubah menjadi deringan alarm hpku.
"Shit"ucapku mengumpat mematikan alarm yang mengganggu mimpi indahku.
"Pertanda? Mungkin benar kata Alex aku harus berdandan cantik"pikirku seraya berjalan ke kamar mandi. Aku merendam diri didalam bathup dengan sabun aroma anggrek hitam . Aku benar-benar menyukai wangi bunga ini sejak duduk di bangku SD.

Flashback on

"Angel di rumahku banyak sekali bunga, mungkin kau mau lihat"ucap Ben, teman sebangku Angel dikelas 2.
"Bolehkah?"
"Tentu, sehabis pulang sekolah aku akan ajak kamu kerumah"
"Asyik, aku sayang Ben"kata Angel polos.
Sepulang sekolah Ben membawa Angel kerumahnya yang memang tak jauh dari sekolah. Angel takjub dengan rumah Ben yang tampak seperti istana, sedangkan rumahnya sangat sederhana.
"Kebunnya di belakang"ucap Ben menarik tangan Angel ke halaman belakang.
Disana memang banyak bunga dengan warna yang berbeda-beda.
"Liat ini anggrek, baunya harum sekali. Aku menyukainya"ucap Ben sambil menunjuk bunga yang diyakini adalah anggrek hitam.
"Aku suka"ucap Angel menciumi bunga-bunga dihadapannya.

"Kata mami, mami punya perusahaan sabun di Itali. Dan aku paling suka sabun aroma anggrek ini"jelas Ben.
"Benarkah? Pasti badan jadi wangi pakai sabun itu"
"Tentu, tapi daddy bilang aku harus pakai yang aroma mint. Sebenarnya aku lebih suka yang anggrek tapi katanya itu untuk perempuan"ucap Ben memanyunkan bibirnya.
"Kalo aku udah gede aku pasti beli banyak-banyak sabun dari mami mu"

Flashback off

"Ben"ucapku tersadar dari lamunanku yang mengingat awal pertama kali aku menyukai aroma anggrek hitam ini.
"Dimana anak itu sekarang?"
Angel bersahabat dengan Ben, setiap hari ia kerumah Ben untuk sekedar menciumi aroma bunga dirumahya. Tapi, saat kelulusan SD Ben pergi dan menetap di Itali. Angel menyudahi acara mandinya karena ia tak mau terlambat. Mencari baju yang sekiranya cocok ia gunakan.
"Damn, ini musim dingin gak mungkin aku pakai baju biasanya"Angel mengumpat karena biasanya ia menggunakan rok pendek dengan blazer senada. Angel melihat baju- baju yang ia beli kemarin.
"Mungkin pakai ini saja"ucapku melihat celana panjang bewarna putih dan blazer putih.
"Setidaknya gak kedinginan, siapa suruh akhir tahun gini ngadain meeting gede. Aneh-aneh aja tuh orang"

***

"Akhirnya sampai"ucapku turun dari Taxi di depan gedung mewah yang aku yakini adalah Doc Company. Akupun masuk dan diikuti Tasya.
"Selamat datang di Doc Company, Nona Angel dan Nona Anatasya dari Jp Company" ucap para karyawan serentak menyambut hangat kedatangan kami.
"Nama saya Renard Andrean Wilson. Saya akan mengantarkan Nona ketempat meeting"ucap lelaki tampan dengan sangat sopan. Aku pun mengikuti lelaki yang konon katanya bernama Renard ke ruang meeting yang berada di lantai 7 gedung ini.
"Silahkan Nona"ucapnya membukakan pintu dan ku lihat banyak orang yang menungguku. Aku pun masuk dan duduk di tempat yang sudah disediakan. Ku lihat seseorang yang mulai berdiri, sepertinya itu Ceo Doc Company.
"Shit, wajahnya benar-benar tampan lebih tampan dari Raka aku akui itu. Tapi rasanya wajah ini tak asing, mungkin hanya mirip dengan sesorang pikirku.
Rapat dimulai dengan lancar tanpa hambatan sedikitpun sampai selesai. Dan orang-orang yang mengikuti rapat tadi mulai keluar dan meninggalkan rungan rapat ini dan hanya tersisa aku, Tasya dan Brandon, Ceo Doc Company.
"Ayo"ucapku berdiri dan meminta pamit pada Ceo tampan itu. Ia hanya mengangguk, "Tampan tampan sombong"pikirku. Aku berjalan ke pintu dan memegang ganggang pintu bermaksud ingin membukanya, tapi suara Ceo itu menghentikan aktivitasku.

