Part 20

2.8K 58 0
                                    

Tekan bintang biar gahol

Sepi, mansion ini benar-benar sepi. Pasalnya, Angel sering kali lembur dan Alice sedang berlibur ke Indonesia.
Angel teringat percakapannya dengan Alice sebelum Alice berangkat.

"Ka Alice pergi ya mau liburan ke Indonesia" Alice menghampiriku kekantor
"Kapan?"tanyaku
"Sekarang hehe"pantas saja ia membawa koper sekarang
"Sama siapa"tanyaku lagi
"Reza"jawabnya malu-malu
"Oh, yasudah hati-hati ya"
"Iya kak"Alice tersenyum dan ingin keluar dari ruanganku
"Tunggu Alice"aku terpikir satu pertanyaan
"Kenapa kak?"
"Reza itu siapa nama lengkapnya?"tanyaku
"Oh Reza Darmawan kak. Kenapa?"
"Gakpapa kok"
"Yasudah Alice berangkat"

Aku mencoba mengingat-ngingat Reza patnerku dulu. Namun nihil aku benar-benar lupa siapa nama lengkapnya.
Terbesit ide dibenakku,
"Aku harus nanya sama Nyonya Mila"
Ku cari kontak Nyonya Mila di hpku, syukurnya aku menyimpan nomor-nomor dikartu. Jadi aku tak akan kehilangan nomor orang jika berganti handphone.

"Nyonya Mila saya Angel, apa saya boleh bertanya?"ku kirimkan pesan itu ke nomornya, berharap masih aktif.
Berselang beberapa menit aku mendapatkan balasan darinya.
"Ya jel, kenapa?"jawabnya.
"Nama lengkap Reza itu siapa?"tanyaku
"Reza Darmawan"jawabnya cepat
"Thankyou Nyonya"

Deg, aku panik. Apakah ia orang yang sama dengan pacar Alice?. Ku harap tidak, karena ku yakin ia seseorang yang berengsek. "Di Indonesia orang yang namanya Reza banyak"aku meyakinkan diriku sendiri.

"Permisi Nona"Tasya terdengar mengetuk pintuku dan masuk keruanganku.
"Nona Angel sebentar lagi jam untuk bertemu klien di Restoran X"katanya
"Aku akan bersiap"jawabku bangkit
"Baiklah saya permisi"
Aku segera menyiapkan diriku dan membawa beberapa berkas ke restoran yang disebutkan tadi.

"Oke meja nomor 12"ucapku mencari meja yang telah dipesan oleh klienku.
Akupun menemukannya dan segera menghampirinya.
"Permisi maaf jika lama menunggu"sapaku
"Ah ya tidak papa"sahut klien baruku.
Wajahnya tampan aku akui, dan aku sangat mengenalnya. Ia Rendi, mantanku. Tapi aku harus bersikap profesional.
"Bisa kita mulai?"tanyaku sedikit gugup
"Tentu"jawabnya

***

"Tasya, apakah bahan meeting dengan Doc Company sudah siap?"tanyaku pada Tasya saat ingin pulang
"Tentu Nona, semua sudah beres tinggal menunggu hari H saja"jawab Tasya ramah.
"Baiklah simpan baik-baik. Mungkin mereka akan memajukan meetingnya"
"Baik Nona"
"Jika semuanya sudah cepatlah pulang jangan sering-sering lembur"
"Baik Nona"

Aku meninggalkan kantor dan melaju untuk pulang ke mansion keluarga Joseph.
Didepan gerbang aku melihat mobil terparkir dan pengendaranya sedang berbincang dengan security.
"Siapa?"pikirku, aku tak bisa melihat karena ia beediri membelakangiku.
Kubunyikan klakson dan security segera membuka gerbang mansion.

"Angel"sapa seseorang dari luar mobilku.
"Rendi?.  Buat apasih dia kesini"pikirku dan keluar dari mobil.
"Lo ngapain sih kesini?"tanyaku dengan nada kesal.
"Mau ketemu kamu"jawabnya enteng.
"Udah deh Ren urusan kerja jangan dibawa kesini dong gue cape"ucapku berjalan ke pintu utama.
"Aku bilang mau ketemu kamu"jawabnya lagi sambil menarik tanganku.
"Serah lo"aku berjaln lebih cepat tetapi tetap saja ia mengikutiku.
"Boleh masuk gak?"tanyanya saat aku ingin menutup pintu. Ingin ku usir tapi tak enak hati, biar sajalah ia masuk nanti ku usir dengan cara halus.

"Cepet"ku bukakan pintu lebih lebar.
"Duduk disono"ucapku sambil menunjuk sofa.
"Lu mau minum apa? "tanyaku ketus
"Apa aja"jawabnya tersenyum
"Yaudah nanti ada pelayan yang ngantar kesini,  gue mau mandi gerah"
"Kok ditinggal mandi?"

"Siapa suruh kerumah orang sore-sore gini"
"Yaudah deh besok-besok aku datengnya siangan dikit"
"Gak bakal gue bukain pintu"pikirku dan beranjak ke kamar.

Hampir sejam ku tinggal kan Rendy di ruang tamu. Ku harap ia segera pulanh karena aku terlalu lama, tapi nihil ku lihat mobilnya masih terparkir diluar. Aku harus beracting ngantuk dan mengusirnya segera. Ku hampiri ia yang masih duduk manis di sofa sambil memainkan handphonenya.

"Maaf lama"ucapku ketus
"Gak kok gak lama"jawabnya berbinar setelah melihatku
"Lo mau ngapain?"
"Pingin ngobrol sama kamu"
"Yaudah cepet"
"Kamu udah punya patner? "
"Patner? Please jangan bawa soal kerjaan kesini"
"Patner hidup"jawabnya pelan
"Soulmate"sambungnya

Yang benar saja ia menanyakan itu padaku, dia pikir aku mau balik sama dia.  Haha no wayyy.

"No"jawabku singkat
"May I?"tanyanya sedikit memohon
"Bigg noooo"teriakku
"I will try babe, see you"Rendy mulai berdiri pertanda ia akan pulang. Ini benar-benar membuatku senang. Tapi juga sangat menjengkelkan ucapan-ucapannya tadi.

Aku mengantarkannya kedepan pintu dan segera menutupnya. Aku tak peduli dengan perasaannya, toh ia dulu juga tak pedulikan perasaanku.
"Tapi kok dia bisa di sini ya?"pikirku.
Bagaimana bisa kami bertemu lagi di Singapura. Benar-benar aneh.
"Ohhh, aku ingat. Mama papanya kan punya perusahaan disini"teriakku berhasil mengingat. Dulu mama papa Rendy sering ke Singapura karena urusan bisnis dan itu kesempatan Rendy untuk meminta jatah padaku.

Masih ada yang nunggu ni cerita gak sih.
Kalonya ada bakal dilanjutin. 
Komen kalonya kamu masih menunggu awwkwkokw.

I am just a bitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang