Bad Boy Behind The Glasses
15. MencurigakanAku hanya berharap kamu bisa membalas rasa suka ku, jika kamu tidak bisa membalasnya, cobalah untuk menghargainya.
~~~~~
SEJAK masuk kelas tadi sampai jam menunjukkan pukul dua belas Rasya sama sekali tidak mengeluarkan suaranya. Lelaki itu bahkan tak menoleh ke arah Keyla, entah Rasya mendapat pencerahan dari mana sehingga dia memperhatikan guru di depan.
Keyla sangat ingin mebuka percakapan sejak tadi, namun wajah Rasya nampak sangat tidak bersahabat ketika Keyla membuka mulut sehingga gadis itu mengatupkannya lagi.
Pada akhirnya Keyla memberanikan diri untuk menanyakan sebuah soal yang susah menurutnya, "Ras," panggil Keyla.
Rasya masih sibuk mencatat materi di depan.
"Rasya," panggil Keyla sekali lagi.
"Apaan dah?" tanya Rasya kesal sambil menatap Keyla tajam.
"Jangan gitu natapnya, serem tau," rengek Keyla.
"Bodo amat."
"Ihhh, jahat!" kata Keyla kesal.
Rasya menatap Keyla kesal, "duh, yang bener kek, udah dijawab malah bilang jahat, alay lo monyet," ujar Rasya lalu kembali fokus dengan catatannya.
"Rasya masih marah?" tanya Keyla, perkataannya itu tertuju pada kejadian kemarin.
Rasya terdiam tak menjawab.
"Maaf deh, janji nggak nanya lagi," ujar Keyla.
"Iya, iya. Terus tadi manggil gue mau ngapain?" tanya Rasya.
"Gue mau nanya cara soal yang nomor dua, susah banget," ujar Keyla.
"Katanya janji nggak nanya lagi," kata Rasya sambil tersenyum meledek Keyla.
Keyla mendengus kesal, "ya udah jangan dijawab." Wajahnya berubah menjadi cemberut.
"Lah ngambek." Rasya menatap Keyla, "mana yang nggak ngerti? Sini gue ajarin!"
Keyla tak menjawab.
"Duh jangan ngambek-ngambekan ah, kayak kita pacaran aja," kata Rasya enteng.
Keyla menatap Rasya kesal, entah kenapa perkataan itu membuat gadis ini merasa kesal. "Ihh Rasya."
"Kenapa? Berharap jadi pacar gue?" goda Rasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Behind The Glasses
Teen FictionCERITA TELAH DITERBITKAN Abstrax Series [1] : Ananta Rasya Fredick Keyla adalah gadis yang perfeksionis. Apa-apa harus serba sempurna. Dari atas sampai bawah harus serba oke. Dan semuanya harus serba higienis. Namun, semuanya berubah ketika ayahnya...