"Aku ingin bicara denganmu"ucapnya dan aku hanya mengangguk sambil memberikan senyum sebaik mungkin walau jantungku sudah marathon di tempat.
"Empat mata"timpalnya. Astaga apa ini pikirku, Tasya mengangguk dan keluar duluan membuat ruangan ini serasa hampa oksigen. Brandon berdiri dan berjalan kearahku membuat aku mundur sampai terhimpit pintu
"Jangan takut"ucapnya lalu memelukku.
"Apa ini? Kenapa? "
"Kau tau siapa aku? "Aku mengangguk
"Ceo Doc Company, Mr. Brandon Andrew Dominic?"
"Wrong"
"Lalu? Bukankah itu nama anda? "ucapku kebingungan. Ia masih memelukku dan menciumi tengkukku,
"Kau masih suka aroma ini, Angel? "tanyanya membuatku makin kebingungan.
"Aku Ben"
"Ben? "tanyaku makin bingung"
"Teman SDmu, Angel. Apa kau lupa? "
"Ben? Benarkah ini kau?"tanyaku mulai meneteskan air mata, pasalnya aku bersahabat dengannya sampai kami lulus SD dan Ben pindah ke luar negri ikut orang tuanya.
"Saat aku pindah ke Itali, nenekku meminta mami ganti namaku jadi Brandon Andrew Dominic"
"Benarkah ini kau Ben? "
"Aku Ben Dominic, temanmu satu-satunya di SD Angel"ucapnya mengelus punggungku akupun kini telah membalas pelukannya dan menangis bahagia karena rindu belasan tahun ini terbayar sudah.

***

Seharusnya hari ini aku kembali ke Singapur, berhubung rapat sudah terlaksana dan dilanjutkan tahun depan di Jp Company. Tapi Ben--Brandon menyuruhku tetap tinggal disini untuk sementara, aku tak keberatan karena aku memang merindukan dia. Siang ini ia janji akan mengajakku makan siang diluar lalu menghabiskan waktu luang bersama.
Ini sudah pukul 11.45 seharusnya ia sudah selesai dengan urusan kantor dan pulang untuk menjemputku. Ya aku diajaknya menginap di penthousenya sedangkan Tasya sudah pulang lebih awal karena ia ingin berhari Natal bersama keluarga.
Pintu kamarku di ketuk, siapa lagi kalo bukan Andrew--aku lebih suka memanggilnya begitu-- ia masuk menggunakan jas abu-abu muda dan celana senada.
"Jadi? "tanyanya memelukku
"Andreww"teriakku spontan karena ia memelukku amat erat
"Yes honey? "
"Damn, bisakah kau berhenti memanggilku begitu?"pasalnya Andrew selalu memerlakukanku seolah aku adalah kekasihnya
"Jaga ucapanmu, darl. Aku akan menghukumu jika ku dengar bibirmu itu mengucapkan kata-kata kasar"ucapnya sambil menampar lembut bibirku dengan jarinya.
"Berani? "tanyaku agak menantang
"Jelasssssssssssssssss"ucapnya sambil berdesis di telingaku sialnya aku benar-benar benci suara desisan karena itu seperti ular.
"Brengsek"teriakku menutup telinga.
"Sekarang aku akan menghukumu"Ucap Andrew tertawa menang.
"Kau menjebakku!"teriakku lagi pasalnya hanya Andrew yang tau jika aku sangat benci suara desisan. Ia memegang tanganku, matanya menatap mataku yang sedang dalam amarah.
"Maaf"ucapnya ku lihat mata itu ada sebuah penyesalan dan permohonan. Aku hanya mengangguk dan melempar pandang ke samping, pertanda bahwa aku masih merajuk walau sudah memaafkannya.
"Aku akan beri kau hukuman"ucapnya santai , aku sontak kembali menghadap kearahnya dan bibir kami saling bertemu.
Aku tak memberontak dan tak membalas aku hanya berdiam merasakan setiap pagutannya, ku rasa lidahnya sedang mencari celah untuk masuk ke dalam mulutku. Ia menggigit bibirku tapi aku sudah tahu motif seperti ini dan aku pun enggan untuk membuka mulut. Tapi aku mulai terbuai ciumannya, alhasil aku pun membuka mulut dan membalas ciuman Andrew.

Jangan lupa vote yaa💛
Bentar lagi tamat nihh😀

I am just a bitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang