Chapter 1

19.2K 325 2
                                    

Harry's POV


Kepulan asap rokok menjadi pemandangan tepat di depan wajahku, aku menghisap dan menghembuskannya. Begitu sampai berulang kali.


Malam ini untuk pertama kalinya aku muak mendatangi pub yang berisi para pecandu seks. Aku lebih memilih duduk di halaman rumah dengan sebungkus rokok, bir, juga koran.


Udara dingin sama sekali tidak menghentikan keinginan ku untuk berada di luar. Kau tahu ini hampir jam 12 malam.


Samar-samar aku mendengar suara Chazz yang sedang berbicara dengan seseorang yang ku asumsikan itu adalah gadisnya yang manja. Walaupun dia berbicara lewat telepon tetap saja aku terganggu, itu membuatku teringat akan sifat kekasihnya yang sangat manja dan menggelikan.


Bahkan aku cukup sering membanting beberapa barang untuk menyindirnya agar ia diam jika sedang berkunjung kemari. Menyadari itu Chazz belakangan ini akan membawa gadisnya kerumah jika aku sedang tidak berada disini. Itu dapat ku tebak mengingat aku sudah jarang mendapati mereka bermesraan di rumah ini.

Tak lama Chazz keluar dari dalam dengan kunci mobil di tangannya juga ponsel yang berada di sisi telinganya. Ia berjalan dengan langkah lebar. Setelah menghilang di samping rumah, ia terdengar menyentak.


" Apa? Kau gila? Ini hampir dini hari, Blaire ". Aku memutar bola mataku malas, lagi-lagi urusan sepasang kekasih yang berlebihan itu tiada habisnya bahkan di malam buta seperti ini.
" Baiklah-baiklah aku menunggumu di halaman "

Tak lama kudengar suara langkah kaki yang mendekat.

" Kau tidak keluar, Harry? ". Oh? Apa si bocah ini mencoba akrab denganku? Aku sebenarnya sedang malas berbicara tapi mengingat bahwa kami yang bersaudara tapi tak pernah akur so yeah...

" Aku sedang malas ". Jawabku singkat dan jelas tanpa melihat ke arahnya.

" Tap--syukurlah ". Tiba-tiba saja ia pergi dari sampingku menghampiri 2 orang gadis dengan sepeda mereka di tengah malam seperti ini. Apa mereka sinting? Mereka bisa saja di perkosa! Tapi untuk apa pula aku peduli?

Mataku langsung terasa sakit saat melihat salah satu dari kedua gadis itu. Ya siapa lagi jika bukan si-manja-yang-menggelikan itu. Dia turun dari sepeda dan dengan kegirangan masuk ke pelukan Chazz, sedangkan temannya yang menggonceng nya tadi mengayuh sepedanya sedikit menjauh dengan ekspresi datar. Cahaya lampu yang cukup membuatku dapat melihat wajahnya dengan sangat jelas. Jika dilihat sekilas dia memang terlihat biasa saja tapi setelah memperhatikannya cukup lama ternyata dia imut juga. Entahlah... sebenarnya aku kerap kali menjumpai gadis-gadis cantik yang jalang. Tapi tidak se-natural dirinya.



Aku menatap koran yang menutupi kepalaku.

Aku melihat tulisan-tulisan yang tercetak disana tapi otakku sama sekali tidak mengerti apa yang ku baca.

" Oh ayolah. Jangan egois! Aku tidak mau pulang sendirian, oke? ". Ku dengar suara seorang gadis tapi aku yakin itu bukan suara si manja itu. Suaranya terdengar sedikit lantang dan kesal.

" Ku mohon, Reb. Aku ingin menginap disini, aku bosan di rumah ". Nah itu baru suara si manja.

" Kau tidak mengatakan apa-apa tadi kecuali memintaku untuk menemanimu menemuinya, itu masih sangat jelas "

" Kau lah yang egois, Reb. Ini sudah malam dan-- ". Chazz membela gadisnya namun gadis yang di panggil Reb itu segera memotongnya.


" Aw..kalian sangat lucu, kalian lah yang egois membuatku terbangun di tengah malam hanya untuk berdebat seperti ini. Terimakasih tapi aku cukup berani untuk melintasi malam seorang diri. Sampai jumpa ". Dengan itu gadis itu mengayuh sepedanya untuk pergi dari sini. Si manja terus-menerus meneriaki namanya sedangkan Chazz menarik tangan gadisnya.



Dark LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang