Part 16

4.5K 66 0
                                    

Teman-temanku ternganga, tak percaya dengan cerita yang telahku ceritakan sejak 15 menit yang lalu.
"Lo boongkan masalah Raka, gak mungkin jel"
"Kalian udah cocok banget"
"Terserah kalian percaya atau tidak, tapi aku punya bukti"ucapku murung lantas berdiri.
Mereka pun mengikuti langkahku, dan berhenti diatas nisan bertuliskan"Raka Aditya Joseph".

Mataku memandang teman-temanku yang terkejut dengan mata berkaca-kaca.
Mereka berlari memelukku,
"We always beside you"ucap Riska.
"Aku udah ikhlas kok, Raka pasti bahagia disana"ucapku dengan senyuman terpaksa.
Aku tak bisa membohongi hati, aku sakit, tersiksa, sedih kehilangan Raka. Tapi aku tau Raka pasti ingin aku bahagia walau tak bersamanya.
"Kapan kita balik ke Indonesia, kita beli rumah gede buat kita berlima"ucap Lea melepas pelukannya.
"Aku setuju, aku gak mau Angel merasa sendirian lagi"sahut Nicki serius.
"Aku bakal tinggal disini, aku udh janji sama Alice, aku juga bakal ngurusin perusahaan Raka"ucapku tak semangat diujung kalimat.

"Yasudah jel, kalo itu mau lo tapi lo harus janji selalu kasih kabar kekami"
"Siap komandan"ucapku tersenyum bahagia memiliki 4 sahabat seperti mereka.

***

Kemarin sahabat-sahabatku pulang, kembali ke Indonesia. Mereka hanya bisa berdiam 3 hari disini, dan pulang karena tuntutan pekerjaan. Mereka sepertiku, seorang jalang. Tapi, mereka sudah lama pensiun, dan hanya aku yang masih bertahan sampai Virus HIV itu menghantuiku, dan perintah Raka untuk mengundurkan diri. Ku rasa 3 hari bersama mereka cukup membuat terhibur. Dan aku tak enak hati dengan Alice kalau aku tidak segera bekerja di kantor Raka.

Sebenarnya aku tak berpengalaman di dunia kantoran, tapi aku harus belajar. Aku tidak ingin mengecewakan Raka yang sekarang menatapku dari atas langit. Pagi-pagi sekali aku bersiap, memakai baju ala wanita kantoran yang terlihat pas di badanku.
"Kenapa gak dari dulu aja sih gua kerja ginian, lumayan lah gak ada si HIV sialan"ucapku bingung pada diriku. Ku lihat jam dan sebentar lagi sarapan, aku pun langsung ke ruang makan dan mendapati Alice yang sibuk dengan ponselnya.

"Eh kakak, hari ini ngantornya?"ucap Alice menyadari aku yang masuk dengan setelan kantoran.
"Iya, udah janji sama Mr.Mandara"ucapku seraya duduk didepan Alice.
Alice menatapku sebentar lalu kembali fokus pada handphonenya, sesekali ia tersenyum. Aku memandang dengan pandangan menyelidik, "Apa kau mempertawakan pakaianku?gak cocok yaa?"ucapku minder.
"Gak kok kak, ini lagi bales chatingan"ucapnya masih fokus pasa benda pipih miliknya itu.
Aku hanya ber-oh ria, tidak memperdulikan dan mulai menggigit roti dengan selai coklat dan kacang hazel. Alice masih sibuk dengan kesibukannya, padahal aku sudah memakan 5 roti dengan selai kesukaanku.
"Roti tuh dimakan, tuh susu juga diminum biar cepat gede. Kalo ketawa terus yang ada kering tuh gigi"ucapku mulai kesal, pasalnya Alice selalu tertawa dan tak memakan satupun roti dihadapannya.
"Ah iya kak"ucapnya melepas handphonenya dan mulai memakan rotinya. Baru saja setengah roti di lahap, Alice menengok Hp nya yang kembali berbunyi.

"Makan"ucapku mengatur namun tetap tenang
"Iya iyaa"
"Siapa sih?pacar?"
"Gak kok, cuma temen"
"Deket?"
"Haha, iyaa"
Aku hanya menggangguk dan pergi, Alice juga sudah besar pikirku. Aku memutuskan pergi sekarang kalau nanti mungkin macet pikirku.
Aku sampai di kantor dan besar itu lagi, ku pikir masih sepi tapi malah sudah banyak karyawan yang datang. Tapi hanya sedikit yang mengenaliku. Sampai aku bertemu Mr.Mandara dan memperkenalkanku pada semua karyawan disana.
"Ini Nona Angeline, yang akan menggantikan tempat Tuan Raka disini. Dia adalah istri Tuan Raka yang belum sempat bersanding. Ah sudahlah, saya harap kalian bisa menghormati dan membantu Nona cantik ini. Ada yang ingin anda sampaikan nona?"tanya Mr.Mandara dengan sedikit menggodaku. Aku hanya menggangguk dan ia pun mempersilahkanku.

"Hai, saya Angeline saya dari Indonesia, umur saya 26 tahun. Disini, saya akan menggantikan posisi Tuan Raka Aditya Joseph. Sebenarnya saya juga ragu dan enggan untuk berada disini. Namun, saya percaya Raka berharap saya bisa memajukan bisnisnya. Dan saya yakin sekarang Raka memandang saya bangga dari atas sana"ucapku tersenyum miring.
Semua karyawan bertepuk tangan, dan mereka pun bersalaman denganku seraya memperkenalkan namanya.

Setelah proses perkenalam Mr.Mandara mengajakku ke lantai 4. Kami sampai di ruangan dengan pintu bertuliskan "CEO Raka A. Joseph" aku tersenyum sambil menahan air mata yang hampir keluar.
"Tasya, tolong secepatnya kamu ubah papan nama ini"ucap Mr.Manda meminta kepada Anatasya--sekretaris pribadiku. Setelah mendapatkan anggukan dari Tasya, Mr.Mandara membuka pintu itu dan mempersilahkan aku masuk. Seketika aku terdiam, aura Raka serasa menguap dari ruangan yang sekarang aku tempati. Tangan hangat Raka seakan memelukku dari belakang, aku tak kuat menahan bendungan air mata.

"Saya disini sebagai direktur, dan sekarang kamu Ceo nya"ucap Mr.Mandara membuka percakapan setelah hening beberapa menit.
"Bukankah saya direkturnya?"ucapku bingung, pasalnya itu yang Alice katakan padaku.
"Siapa bilang?"
"Alice"
"Kau percaya pada bocah itu?"
"Iya"
"Dia tidak tahu urusan perkantoran, jadi mungkin dia menjawab ngasal"Mr.Mandara terbahak. Aku pun mulai geram pada Alice, karna dia aku malu pada Mr.Mandara. Aku hanya tersipu malu dan mengumpat di dalam hati.

"Angel, tidak usah ragu bertanya pada saya jika kamu belum mengerti"ucap Mr.Mandara lagi.
"Ah iya pak. Saya pasti bertanya karena saya tidak mau perusahaan ini hancur"
"Jangan panggil saya bapak, saya masih muda"kata Mr.Mandara kesal, aku hanya menggangguk bingung mau menjawab apa.

"Nama saya Alex Mandara, kamu bisa panggil saya Alex. Saya sahabat Raka sejak kecil, dan saat Raka pergi menemui kamu sayalah yang bertanggung jawab dengan perusaan ini. Sekarang Raka sudah bahagia ditempat indah, saya harap kita bisa bekerja sama memajukan perusahaan ini. Oh ya Jp Company ini termasuk perusahaan terkenal di Asia. Beberapa bulan lagi kita mengadakan meeting besar. Kenapa saya bilang besar?karena ada perusahaan maju dari Eropa yang ingin bekerja sama dengan kita. Saya harap kamu benar-benar mempersiapkannya, dan saya janji akan membantu kamu"ucap Alex panjang lebar.
"Baik, saya akan bekerja keras semampu saya"ucapku yakin.

***

Meeting selesai, ini adalah meeting keempatku setelah 3 bulan menjadi Ceo di Jp Company. Ku akui aku belum cukup handal, tapi aku sudah bisa menjalankan perusaan besar ini karena bantan Alex tentunya. Alex sangat baik, aku menganggapnya seperti kakakku sendiri. Dan Alex minta untuk mempersiapkan bahan meeting besar minggu depan. Aku tak percaya, secepat itu tapi aku harus yakin.

"Tasya, apa aku memiliki jadwal lagi?"tanyaku pada Anatasya Wellix.
"Tidak ada nona, tapi ada beberapa berkas yang belum anda tanda tangani"ucapnya tersenyum.
"Baiklah"ucapku memutus sambungan telpon. Ku pikir, aku bisa menanda tanganinya besok karena aku harus pulang. Sebelum pulang aku ke ruangan Alex dan memberitahunya.
"Aku pulang duluan ya, Pms nyiksa"ucapku memegang perutku yang serasa diaduk.
"Baiklah, minum obatmu aku akan menanganinya semua."sahut Alex mengangguk. Aku pun keluar dan langsung meninggalkan kantor dengan mobil yang sering Raka gunakan.

Jangan lupa vote yaa💛
Aku bingung mau dibawa kemana ini cerita😩
Btw, yang kemaren gak sengaja kepotong ceritanya. Enjoy this page.

I am just a bitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang