Bad Boy Behind The Glasses
44. KhawatirKenapa aku mulai tidak percaya dengan rasa suka mu? Apakah kamu benar-benar menyukaiku?
~~~~~
RASYA terdiam. Lelaki itu masih berusaha mengontrol emosinya. Sementara Keyla yang berada di sebelah Rasya menunduk takut. Baru pertama kali ia setakut dengan Rasya.
"Lo ngapain ke sini?" tanya Rasya.
Keyla tahu Rasya marah kali ini. Sorot matanya saja sangat menyeramkan.
"Maaf," cicit Keyla.
"Gue tanya lo ngapain ke sini?" Rasya sedikit membentak. "Siapa yang bawa lo ke sini?"
"Radit sama Leo yang nyari gue ke rumah," jawab Keyla pada akhirnya.
Rasya memukul stir mobil di hadapannya, "bangsat emang mereka." Rasya hendak keluar mobil namun tangannya ditahan Keyla.
"Jangan bertengkar lagi," pinta Keyla.
Rasya menatap Keyla yang tak berani menatapnya. "Lo ngapain sih ke sini? Lo nggak mikirin kalau di sini ada Gavin? Lo nggak mikirin orang tua lo yang bakalan khawatir ngeliat lo hilag di tengah malem kayak gini. Kalau bunda atau ayah lo sampai tau, gue harus jawab apa?"
Keyla menunduk, gadis itu berusaha menahan air matanya.
Rasya berusaha mengontrol emosinya. "Lo gue anter pulang aja," kata Rasya.
Keyla menggeleng, "tangan lo luka, gue obatin ya? Lo ada P3K kan?" Keyla memberanikan diri.
"Nggak."
"Tapi ini luka." Keyla menyentuh pelan luka goresan pisau yang ada di lengan Rasya.
Lelaki itu menepis pelan tangan Keyla, "Key, kita pulang sekarang, jangan aneh-aneh!" Kali ini Rasya membentak Keyla.
Tangisan Keyla pun pecah, gadis itu memeluk Rasya dengan erat, "Ras, maafin gue, jangan marah lagi ya ... gue khawatir sama lo." kata Keyla disela-sela tangisnya.
Rasya membeku mendengar Keyla menangis. Keyla menangis karena bentakannya. Inilah mengapa Rasya tidak ingin bertemu Keyla saat sedan emosi.
"Jangan nangis," kata Rasya.
"Lo nyeremin," ujar Keyla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Behind The Glasses
Novela JuvenilCERITA TELAH DITERBITKAN Abstrax Series [1] : Ananta Rasya Fredick Keyla adalah gadis yang perfeksionis. Apa-apa harus serba sempurna. Dari atas sampai bawah harus serba oke. Dan semuanya harus serba higienis. Namun, semuanya berubah ketika ayahnya...