Chapter 18

3.7K 121 0
                                    





Harry tak henti-hentinya menggodaku dengan setiap kecupannya, dengan setiap belaiannya pada tubuhku. Entah kenapa aku tak mampu mengontrol diriku sendiri untuk menolaknya.




" Harry apa kau melupakan syarat ku untukmu? ". Itulah ucapanku, terdengar menolak tapi respon tubuhku tidak. Tubuhku justru menerima segala perlakuannya.


" Lupakan saja hal itu, Reb! ". Jawabnya santai. Aku pun mendorong nya, lalu bergerak mundur. Aku membenahi pakaianku dan keluar dari tenda ini. Huh... untung saja ia tak menahanku.


Ku dapati mereka semua yang kini memandang ku yang baru saja keluar dari tenda. Aku memberi mereka dengan tatapan bertanya dan mereka langsung mengalihkan pandangan mereka.



Terik matahari tepat di atas kepalaku membuat ku ingin berteduh di pohon yang rindang. Pun aku memilih pohon yang tidak terlalu jauh dari tenda dan duduk di sana.




Angin yang berhembus lembut menghantarkan ku pada keadaan yang sangat tidak pas untuk kurasakan saat ini, aku menguap beberapa kali. Dan sekarang tentu saja aku mengantuk, sialan. Padahal aku ingin menikmati kedamaian ini. Tapi aku juga tidak mau tidur di tenda jika si Bajingan mesum itu masih disana. Bisa-bisa aku bukannya tidur tapi akan sibuk menepisnya dariku.


" Hey, sedang apa? ". Aku menoleh ke sumber suara, ternyata itu suara Cam. Ia berdiri hanya beberapa langkah dari tempat ku duduk. Tapi apa ia berbicara denganku? Jika iya mengapa ia tidak melihatku. Pun aku menoleh ke arah berlawanan.
"AAAAAAA.....". Oh, bajingan! Mereka mengerjaiku rupanya. Bayangkan saja tiba-tiba muncul boneka yang lusuh layaknya boneka hantu disebelah mu. Dan boneka itu melayang tepat didepan wajahku, alias Harry yang memegangnya.
" Brengsek, Harry! ". Aku merampas boneka itu darinya dan menghantamkannya pada wajahnya yang rupawan. Huh biarkan saja aku tidak peduli.



Cam tertawa layaknya orang gila disana, masih ditempatnya berdiri. Kulirik lagi dibelakangnya, teman-teman Harry yang lainnya, Chazz dan Blaire, semuanya tertawa.



" Just kidding ". Harry menahan tanganku yang akan memukulnya lagi. Ia berdiri dan memanjat pohon yang menjadi tempat sandaran ku. Aku mengabaikannya dan menikmati pemandangan di depanku.




***



" Harry, apa kau membawa persediaan untuk mandi? ". Tanyaku pada Harry yang sibuk dengan ponselnya sambil berbaring di tenda dan berbantalkan tas ransel. Ia melirik ku sekilas dan menunjuk sebuah tas kecil dengan memanyunkan bibirnya. Aku mendekati tas itu dan mengecek isinya. Tapi sebenarnya bukan inilah yang kumaksud. Percuma bukan ada sabun, sikat gigi, dan juga shampoo tapi tidak ada air?
" Apa kau tahu disekitar sini ada sungai atau danau mungkin? ". Tanyaku lagi, Harry menutup ponselnya. Dan mengubah posisinya menjadi duduk.



" Aku akan memastikannya ". Jawabnya yang justru tak pasti, ia pun keluar dari tenda dan tubuhku menegang saat melihat layar ponsel Harry yang terpajang wajah seorang wanita cantik. Ternyata ini sebuah panggilan masuk dan Harry memajang foto ini. Tapi siapa ini? Aku ingin memanggil Harry tapi panggilannya sudah terputus. Aku lalu mengambil ponselnya berniat untuk memberikannya pada Harry tapi sebuah notifikasi pesan membuatku memendam niatku.

Dark LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang