Aku terkejut saat menyadari bahwa aku sudah berada di kamarku. Menoleh, aku mendapati Harry yang sedang menatapku. Bukan hanya Harry tapi disini juga ada Chazz dan Blaire. Mereka hanya diam dan Blaire segera berlari entah kemana.
Aku mengucek mataku dan memastikan aku sudah memakai baju. Aku mencoba untuk turun dari ranjangku berniat untuk kabur dari suasana canggung yang bodoh ini.
" Tetap disana! ". Harry berbicara dengan suaranya yang pelan dan dalam. Pun aku mengurungkan niatku. Tak lama Blaire datang dan menyodorkan ku segelas air juga memberikan aroma terapi di depan hidungku untuk ku hirup.
" Kau baik-baik saja , kan? ". Tanya Blaire hampir berbisik. Aku hanya mengangguk dan duduk di tepian kasur.
" Apa kau mau memeriksakan diri ke dokter? ". Kini kudengar Chazz yang bersuara. Aku menoleh padanya dan menatap matanya. Aku memberi ekspresi memohon agar ia tak memaksaku. Itu kulakukan karena ku dengar dari Blaire. Blaire bilang jika Chazz mengajukan suatu pendapat maka ia akan berusaha untuk menyuruh orang itu untuk melakukan pendapatnya. Dan aku merasa baik-baik saja oleh sebab itu aku hanya ingin beristirahat di rumah.
" Tidak, Chazz. Aku baik-baik saja "
" Kau harus tetap memeriksakan diri, Reb. Ini demi kebaikan mu ". Sial, nyatanya Blaire ikut-ikutan memaksaku. Blaire hendak berbicara lagi namun segera disentak oleh Harry.
" Hentikan basa-basi ini! ". Sentaknya, aku melotot padanya. Ugh... seharusnya pria sinting ini tidak berada disini.
" Apa, Harry? Kau mau bilang dia baik-baik saja, huh? Kau menyiksanya, Harry! Seharusnya kau segera membawanya ke rumah sakit ketika dia pingsan tadi. Tapi apa yang kau lakukan? Kau memang manusia biadab yang tak berperasaan! ". Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku, aku tak menyangka Blaire berani mengucapkan kata-kata itu. Lihat yang ia dapat sekarang. Aku yakin Harry akan segera meledak-ledak sekarang.
" Beraninya kau! ". Harry berjalan dengan langkah lebar menghampiri Blaire. Chazz segera menahannya namun amarahnya tidak dapat ia bendung, ia meronta dari Chazz. Dan aku langsung berdiri dihadapan Blaire yang sudah bergetar ketakutan. Pelipisnya telah dibasahi oleh keringat.
Harry berhasil lepas dari Chazz dengan mendorong tubuh adiknya itu, ia lalu menyuruhku menyingkir.
" Tidak, Harry. Kumohon jangan membuat masalah lagi! Aku minta kau pergi dari sini! Aku ingin sendiri. Blaire, Chazz tolong tinggalkan aku ". Harry menatapku garang, rahangnya mengeras dan ia mengatupkan bibirnya menahan amarahnya.
Ia lalu berjalan menuju pintu dan menghilang di belokan. Kurasakan tangan Blaire yang mengelus punggungku.
" Reb, aku minta maaf atas kelakuan Harry terhadapmu ". Chazz menghampiriku dan memelukku. Air mataku lagi-lagi harus menetes. Aku dapat merasakan rasa tak enak hati darinya.
Chazz melepaskan pelukannya dan membawa gadisnya pergi. Blaire melambaikan tangannya dan menutup pintu.
***
Matahari hampir terbenam, aku duduk di ayunan di samping kolam ikan. Udara di sore hari menyisir rambutku ke belakang. Aku sedang tidak memikirkan tentang kelakuan Harry yang benar-benar keras. Aku justru memikirkan segala ucapannya, terutama ucapannya tentang perasaannya terhadapku. Tapi apakah aku harus mempercayainya? Aku sangat ragu akan hal itu. Aku takut jika itu hanya sekedar kata-katanya yang mana membuatku langsung paham dan menerimanya, sedangkan aku juga mungkin akan jatuh cinta padanya. Dan aku takut merasakan pahitnya telah dibohongi oleh kata-kata cinta.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Love
RomansaDia seorang bad boy, ia menakutkan, menyiksa, tapi membuatku jatuh hati. aku selalu terisak dan khawatir, ia membawaku ke dalam kegelapan. Kau tahu sesuatu yang membuatku bahagia, ternyata kegelapan hanyalah jalan yang kau pilih untuk membawaku kepa...