Part 12

9.4K 116 10
                                    

Aku menangis jika teringat Raka sudah kucoba ratusan kali menelponnya tapi hasilnya tetap sama. Aku menangis hingga larut malam dan terlelap sendiri.

Pagi sekali aku terbangun, ku coba menjalani hari seperti biasanya. Tapi, semuanya sudah berubah. Semuanya ku lakukan sambil menangis. Aku kehilangan orang yang sangat kucintai. Karena Raka juga menerima aku apa adanya membuat perasaan cinta ini semakin dalam. Tapi, beberapa hari sebelum kami mengikrarkan janji suci, dia meninggalkanku sendiri.

Aku selesai mandi setelah 1 jam lebih, yang ku lakukan adalah berendam diri dan menangis. Saat aku memakai baju, hpku berbunyi.
"Halo Nona Angel, pesawat yang di tumpangi Tuan Raka telah di temukan"kata seorang laki-laki membuatku terkejut. Segera ku buka tv ku, dan ku lihat berita pagi.

"Pesawat MH-2350 ditemukan di Selat Karimata. Pesawat ini diduga jatuh karena bahan bakar yang buruk dan juga kesalahan teknis dari sang pilot. Di perkirakan ada 134 korban jiwa dan yang baru di temukan sebanyak 69 masih ada 65 korban yang belum ditemukan".kata seorang reporter yang kemarin ku lihat.

"Raka, kamu dimana? "teriakku.
Kembali ku lihat lagi layar tvku dan menampilkan nama-nama korban pesawat itu.

36.Raka Aditya Joseph-Ditemukan
37.Meylinda Putri Joseph-Ditemukan
38.Wiliam Joseph-Ditemukan

"Syukurlah Raka kau sudah ditemukan"kataku sambil tersenyum.
"69 korban yang ditemukan tewas dan sudah di evakuasi ke Rumah Sakit Mitra Medika kota Pontianak."sambung repoter itu membuat aku lemas.

Aku langsung bersiap untuk pergi kesana. Setelah aku berkemas aku langsung menaiki taksi online dan diperjalanan aku memesan tiket pergi ke Pontianak, tempat pesawat itu ditemukan.

Beberapa jam berlalu pesawat yang aku tumpangi pun landing di bandara yang ada disana. Segera aku naik taksi dan pergi ke Rumah Sakit Mitra Medika, tempat korban pesawat jatuh itu di evakuasi.

Saat taksi berhenti, aku segera membayar dan langsung berlari masuk.
"Permisi mbak, boleh nanya?"tanyaku pada seorang perawat.
"Iya, ada yang bisa saya bantu?"jawabnya lembut.
"Apakah benar korban pesawat jatuh itu dievakuasi kesini?"tanyaku cepat.

"Iya, Nona. Tapi hanya sisa beberapa orang lagi karena tidak ada keluarga yang menjemputnya. Rencananya jika dalam 2 hari ini masih tidak ada keluarga yang menjemput, kami dari pihak rumah sakit akan menguburkannya sendiri di TPU dekat sini."jawabnya menjelaskan.

"Saya istri dari Raka Aditya Joseph dan menantu dari Nyonya Meylinda Putri Joseph dan Bapak Wiliam Joseph"kataku berdusta.
"Mari kita cek dulu Nyonya"jawabnya.

Kami pun bejalan menuju ruang mayat. Sebelumnya dia mampir ke ruang dokter dan mengambil buku kecil.

"Nah apakah ini benar nama suami serta mertua anda Nyonya?"tanyanya sambil menunjuk nama Raka dan orang tuanya. Aku hanya mengangguk lemah.

"Koper Bapak Raka masih disimpan karena ia sudah berpesan pada pihak bandara bahwa isi kopernya sangat beharga. Tak seorang pun berani membuka karena orang-orang takut mendapatkan hukuman. Secara Bapak Raka adalah salah satu miliader muda Asia"kata perawat itu menjelaskan.

Kami pun akhirnya sampai di ruangan mayat. Ku lihat ada beberapa mayat bersusun. Perawat berjalan masuk dan menunjukkan mayat yang ada di ujung bertuliskan "Raka Aditya Joseph".

"Raka"teriakku saat kain putih yang menutup wajah Raka dibuka perawat itu. Kupeluk erat tubuhnya sambil menangis di dadanya.

Lama aku menangis, perawat itu tetap setia menemaniku. "Sabar ya Nyonya"ucapnya sambil mengelus punggungku.

Selesai aku menangis, aku segera mengurus mayat Raka dan orang tuanya untuk ku kuburkan. Sebelumnya aku diberi koper dari pihak bandara.
"Ini Nyonya, Saudara Raka meminta kami untuk menjaga benar-benar koper ini"kata seorang lelaki berbaju rapi.

Lalu kubuka pelahan koper itu. Aku melihat satu plastik bening dengan isi kain yang sangat indah. Kubuka plastik itu dan aku melihat gaun pengantin yang sangat indah dan mewah, bewarna putih dan ada beberapa hiasan dari berlian.

Di bawahnya ada plastik yang sama, laku ku buka perlahan. Dan ternyata itu jas untuk Raka nanti dengan warna putih bersih, selaras dengan gaunku. Lalu, ada kotak perhiasan dengan warna merah. Ku buka dan itu menampilkan cincin, kalung, dan gelang serta ada mahkota dengan warna putih dan beberapa berlian yang sama dengan gaunku. Disana juga ada sepatu kaca dan sepatu untuk Raka. Jika dibayangkan sangat serasi kami memakai gaun itu berdua, berdampingan, lalu mengucapkan janji suci. Tangisku pecah kembali saat teringat Raka.

Aku menemukan buku kecil di koper Raka. Isinya adalah nomor telepon keluarga-keluarganya. Ku pilih random nomor itu dan segera ku telpon.

"Hallo"ucapku.
"Yaa. Who? "tanya seorang yang ku lihat atas nama Alice.
"Can you speak Indonesian? "tanyaku.
"Iya, kenapa?
"Kalo boleh tau. Kamu siapanya Raka?"tanyaku ramah.
"Aku adik kandungnya. Kenapa dan siapa kamu? "tanyanya menyelidik.
"Aku calon istri Raka"jawabku.
"Ahhh kakak Angel, selamat yaa besok kalian akan menikah. Maaf yaa aku sibuk kuliah sekarang jadi tidak bisa ikut. Aku tunggu minggu depan karna Kak Raka janji pulangnya sama kakak Angel juga"serunya kegirangan.
Aku terdiam dan kembali menangis.

"Kakak kenapa nangis?"tanya Alice.
"Kami tidak jadi menikah"jawabku sambil terisak.
"Kenapa?"tanyanya kaget.
"Kakakmu dan orangtuamu meninggal karena pesawat yang mereka tumpangi jatuh"jelasku pada Alice.
"Apa?Sekarang kaka di Indonesia sebelah mana? Aku akan kesana sekarang"tanyanya sambil terisak juga.

"Pontianak nanti jika kamu sudah disini telpon saja kaka yaa"pintaku.
"Oke"jawab Alice dan langsung mematikan telpon secara sepihak.

Beberapa jam berlalu dan aku sudah cek in di sebuah hotel. Besok aku akan memakamkan Raka dan orang tuanya. Hpku berbunyi Alice menelpon.
"Kak aku sudah di Bandara Pontianak. Kakak dimana biar aku susul?"tanya Alice yang masih terisak.
Astaga dia masih menangis pikirku, tapi ia kehilangan tiga anggota keluarganya sekaligus pantas saja dia menangis seperti itu.

"Kakak di Hotel Wonder. Kaka tunggu di lobi"jawabku.
Setelah lama menunggu akhirnya Alice datang.
"Kakak Angel kan? "tanyanya tersenyum.
"Yaa, darimana kau tahu? "tanyaku kembali.
"Aku pernah liat foto kaka di hp ka Raka"matanya berkaca-kaca saat menyebut nama kakanya itu.
"Ayo sini kamu pasti capek kan. Kakak juga capek dari Jakarta langsung ke Rumah sakit"kataku sambil menggandeng tangan Alice.

Di perjalanan menuju kamarku yang berada di lantai 4 itu, kami banyak berbicara.

"Kata kakak Raka, Kakak Angel itu seperti malaikat, baik, cantik seperti namanya"jelas Alice.
"Alice juga cantik baik lagi, kamu sayang banget sama kakakmu?"tanyaku penasaran.
"Iyaa. Kalo sama kakak Raka aku bisa manja-manja kayak anak kecil, tapi kakaknya sibuk banget, dan sekarang dia pergi jauh"Alice menangis lagi.
"Iklaskan yaa kakak sama mama papa bahagia kok Alice, sekarang Alice punya kaka Angel"ucapku memeluk Alice.

Kamipun akhirnya sampai di kamarku. Alice pergi mandi dan selesai mandi ia pun tertidur.

Pagi menyapa, aku dan Alice terbangun. Dan bersiap masing-masing.
"Menurut kakak aku harus nguburin dimana ya kak? "tanya Alice.
"Terserah Alice aja. Lebih baik di Singapura aja biar Alice enak kalo kangen kakak atau mama dan papa"kataku menyarankan.

"Yaudah kak, besok aja ya aku capek kak. Hari ini temenin Alice jalan-jalan ya kak. Alice gak pernah ke Indonesia"pintanya padaku.
"Terus kok kamu jago bahasa Indonesia? tanyaku.
"Alice diajarin kak Raka hehe"jawabnya.

Lalu ku temani Alice jalan-jalan seharian penuh. Lalu kami pulang dan tidur karena besok kami akan ke Singapura. Aku ingin menemani Alice untuk beberapa hari dan juga menguburkan Raka besok.

Jangan lupa vote yaa💛
Btw, RIP Raka😿
50 vote untuk next
Atau tunggu author ujian🙌

I am just a bitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang